Kehancuran AS Roma yang Tidak Dibangun dalam Semalam
FOOTBALL265.COM - Tren kekalahan beruntun yang diderita AS Roma di Serie A Italia 2019-2020 tidak terjadi begitu saja, serigala ibu kota memang tengah terluka luar dalam.
AS Roma harus kembali menelan pil pahit setelah dikandaskan Napoli 2-1 pada laga pekan ke-30 Serie A Italia di Stadion San Paolo, Senin (06/07/20) dini hari WIB.
Kekalahan ini merupakan yang ketiga kali secara beruntun mereka derita di Serie A Italia. Sebelum kalah dari Napoli, AS Roma terlebih dulu dikalahkan AC Milan 2-0 dan dipermalukan Udinese 1-2 di Olimpico.
Diakui oleh pelatih AS Roma, Paulo Fonseca, timnya memang bermain relatif buruk dalam tiga pertandingan tersebut. Memang, AS Roma terlihat sering melakukan kesalahan yang berbuah keuntungan untuk tim lawan.
Pada laga melawan Napoli, Edin Dzeko dkk cuma mampu menciptakan 7 tembakan berbanding 21 milik Napoli. Mereka juga kalah telak dalam penguasaan bola. Begitu pun ketika melawan AC Milan di mana Giallorossi cuma mampu melepaskan 7 tembakan berbanding 18 milik Milan.
Kondisi ini terbilang memprihatinkan karena AS Roma musim ini tampil di papan atas dengan menempati posisi kelima klasemen. Tiga kekalahan beruntun membuat poin mereka disamakan oleh Napoli dan hanya berselisih dua angka dari AC Milan.
Apa yang salah dari AS Roma hingga harus terpuruk sejauh ini? Ternyata, kejatuhan AS Roma ini tidak hanya terjadi 'dalam semalam', Serigala ibu kota memang tengah menderita luka dalam.
1. Sudah Bermasalah
Tren negatif yang tengah menerpa AS Roma tidak terjadi begitu saja. Il Lupi tak cuma bermasalah di lapangan, tetapi juga di luar lapangan.
Di lapangan, AS Roma mengalami masalah serius pada kebugaran pemain. Hal ini terlihat saat mereka dikalahkan AC Milan.
Roma sebetulnya bisa menahan Milan pada babak pertama. Namun, memasuki menit 50' penampilan mereka mengendur alias kedodoran. AS Roma seperti terlalu mudah memberi ruang kepada lawan untuk menciptakan tembakan.
AS Roma memang menjalani laga padat setelah Serie A kembali bergulir. Mereka selalu bermain tiap 3-4 hari sekali. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi tim pelatih AS Roma untuk memperbaiki fisik pemainnya.
AS Roma terlihat masih kehilangan fokus setelah liga kembali digulirkan pada 20 Juni lalu. Penampilan mereka terlihat jauh berbeda dibanding awal musim.
Selain permainan yang loyo, mental AS Roma juga tengah terganggu dengan masalah internal yang sedang menggerogoti mereka. Konflik internal meletus di AS Roma antara direktur olahraga, Gianluca Petrachi, dengan presiden klub, James Pallotta.
Pertengkaran dua petinggi Roma ini sangat serius ketika keduanya berbicara melalui sambungan telepon bulan Juni lalu. Pertengkaran pun berujung pada pemecatan Petrachi oleh James Pallotta.
Tumpukan masalah ini diperparah dengan provokasi yang dilakukan oleh Radio Romawi. Di Roma ada saluran radio lokal yang sering memberikan intimidasi kepada para pelatih Giallorossi apabila timnya meraih hasil buruk.
Hal ini pernah jadi perhatian serius dari eks pelatih Roma, Fabio Capello. Capello memperingatkan Paulo Fonseca agar tak termakan oleh kritikan-kritikan yang sering dilancarkan.
Fabio Capello memang pernah merasakannya sendiri kala masih menjadi pelatih AS Roma dahulu ketika dirinya ditekan habis-habisan oleh saluran radio lokal tersebut.
AS Roma pun kini diminta untuk kembali fokus dan mempersiapkan diri dengan lebih baik karena persaingan Serie A Italia semakin mendekati akhirnya di mana tim-tim tengah dalam puncak performa mereka.