Kisah Gattuso di Skotlandia: Si Badak Muda yang Jadi Korban Gascoigne
FOOTBALL265.COM - Gennaro Gattuso dan Paul Gascoigne adalah dua pria dengan watak berbeda. Setidaknya hal tersebut terlihat di atas lapangan. Gattuso terkenal dengan determinasi kuat sedangkan Gascoigne adalah pemain yang suka bercanda. Siapa sangka keduanya adalah kawan karib di Glasgow Rangers.
Kembali ke musim 1997-1998. Saat itu, sepak bola di Britania Raya berlomba-lomba mendatangkan pemain asal Italia. Glasgow Rangers yang kala itu diarsiteki Walter Smith mendatangkan empat pemain Italia sekaligus. Salah satunya adalah Gattuso yang baru berusia 19 tahun.
Banyak yang sangsi atas transfer Gattuso kala itu. Pasalnya ia bukanlah pemain utama di Perugia. Namun Smith merasa percaya dengan kemampuannya setelah melihat penampilannya di turnamen antar negara level junior.
Kepercayaan pun berbuah manis. Gattuso menunjukkan kemampuannya dengan determinasi tinggi layaknya seekor badak, persis dengan julukannya. Namun determinasi tinggi tersebut nyatanya memberi petaka bagi Glasgow Rangers.
Kengototan Gattuso dalam bermain hampir mencelakakan para pemain Rangers lainnya. Tanya saja pada Ally McCoist, yang dadanya terkena enam pul sepau akibat tekel pria yang kini melatih Napoli tersebut.
Usut punya usut, ternyata kejadian Gennaro Gattuso dan McCoist lahir karena sosok Paul Gascoigne. Pria asal Inggris ini menjadi dalang dari kerasnya permainan Gattuso di Glasgow Rangers saat pertama kali bergabung.
Kurang lebih begini ceritanya. Gattuso yang saat itu berusia 19 tahun tak sedikitpun mengerti bahasa Inggris. Alhasil Walter Smith selaku pelatih meminta Gascoigne untuk menjadi penghubungnya. Sebagai informasi, Gascoigne pernah bermain bagi Lazio selama tiga tahun dan mampu berbahasa Italia.
Smith meminta Gascoigne untuk mengingatkan Gattuso agar tak melancarkan tekel-tekel keras. Bukannya menasihatinya, Gascoigne justru meminta Gattuso untuk lebih ngotot sehingga dada McCoist menjadi korbannya.
Gascoigne sendiri merupakan teman karib Gattuso selama di Rangers. Hal tersebut tercipta saat Gattuso pertama kali bergabung. Di hari pertamanya, mantan pemain AC Milan ini harus berkenalan dengan Gascoigne dengan cara tak elegan.
Gascoigne mengenalkan sosoknya kepada Gattuso dengan kotorannya sendiri yang ia taruh di kaos kaki Gattuso. Hal tersebut masih dikenangnya hingga saat ini.
"Saat hari pertamaku di Glasgow, Paul Gascoigne buang air besar di kaos kakiku. Dia melakukannya saat saya sedang mandi. Saya kembali ke kamar ganti dan di sana ada bau busuk menyengat," kenang Gattuso.
Itulah cara Gascoigne mengenalkan dirinya. Terbilang jorok, namun efektif. Keduanya kian dekat apalagi Gattuso menjadikan Gascoigne sebagai mentor, selain karena komunikasi keduanya menggunakan bahasa Italia.
Meski berteman akrab, Gascoigne tak ada henti-hentinya bercanda. Pernah dalam satu kesempatan, pria asal Inggris ini menipu Gattuso saat berbelanja pakaian. Ia menyebutkan bahwa pakaian tersebut nantinya akan dipotong dari penghasilannya selama di Rangers.
Namun Gattuso dibuat terkejut saat sang pemilik toko menyuruhnya membayar 10 ribu poundsterling. Untungnya, Gascoigne masih berada di toko tersebut dan membayar pakaian yang dibeli Gattuso.
Perjalanan Gattuso di Skotlandia pun berlanjut. Setiap laga dimainkannya bersama Rangers dan mampu membuat sosoknya dicintai oleh para penggemar. Gattuso tanpa segan menyebut pengalamannya di Skotlandia merupakan titik tolak kariernya sehingga mengerti sepak bola profesional.
Sayangnya, kebersamaan tersebut hanya bertahan satu musim. Gennaro Gattuso harus kembali ke Italia pada tahun 1998 akibat urung mendapat tempat setelah pergantian pelatih. Pun dengan Paul Gascoigne yang memilih pulang ke Inggris. Duet keduanya resmi berakhir setelah Walter Smith hengkang dari Glasgow Rangers.