x

Ligina 2006, Kala Nama Besar PSM Makassar Tak Berarti di Mata Persmin Minahasa

Minggu, 12 April 2020 13:37 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
Kompetisi Liga Indonesia (Ligina) 2006 menyimpan kisah duel Sulawesi di mana nama besar PSM Makassar tak berarti apa-apa di mata Persmin Minahasa.

FOOTBALL265.COM - Liga Indonesia (Ligina) 2006 menjadi musim yang memberikan cerita kelam bagi suporter PSM Makassar. Bagaimana tidak, pada musim tersebut, nama besar klub kebanggaannya tersebut tak berarti apa-apa di mata Persmin Minahasa.

PSM merupakan salah satu klub raksasa Indonesia yang konsisten dalam perburuan gelar juara Ligina di setiap musimnya. Sejak edisi kedua musim 1995/96, Pasukan Ramang konsisten menembus babak 8 Besar jika menggunakan format dua wilayah.

Begitu pun pada Ligina edisi 2003 dan 2004 ketika menggunakan format satu wilayah seperti Liga 1 kini, PSM konsisten bersaing di jalur juara. Bahkan, klub merah marun asal Sulsel ini selalu menyabet status sebagai runner up pada kedua musim tersebut.

Baca Juga
Baca Juga

Namun, cerita berbeda tersaji pada Ligina 2006 kala dua klub asal Sulut, Persmin Minahasa dan Persibom Bolaang Mongondow menjalani musim kedua di kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia. PSM di luar dugaan harus kalah bersaing.

Ya, tahta PSM sebagai klub terbaik dari Pulau Sulawesi sejak dahulu kala seketika runtuh pada Ligina 2006. Dialah Persmin, klub yang membuat nama besar Pasukan Ramang selama bertahun-tahun lamanya menjadi tak berarti apa-apa lagi pada musim tersebut.

Lantas bagaimanakah kisahnya? Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT rangkum untuk anda.


1. Rivalitas PSM Makassar dan Persmin Minahasa

Skuat Persmin Minahasa

Rivalitas kedua klub telah panas sejak fase awal di Wilayah Timur dengan saling mengalahkan ketika berstatus tuan rumah. Untuk di fase ini, PSM terbilang unggul atas Persmin apabila melihat agregat gol yang terjadi pada dua pertemuan tersebut.

Pertemuan pertama kedua klub langsung tersaji pada pekan pembuka Ligina 2006, Persmin menjamu PSM di Stadion Maesa Tondano. Tuan rumah berhasil meraih kemenangan dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Tommy Mongopa di menit ke-33.

PSM lalu membalas saat gantian menjamu Persmin di Stadion Andi Mattalatta pada putaran kedua Ligina 2006. Gol dari tiga legiun asing, Aldo Barretto (25'), Ronald Fagundez (67'), dan Luciano Olier (81') membawa Pasukan Ramang menang dengan skor 3-1.

Baca Juga
Baca Juga

Walau secara agregat unggul dengan skor 3-1, nyatanya PSM berada di peringkat ketiga di klasemen akhir Wilayah Timur Ligina 2006 dengan 42 poin, hasil dari 12 kemenangan, enam imbang, dan delapan kekalahan ditambah 44 gol serta 32 kebobolan.

Sementara Persmin menyabet status sebagai pemuncak klasemen dengan raihan 50 poin hasil dari 16 menang, dua imbang, dan delapan kekalahan. Manguni Makasiouw bahkan mengungguli Persik Kediri yang menjadi klub paling subur dengan 53 golnya.

Sampai di sini, keduanya saling mengalahkan di mana PSM memenangi agregat dari dua kali pertemuan sedangkan Persmin unggul dalam posisi di klasemen akhir Wilayah Timur Ligina 2006. Akan tetapi, kedua klub tetap berhak melaju ke Babak 8 Besar.

Pada Babak 8 Besar, kedua klub kembali tergabung di Grup B bersama Persija Jakarta dan Persekabpas Pasuruan dari Wilayah Barat. Di sinilah PSM seolah menjadi klub mendioker dan nama besarnya seolah tak berarti apa-apa di mata Persmin.

Persmin dan PSM langsung saling jegal pada laga perdana Grup B Babak 8 Besar Ligina 2006 di Stadion Petrokimia, Gresik, Senin (17/07/06) silam. Laga berjalan sangat sengit, kedua klub saling mengadu gengsi untuk menjadi yang terbaik di Derby Sulawesi.

PSM sempat unggul 2-0 berkat gol Aldo Barretto di menit ke-31 dan sepakan chip Ronald Fagundez di menit ke-65. Namun, Persmin menghadirkan mimpi buruk kala mampu menyamakan skor dalam dua menit lewat Eugene Gray (84') dan Jorge Toledo (86').

Laga bertajuk Derby Sulawesi di Babak 8 Besar Ligina 2006 tersebut pun berakhir imbang dengan skor sama kuat 2-2. Sekali lagi, untuk urusan pertemuan, PSM masih sedikit mampu mengungguli Persmin dari tiga laga disepanjang musim tersebut.

Namun, dari segi posisi di tabel klasemen, Persmin kembali mengungguli PSM di Babak 8 Besar. Pasukan Ramang menghuni dasar klasemen dan gugur dalam perburuan gelar juara sedangkan Manguni Makasiouw menjadi runner up Grup B untuk lolos ke semifinal.

Persmin menjadi runner up Grup B Babak 8 Besar Ligina 2006 di bawah Persekabpas. Manguni Makasiouw meraih tiga poin, hasil dari tiga kali bermain imbang selama fase gugur plus empat kali menjebol gawang lawan dan empat kali kebobolan juga.

Sedangkan PSM menjadi juru kunci Grup B Babak 8 Besar Ligina 2006 karena hanya mampu mengemas dua poin. Hasil dari dua kali imbang (satu lagi bermain 0-0 melawan Persija) dan satu kekalahan menyakitkan dengan skor telak 1-5 atas Persekabpas.

Alhasil, Syamsul Chaeruddin dkk. harus pulang ke Makassar sambil menahan malu akibat kandas di Babak 8 Besar Ligina 2006. Buruknya lagi, PSM kalah bersaing dengan Persmin yang notabene baru merasakan musim keduanya di kompetisi level teratas.

Baca Juga
Baca Juga

Sementara itu, Persmin melanjutkan perjalanan ke Stadion Mahanan, Solo, untuk menghadapi Persik pada fase semifinal (4 besar), Kamis (27/07/20). Sayang, Jorge Toledo dkk. tak mampu meneruskan langkahnya ke laga final akibat takluk dengan skor 1-3.

Meski demikian, Persmin tetap berbangga sebab menembus semifinal membuatnya menyandang status sebagai juara ketiga Ligina 2006 bersama Persekabpas. Capaian tersebut merupakan yang terbaik dalam sejarah klub yang berdiri pada tahun 1963.

PSM MakassarLiga IndonesiaPersmin Minahasa

Berita Terkini