Dado Prso, Striker Kurang Produktif yang Setara Inzaghi dan Van Basten
FOOTBALL265.COM - Penyerang AS Monaco, Dado Prso, merupakan salah satu striker yang tidak begitu produktif. Meski begitu, ia memiliki kesetaraan dengan Marco Van Basten dan Simone Inzaghi.
Nama Dado Prso sendiri mulai dikenal setelah menjadi bagian klub Ligue 1 Prancis, AS Monaco. Memiliki ciri khas kuncir pada rambut panjangnya, Dado Prso cukup ditakuti lawan.
Namun jika melihat catatan golnya bersama AS Monaco, dirinya terbilang tidak begitu produktif. Ia bahkan mampu mencetak lebih dari 12 gol dalam satu musim.
Gol terbanyaknya ia raih saat tampil bersama AS Monaco di Ligue 1 Prancis musim 2003/02 silam. Saat itu ia mampu mencetak 12 gol dari 20 pertandingan.
Itu nyatanya menjadi musim terbaiknya bersama AS Monaco. Karena pada musim selanjutnya, ia hanya mampu meraih delapan gol dari 29 pertandingan Ligue 1 Prancis.
Prso sendiri bahkan pernah melewati musim dengan torehan gol yang tak mencapai lima. Itu terjadi pada musim ke 1999/02 (2 gol dari 20 laga), 2000/01 (4 gol dari 21 laga), dan 2001/02 (2 gol dari 11 laga).
Meski begitu, Prso nyatanya memiliki peran penting bagi timnya. Bagaimana tidak, dirinya kerap kali menjadi penentu di AS Monaco dan Timnas Kroasia.
Pada babak play-off Euro 2004 silam, Kroasia mendapatkan tekanan yang sangat berat saat bertemu dengan Slovenia. Saat itu Kroasia harus kehilangan satu pemain akibat kartu merah Igor Tudor.
Namun Prso mampu menyelematkan Kroasia lewat gol tunggalnya di leg kedua kualifikasi euro 2004. Pada pertemuan pertama, Prso juga mampu mencetak satu gol saat imbang 1-1 dengan Slovenia.
Berkat gol tunggalnya dalam kemenangan 1-0 Kroasia atas Slovenia di leg kedua kualifikasi Euro 2004, Prso berhasil membawa skuat Otto Baric ke putaran final.
Prso kembali mendapatkan perhatian pecinta sepak bola internasional setelah mencetak empat gol saat membantu AS Monaco membantai Deportivo La Coruna 8-3 di Liga Champions.
Empat golnya ke gawang Deportivo La Coruna tersebut menempatkan nama Prso menjadi pemain ketiga dalam sejarah Liga Champions setelah Van Basten dan Simone Inzaghi.