Keistimewaan Juventus dalam Karier Sepak Bola Zinedine Zidane
FOOTBALL265.COM - Klub Serie A Liga Italia, Juventus, pernah punya andil dalam perjalanan karier sepak bola seorang Zinedine Zidane saat masih aktif sebagai pemain.
Diboyong pada tahun 1996 silam, Zidane nampak bukan pembelian spektakuler bagi kubu Si Nyonya Tua, terlepas dari penampilannya bersama Timnas Prancis di laga-laga internasional dan sang mantan klub, Bordeaux, di final Piala Intertoto.
Liga Italia pada era 1990-an sendiri memang begitu top dan memikat. Bukan pemandangan aneh jika kita melihat banyak orang begitu menikmati kompetisi sepak bola Negeri Pizza tersebut, yang diwarnai pertarungan supremasi klub-klub besar.
Bukan hanya Juventus, klub-klub seperti Parma, Inter, dan AC Milan hadir dengan para pemain andalannya yang bisa dibilang sudah punya nama lebih mentereng. Di sisi lain, Zizou hanya dibanderol dengan tebusan 3,5 juta euro saja pada waktu itu.
Sepak terjang awal Zidane bersama Juventus mungkin tidak terlalu impresif bagi sejumlah kalangan, terutama para pencinta Liga Italia. Ia dimainkan secara defensif, yang mana tidak sejalan dengan insting attacking yang dimilikinya.
Keberuntungan pemain kebanggaan Prancis tersebut pun datang setelah rekannya, Antonio Conte, cedera untuk jangka waktu yang cukup lama. Zidane yang tak punya banyak kesempatan berada di tim utama pun mengambil tempatnya.
Di bawah asuhan Marcello Lippi, Zidane seolah dipersiapkan menjadi pemain masa depan Juventus dan diduetkan dengan Didier Deschamps. Ramuan itu ternyata terbukti ampuh hingga membuat penampilan Si Nyonya Tua semakin menggelora.
Juventus berhasil meraih scudetto pada musim 1996-1997 dengan raihan 65 poin dari 34 pertandingan dan hanya menelan tiga kekalahan. Mereka bersaing ketat dengan Parma yang menduduki posisi kedua dengan 63 poin.
Zinedine Zidane pelan-pelan bisa mengubah stigma kurang meyakinkan yang sempat melekat pada dirinya saat awal-awal datang dari Bordeaux. Berkat Juventus, Zizou mulai tampil sebagai salah satu pemain super elite dunia yang layak diperhitungkan.
Berbagai macam trofi pun mulai menghampirinya dari waktu ke waktu, termasuk scudetto yang kembali diraih Juventus pada musim 1997-1998. Kali ini mereka berhasil finis di puncak klasemen dengan 74 poin, mengangkangi pesaing terdekatnya, Inter Milan.
1. Laju Zinedine Zidane Bersama Juventus
Nasib Buruk di Liga Champions
Laju Zinedine Zidane bersama Juventus di Liga Champions dimulai pada musim 1996-1997, yang mempertemukan mereka dengan Manchester United, Fenerbahce, dan Rapid Vienna di fase penyisihan grup.
Tak tanggung-tanggung, Si Nyonya Tua pun menjadi juara grup tanpa menelan kekalahan dan memastikan diri ke fase perempatfinal menghadapi Rosenborg. Zidane sendiri berhasil mencetak gol saat leg kedua dan membantu timnya melaju ke semifinal.
Singkat kata, Juventus berhasil melangkahkan kaki ke partai puncak usai mengalahkan Ajax Amsterdam dengan skor fantastis 6-2. Borussia Dortmund pun menjadi lawan pamungkas Zidane cs di Liga Champions 1997.
Zidane yang mulai tampil sebagai ancaman para lawan Juventus ternyata diwaspadai betul oleh pelatih Die Borussen saat itu, Ottmar Hitzfeld. Ia lalu menugaskan Paul Lambert untuk menguntit Zizou dari belakang dan mengepung pergerakannya.
Juventus pun tak berdaya menahan serangan Borussia Dortmund lewat brace Karl-Heinz Riedle dan satu lesatan Lars Ricken. Zidane dkk hanya bisa menikmati sumbangan gol Alessandro Del Piero yang tentu tak cukup ajaib membuat mereka membawa pulang trofi kemenangan.
Meski gagal juara Liga Champions, musim tersebut menjadi momen penting bagi perkembangan Zidane sebagai seorang pemain.
Terus Berkembang
Zinedine Zidane yang sudah mulai tampil hebat di lapangan hijau melanjutkan perjalanannya bersama Juventus dan Marcello Lippi, yang pada waktu itu memperkenalkan formasi inovatif 3-4-1-2.
Kehadiran Edgar Davids (Ajax) pun semakin membuat Zidane lebih ‘asyik’ memainkan posisinya di lapangan. Apalagi, ia juga dibantu berkreasi oleh dua rekannya yang andal saat menyerang, yakni Alessandro Del Piero dan Filippo Inzaghi.
Zizou memang menjalani masa-masa gemilang di Juventus sebelum memasuki era milenium kedua. Ia bahkan memenangkan penghargaan Ballon d’Or 1998, setelah unggul dari Davor Suker (Real Madrid) dan Ronaldo Nazario (Inter).
Pencapaian ini tentu tidak lepas dari penampilannya bersama Timnas Prancis yang menjadi kampiun Piala Dunia 1998. Pemain yang bernama lengkap Zinedine Yazid Zidane tersebut mencetak dua dari tiga gol Prancis yang menghujam gawang Brasil.
Real Madrid
Usai mengalami masa-masa hebat bersama Juventus, tiba saatnya Zidane untuk pergi. Klub raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid, pun jadi pelabuhan kariernya selanjutnya.
Bersama Los Blancos, Zidane melanjutkan daya magisnya yang ia bawa dari Juventus untuk memenangkan banyak gelar di tanah Matador. Kali ini, pria berkepala plontos tersebut sukses meraih trofi Liga Champions yang dimenangkannya pada musim 2001-2002.
Berstatus pemain dengan transfer termahal waktu itu, Zidane pun masuk proyek luar biasa presiden El Real, Florentino Perez, yang kemudian kita kenal dengan nama Los Galacticos.