El Hadji Diouf-Steven Gerrard, Musuh dalam Selimut di Liverpool
FOOTBALL265.COM - El Hadji Diouf dan Steven Gerrard selama ini dikenal sebagai dua pesepak bola yang tidak akur, padahal mereka pernah sama-sama membela klub Liga Inggris, Liverpool.
Diouf berseragam The Reds selama periode 2002 sampai dengan 2005. Catatan tersebut jika dilihat secara angka jelas kalah jauh dari Gerrard yang telah mengabdikan diri di Liverpool sejak kecil.
Di level tim senior sendiri, Stevie G telah menghabiskan 17 tahun kariernya di klub asal Merseyside tersebut. Tidak heran apabila ayah empat anak ini mendapat gelar legenda klub dari publik Anfield.
Meski namanya kerap disanjung-sanjung, tidak jarang pula Gerrard berseteru dengan mereka yang seprofesi dengannya. Sebelum berbicara tentang El Hadji Diouf, mari sekilas mengenang apa yang terjadi pada Gennaro Gattuso.
Eks pemain AC Milan tersebut juga pernah terlibat perang panas dengan Gerrard. Terlebih lagi, saat Rossoneri dan The Reds bertemu dua kali di final Liga Champions, yakni Istanbul 2005 dan Athens 2007.
Gerrard dalam autobiografinya bahkan pernah menyebut Gattuso seperti anak kucing yang tidak menakutkan.
“Dia terlihat agresif tapi faktanya dia menyeramkan seperti anak kucing. Saya tidak masalah jika harus melawannya setiap pekan, dia tidak dapat melukai Anda. Saya tidak pernah melihat Gattuso memainkan bola hebat,” ucap Gerrard.
Jelas saja, orang seperti Gattuso bukan sosok malaikat di mata Gerrard. Hal kurang lebih serupa pun terjadi pada El Hadji Diouf, yang kabarnya memang terlibat banyak pertikaian dengan rekan-rekannya selama berseragam Liverpool.
Diouf datang pada tahun 2002 dari klub Prancis, Racing Club de Lens. Penampilannya yang apik selama ajang Piala Dunia ternyata tidak dapat ia tunjukkan kembali saat berseragam Si Merah.
Ia hanya mampu menciptakan tiga gol dari 55 keseluruhan pertandingannya untuk The Reds sebelum akhirnya pindah ke Bolton Wanderers pada tahun 2005.
Sebuah kisah saat laga pramusim yang melibatkan El Hadji Diouf dan Steven Gerrard pun diungkapkan oleh eks pemain Liverpool, Florent Sinama-Pongolle. Perseteruan dua orang itu pun sampai membuatnya merasa trauma.
“Ada pertikaian antara Diouf dan Gerrard ketika pramusim, saya ketakutan. Bayangkan apa yang ada di benak pemain-pemain muda melihat para profesional bertingkah seperti itu,” ucap Sinama-Pongolle, dikutip dari artikel Give Me Sport bulan April 2020.
“Saat turun minum di ruang ganti, Stevie G berteriak ‘Kau harus mengoper! Kau harus mengoper!’ kemudian Diouf pun meledak. Bahasa Inggrisnya kacau sekali. Mereka sangat membenci satu sama lain,” tambahnya.
Pernah pula Gerrard memaki Diouf dengan kata-kata kasar. Diouf pun membalas makian tersebut, bahkan sampai menyeret-nyeret pelatih Liverpool saat itu, Gerard Houllier, untuk menyampaikan kalimat cacian yang tidak kalah kasarnya.
1. Mengapa El Hadji Diouf dan Steven Gerrard Tidak Cocok?
Setelah hengkang dari Liverpool, El Hadji Diouf seolah masih menyimpan dendam pada Steven Gerrard. Kalimat-kalimat tajam pun terus keluar dari mulutnya, mengkritik pedas apa pun soal Stevie G.
Ia memang pernah mengaku tidak punya masalah dengan Gerrard, hanya saja ia pernah menyebut eks pemain Timnas Inggris tersebut tidak banyak berkontribusi untuk negaranya.
Seperti diketahui, skuat The Three Lions era Gerrard dan Frank Lampard memang tidak bisa berbuat banyak di ajang internasional meski dihuni segudang pemain bintang. Mereka pun kerap tersingkir dari kompetisi-kompetisi besar.
“Dia punya karakter kuat, saya juga begitu. Dia adalah pemain hebat dan orang-orang di Liverpool sangat menyukainya, tapi dia tidak pernah melakukan apa-apa untuk negaranya,” ucap Diouf suatu hari.
“Saya El Hadji Diouf, saya Mr Senegal dan dia Mr Liverpool. Senegal lebih besar dari Liverpool dan dia harus tahu itu,” lanjutnya.
Stevie G sendiri sempat mengkritik keputusan pelatih yang mendatangkan Diouf ke Liverpool pada tahun 2002, Gerard Houllier. Secara pribadi ia tidak menyetujui sang juru taktik mendatangkan bintang asal Senegal tersebut.
“Diouf datang dengan potensi besar tapi dia berakhir sebagai sebuah penyesalan. Ketika Gerard mulai memainkannya di sisi kanan, saya tahu dia adalah pembelian yang salah,” ucap Stevie G dalam autobiografinya.
Menurutnya, Diouf adalah salah satu pemain gagal yang didatangkan Houllier ke Liverpool, apalagi ketika sang pelatih tidak mengenal betul karakternya dan hanya melihat berdasarkan penampilan di Piala Dunia 2002.
“Bagi saya, Diouf tidak benar-benar tertarik pada sepak bola dan dia tidak mempedulikan Liverpool,” kata Gerrard dalam bukunya, Steven Gerrard My Story.
Beberapa orang bahkan sempat bertanya pada Gerrard tentang perbandingan Diouf dengan Mario Balotelli dan sang kapten fantastis pun langsung menjawab ia memiliki rasa hormat pada Balotelli tapi tidak pada Diouf.
“Satu-satunya aspek positif dari pembelian payah Diouf adalah, dia sangat berusaha keras di lapangan dan tidak pernah bersembunyi. Akan tetapi, saya kemudian sadar dia bukan pemain pada umumnya, sepertinya sepak bolalah yang ‘nyasar’ ke kehidupannya,” kata Gerrard lagi.
Jika saja waktu dapat diputar kembali, mungkin Steven Gerrard akan memilih tidak mengenal El Hadji Diouf sebagai rekan setimnya di Liverpool. Selain ketidakcocokan dari segi teknis, mereka ternyata malah jadi musuh dalam selimut.