Ralph Hassenhuttl: Dikhianati RB Leipzig, Dicintai Southampton
FOOTBALL265.COM – Southampton secara mengejutkan mampu menumbangkan Everton dari segi skor maupun permainan di pekan keenam Liga Inggris 2020/21. Performa apik The Saints sendiri tak lepas dari tangan dingin pelatih asal Austria, Ralph Hassenhuttl.
Pada pekan keenam Liga Inggris 2020/21, Everton disebut akan menjalani laga terbilang mudah. Sebab, The Toffees yang tengah dalam performa menanjak, akan bertandang ke St. Mary markas Southampton.
Keyakinan para pecinta sepak bola bahwa Everton akan menang mudah muncul karena dua andalan The Toffees, James Rodriguez dan Dominic Calvert-Lewin, turun sejak menit pertama.
Pun saat pertandingan dimulai, keyakinan bahwa Everton akan menang mudah akan terwujud setelah The Toffees mendominasi di 10 menit pertama.
Namun entah bagaimana ceritanya, Southampton mulai keluar dari kurungan Everton dan melakukan perlawanan sengit. Bahkan tuan rumah mampu menguasai area The Toffees.
Hasilnya terlihat dari dua gol yang dicetak James Ward-Prowse dan Che Adams. Dua gol ini dibuat dalam skema serangan cepat dan aksi individu menawan para pemainnya.
Setelah dua gol ini, Everton nampak kehabisan bensin dan tak mampu mengimbangi permainan Southampton. Keyakinan para pecinta sepak bola pun mampu dibalikkan oleh The Saints.
Sejatinya, apa yang ditampilkan Southampton di laga melawan Everton bukanlah sebuah kejutan. Pasalnya, pekan lalu, The Saints mampu mengimbangi permainan Chelsea dan mengakhiri laga dengan skor 3-3.
Permainan terbuka dengan pressing tinggi yang jadi ciri khas Southampton musim ini sendiri tak lepas dari tangan dingin Ralph Hassenhuttl. Siapakah sosok satu ini sehingga mampu mengubah wajah permainan The Saints hingga menjadi atraktif?
1. Pengkhianatan RB Leipzig dan Jadi Penyelamat Tim di Ambang Degradasi
Tak banyak yang mengenal nama Ralph Hassenhuttl. Wajar saja sebab kiprahnya baik sebagai pemain dan pelatih hampir tak banyak disebutkan media massa.
Kariernya di dunia sepak bola sebagai pemain dimulai di Austria bersama Grazer AK 1902 dan berakhir di Bayern Munchen II (tim cadangan Munchen yang bermain di Divisi 3).
Kariernya di awal-awal sebagai pelatih pun juga tak begitu mentereng . Ia pertama kali menjadi pelatih saat menukangi Unterhaching di Divisi 3 Jerman selama tiga tahun.
Setelahnya ia bergabung dengan tim Divisi 3 lainnya, VfR Aalen yang terancam degradasi. Berkat tangan dinginnya, Aalen berhasil bertahan dan dirinya mendapat perpanjangan kontrak selama satu tahun.
Tak disangka, di musim keduanya, Hassenhuttl mampu membawa Aalen promosi ke Divisi 2 dan membuat rekor sebagai pelatih yang mampu membawa tim promosi finis di 10 besar. Setelanya, ia pun mengundurkan diri dan bergabung tim Divisi 2, FC Ingoldstadt 04.
Sama seperti di VfR Aalen, Hassenhuttl membawa FC Ingoldstadt 04 bangkit dari papan bawah hingga promosi ke Bundesliga Jerman dan menembus 10 besar pada musim 2015-16. Ia pun disodori kontrak anyar berkat prestasinya, namun ia menolaknya kala itu.
Pada Mei 2016, Hassenhuttl ditunjuk sebagai pelatih RB Leipzig, tim yang baru promosi ke Bundesliga Jerman. Pencapaian apik terukir atas namanya di mana ia mampu membawa Die Roten Bullen finis di tempat kedua di akhir musim 2016/17.
Sayangnya, apa yang diberikan Ralph Hassenhuttl tak disyukuri oleh RB Leipzig yang menunjuk Julian Nagelsmann sebagai pelatih anyar saat dirinya masih bertugas pada musim 2017/18. Hal ini sempat membuat Hassenhuttl marah besar.
Alhasil, Hassenhuttl meminta RB Leipzig untuk memutus kontraknya pada Mei 2018 dan meninggalkan Die Roten Bullen. Ia pun menganggur selama tujuh bulan lamanya sebelum Southampton datang menjemputnya.
Saat Hassenhuttl datang, Southampton tengah terpuruk di papan bawah. Berbekal pengalamannya menyelamatkan tim dari ancaman degradasi, ia pun berhasil membawa The Saints bertahan di Liga Inggris pada musim 2018/19.
Pencapaian itu cukup mencengangkan, namun juga tak begitu dipandang hebat. Apalagi pada awal musim 2019/20, Hassenhuttl dan Southampton dibuat malu usai dibantai Leicester City dengan skor 0-9 di St. Mary’s Stadium yang merupakan markas The Saints.
Meski begitu, para petinggi Southampton bersabar dan tak buru-buru memecat Hassenhuttl. Bahkan di Juni 2020, ia mendapat perpanjangan kontrak yang menjadi bentuk kepercayaan petinggi The Saints terhadapnya.
Kepercayaan ini membuat Hassenhuttl merasa dihargai dan siap memberikan segalanya. Hasilnya pun terlihat di awal musim 2020/21 ini.
Meski sempat tumbang di dua pertandingan awal, Southampton mampu bangkit di pekan ketiga hingga keenam. Bahkan hasil apik yang didapat The Saints juga dibarengi dengan permainan cepat dan taktis Hassenhuttl.
Hal itu terbukti di dua laga terakhir Southampton kala menahan imbang Chelsea dan menumbangkan Everton. Gaya bermain yang mengandalkan pressing tinggi (High Pressing) serta umpan cepat membuat dua tim ini kewalahan.
Tak pelak Ralph Hassenhuttl pun diyakini bisa membawa Southampton merangsek di posisi atas jika terus mempertahankan performa ini dan mengalahkan torehan Mauricio Pochettino bersama The Saints yag finis di tempat ke delapan klasemen di musim 2013/14.