3 Perubahan Taktik yang Akan Dibawa Andrea Pirlo di Juventus
FOOTBALL265.COM - Memutuskan menjadi pelatih klub Serie A Italia, Juventus, Andrea Pirlo diyakini bakal membawa tiga perubahan ini.Â
Klub raksasa Serie A Italia, Juventus, telah resmi menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih anyar mereka musim depan. Pirlo menggantikan Maurizio Sarri yang dianggap gagal usai tersingkir memalukan dari Lyon di Liga Champions.
Penunjukkan Andrea Pirlo sebagai pelatih kepala Juventus pun mengejutkan banyak pihak. Mulai dari pemain, mantan pemain, sampai pelatih tak mengira manuver tajam Juventus tersebut.
Rekam jejak Pirlo yang nol di dunia kepelatihan klub menjadi penyebab utamanya. Meski begitu, Pirlo nyatanya mampu meyakinkan Andrea Agnelli dan jajaran manajemen untuk menunjuk dirinya.
Kedatangan Andrea Pirlo otomatis bakal mengubah mindset tim Juventus. Setidaknya, visi, kreasi, dan kecerdasannya saat menjadi pemain profesional menjadi syarat yang cukup untuk memberikan titel juara. Namun, apakah Juventus siap untuk memberikan waktu dan ruang bagi Pirlo berkreasi?
Meski belum bertanding di lapangan resmi, sebetulnya gaya melatih Pirlo bisa diiintip dari kebijakannya dalam transfer pemain. Ditambah lagi, Pirlo juga memiliki karakter dan gaya main tersendiri saat masih aktif menjadi pemain. Dari-dari hal-hal di atas perubahan taktik pun bisa ia terapkan di Juventus.
1. Gaya Menyerang Modern
Seperti yang dikatakan Petinggi Juventus, Paratici, dalam presentasinya, Andrea Pirlo ingin membawa Juventus ke dalam permainan sepak bola yang modern dengan kualitas tinggi dan kerja keras.
Jika menilik hal ini, maka formasi 4-3-3 paling cocok untuk Juve. Juve juga diwajibkan memiliki pemain-pemain muda dengan kecepatan dan daya tahan tinggi untuk selalu menekan lawan dengan penguasaan bola.
âItu tergantung pada para pemain, tapi saya suka 4-3-3 dengan semua orang menyerang ke depan," ujar Pirlo seperti dikutip dari Football Italia beberapa waktu lalu.
Di bawah Andrea Pirlo, Juventus diyakini bakal mengurangi permainan bertahan. Gaya bermain klub Liga Inggris seperti Liverpool atau Man City mungkin menggambarkan apa yang dimau oleh seorang Pirlo. Apalagi, ia memiliki Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala.
2. Adaptasi
Meski memiliki visi bermain yang jelas, yakni sepak bola modern dengan penguasaan bola dan kerja keras dari pemain, namun Pirlo bukan pelatih yang kaku.
Dalam sebuah kesempatan ia mengungkapkan bahwa dirinya tak akan memaksakan taktik tertentu kepada pemain yang tak cocok dengan strateginya. Kemungkinan besar, ia tipe pelatih yang memiliki 2-3 formasi sebagai cadangan dalam kondisi tertentu.
Tentu saja adaptasi semacam ini sangat baik bagi Juventus. Pada musim lalu, Maurizio Sarri cenderung terpaku pada gaya melatihnya dan gagal beradaptasi dengan baik terhadap lawan.
1. 3. Kesatuan Tim (Chemistry)
Satu hal yang pasti, Pirlo ingin mengedepankan kesatuan tim di atas semuanya. Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari Goal, Andrea Pirlo mengaku berkesan dengan masa-masa dirinya ketika memperkuat Juventus tahun 2011-2014 kala diasuh oleh Antonio Conte.
Namun, bukan berarti ia mau memakai trademark Conte, yakni formasi 3-5-2. Ia menginginkan kesatuan, pengorbanan, serta usaha kerasa dalam tim untuk mencapai tujuan. Hal semacam ini terkadang lebih penting dari teknis sekali pun.
“Tapi prinsip itu yang saya ingin tampilkan lagi. DNA kerja, pengorbanan, dan berusaha keras untuk satu sama lain, (karena) hanya dengan cara ini anda mencapai tujuan." ujarnya.
Juventus sendiri jelas masih difavoritkan sebagai juara musim depan. Namun untuk saat ini, keyakinan itu tak sebesar musim-musim sebelumnya. Pelatih baru seperti Pirlo pasti membutuhkan waktu untuk memasukan apa yang ia mau ke pikiran pemain dan hal itu pasti membutuhkan waktu.