Frederic Kanoute, Striker Tajam Sevilla Pilih Sepak Bola untuk Berdakwah
FOOTBALL265.COM - Berikut ini merupakan kisah Frederic Konaute, seorang striker tajam klub LaLiga Spanyol Sevilla yang memilih sepak bola untuk berdakwah.
Pemain dengan nama lengkap Frederic Oumar Kanoute lahir di kawasan Sainte-Foy-les-Lyon, Rhone, Prancis pada 2 September 1977 silam (kini 42 tahun).
Dirinya lahir di lingkungan Islam. Pasalnya kedua orang tua Kanoute asli kelahiran Mali yang kental nuansa Islam dan menjadi imigran di Prancis.
Kanoute sejak kecil memang menggemari dunia sepak bola. Hal itu terlihat dari piawainya Kanoute kala menjadi striker untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Sampai pada akhirnya bakat Kanoute pun membuat klub Ligue 1 Prancis Lyon kepincut dan akhirnya mengontraknya selama dua musim penuh (1997-2000).
Kanoute turut menyumbang sembilan gol dari 40 laga tanpa menyumbang satu gelar pun. Lalu dirinya menerima tawaran dari klub Liga Inggris West Ham United.
Bersama West Ham United, Kanoute turut menyumbang 29 gol dari 84 laga selama tiga musim (2000-03). Lalu striker dengan postur 193 cm itu hengkang ke Tottenham Hotspur.
Bersama Tottenham Hotspur, Kanoute hanya menyumbang 14 gol dari 60 laga di semua kompetisi selama dua musim 2003-05 saja dan tak diperpanjang.
Kemampuan Kanoute mendapat pantauan dari klub LaLiga Spanyol Sevilla. Dirinya pun tanpa ragu untuk menerima pinangan tersebut dalam melanjutkan karier.
Dengan Sevilla, jalan untuk Kanoute dakwah semakin terang. Pasalnya Sevilla merupakan kota bersejarah yang lekat dengan budaya pengaruh Islam.
Bangunan peninggalan peradaban Islam di Kota Andalusia selama lebih dari 500 tahun masih berdiri kokoh. Hal ini meneguhkan Kanoute dalam menyampaikan ceramah melalui sepak bola.
Melawan Sesuatu yang Haram
Kanoute memang dikenal sebagai pemain muslim yang sangat taat luar biasa. Pasalnya ketika mencetak gol, Kanoute tak lupa melakukan sujud syukur.
Selama membela Sevilla hampir tujuh musim (2005-12), Kanoute sempat terlibat konflik dengan sejumlah pihak saat berkarier di Spanyol.
Kanoute sempat dengan lantang menolak mengenakan jersey Sevilla yang kala itu disponsori oleh situs judi (taruhan) bernama 888.com.
Dalam beberapa pertandingan di berbagai ajang Kanoute kerap menutup lambang tersebut dengan selotip atau apapun. Karena hal itu bertentangan dengan Islam.
"Islam telah membantu saya menjadi seperti ini, jadi ini normal," kata Kanoute dikutip Independent, 2012.
Kanoute sempat diberi kesempatan oleh Sevilla untuk mengenakan jersey khusus. Akan tetapi pihak sponsor tetap geram.
Apa yang dilakukan Kanoute pun berimbas terhadap Sevilla. Sampai akhirnya tiga pihak ini melakukan pertemuan guna membahas konflik kurang mengenakkan ini.
Kesepakatan pun didapat, di mana Kanoute bakal memakai jersey Sevilla dengan logo judi tetapi pihak sponsor dilarang melibatkan dirinya dalam acara apapun.
Kanoute pun meminta uang yang didapat dari pihak sponsor klub lebih baik disumbangkan langsung ke tempat ibadah atau orang miskin di kawasan Kota Andalusia.
Beri Dukungan Palestina
Kanoute pun kembali diterjang peristiwa kurang mengenakkan ketika dirinya dengan berani memberi dukungan langsung kepada negara Palestina.
Hal itu terjadi di ajang Copa del Rey 2009. Pada Januari silam, Sevilla bersua Deportivo la Coruna di babak 16 besar yang berlangsung dua leg.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan dihadiri banyak penonton. Kanoute turut mencetak gol dan merayakannya dengan tak biasa.
Pasalnya Kanoute mengangkat jersey yang baju dalamnya (warna hitam) memperlihatkan tulisan Palestina. Hal itu dia lakukan sebagai bentuk dukungan.
Namun Kanoute diganjar kartu kuning oleh wasit. Bahkan pasca laga usai, Kanoute mendapat sebuah hukuman keras dari Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF).
Kanoute diganjar denda hingga 3 ribu Euro (setara Rp48 juta). Striker muslim Sevilla itu merasa hal tersebut harus dilakukannya dalam melawan penindasan.
"100 persen saya bertanggung jawab pada apa yang telah saya lakukan dan saya tidak peduli dengan sanksi," ujar Kanoute dikutip Telecinco, 2009.
Bersama Sevilla, Kanoute turut membuat 89 gol dari 209 laga di semua kompetisi. Beberapa gelar seperti Copa del Rey, Supercopa de Espana, Liga Europa, dan UEFA Super Cup turut disumbangkan.
Kanoute juga sempat membela tim nasional Prancis di kelompok usia. Namun dirinya memilih untuk berseragam Mali, yang merupakan tanah leluhur Kanoute.
Klub Liga 1 China Beijing Gouan (2012-13) menjadi tim terakhir yang dibela Kanoute sebagai pemain sepak bola profesional dan memutuskan pensiun.
Meski telah gantung sepatu, pria asal Prancis itu mendirikan Kanoute Foundation guna membantu anak-anak di Mali mewujudkan cita-cita.
Dirinya saat ini juga dipercaya menjadi duta LaLiga Spanyol dalam menghadiri acara-acara resmi di berbagai dunia guna menyampaikan pengalaman di sepak bola.
Pada Mei 2019 lalu, Kanoute menjelaskan kalau ibadah puasa Ramadan tak akan membuat pemain sepak bola muslim menjadi lemah secara fisik.
"Menjalankan perintah agama membantu saya mengembangkan permainan sepak bola dan olahraga tersebut menjadikan saya sehat dan kuat," papar Kanoute.
Hal tersebut bisa menjadi contoh bagi seluruh umat Islam atau seorang muslim serta mualaf dalam menjalankan segala perintah Allah SWT.