Beruntungnya Tottenham Punya Harry Kane, Striker Kelas Dunia Sekaligus Playmaker Papan Atas
FOOTBALL265.COM - Tottenham Hotspur harus bersyukur memiliki Harry Kane di lini serang mereka yang tampak produktif di Liga Inggris 2020/21.
Serangan Tottenham Hotspur musim ini memang mengerikan. Pasukan Jose Mourinho menjadi yang tertajam di Liga Inggris 2020/21 dengan 16 gol hingga pekan keenam.
Tak cuma itu, top skorer sementara Liga Inggris musim ini adalah pemain Spurs, yakni Son Heung-min dengan delapan gol. Artinya, setengah gol Lili Putih dari pemain asal Korea Selatan itu.
Son Heung-min memang layak mendapat sanjungan tinggi atas performanya di awal 2020/21. Akan tetapi, jika harus memuji satu sosok saja dari Tottenham, maka Harry Kane lebih layak.
Sebagai seorang penyerang tengah murni, Harry Kane berubah fungsi. Kendati masih terbilang tajam sebagai striker di mana ia telah mencetak lima gol di Liga Inggris 2020/21, pemain berusia 27 tahun ini menjelma sebagai playmaker.
Harry Kane menajamkan visi bermainnya sehingga kini senang melayani rekan-rekannya dalam hal mencetak gol. Son Heung-min yang paling merasakan dampaknya.
Hingga pekan keenam Liga Inggris musim ini, Harry Kane telah membuat delapan assist. Sebanyak tujuh assist diberikan untuk Son Heung-min! Dia merajai daftar pemberi assist terbanyak di kompetisi tersbut 2020/21.
Harry Kane telah terbukti sebagai striker kelas dunia di mana ia pernah menyabet Sepatu Emas Liga Inggris 2015/16 dan 2016/17, sekaligus Golden Boot Piala Dunia 2018.
Sekarang, saatnya dunia melihat Harry Kane, sang playmaker papan atas yang berpeluang menjadi top assist Liga Inggris di akhir 2020/21.
1. Harry Kane yang Cerdas demi Menjaga Fisik
Evolusi menjadi playmaker sesungguhnya sebuah kecerdasan sekaligus ketidakegoisan Harry Kane demi memberikan hasil bagi Tottenham Hotspur.
Perihal kecerdasan, ini bersifat subyektif dan untuk Harry Kane sendiri. Sepertinya, ia menyadari tak bisa lagi memaksakan diri untuk sprint atau berlari cepat ke pertahanan lawan, terutama ketika serangan balik.
Hal ini terjadi sejak Harry Kane mengalami cedera kambuhan pada awal 2019 dan 2020 di mana ia diganggu masalah lutut dan otot paha.
Sebagai seorang target-man, Harry Kane tentunya mendapat penjagaan ketat dari bek lawan dan sasaran utama dari berbagai atraksi permainan defensif rival untuk mencegahnya mencetak gol. Artinya, resiko cedera pun tinggi.
Bayang-bayang cedera pastinya menghantui Harry Kane. Karena itu, perlahan-lahan ia mengubah karakter bermainnya.
Harry Kane lebih sering membuka ruang bagi rekan-rekannya untuk menyerang, melepas umpan-umpan lambung ke pertahanan lawan dengan harapan pemain berkaki cepat dapat menyambutnya.
Pemain kaki cepat yang dimaksud tentu saja Son Heung-min, yang mahir lepas dari kawalan lawan.
Harry Kane sang playmaker kian menjadi tahun ini terutama sejak Tottenham Hotspur kehilangan Christian Eriksen yang hengkang ke Inter Milan dan dicadangkannya Dele Alli oleh Jose Mourinho.
Kini, di tangan Harry Kane-lah permainan Tottenham dikontrolnya tanpa perlu berlari cepat dan banyak menyentuh bola. Statistik di Liga Inggris musim ini mencatat bahwa ia menyentuh bola 246 kali atau rata-rata 41 kali per pertandingan.
Harry Kane berada di urutan kedelapan daftar sentuhan terbanyak pemain Tottenham di Liga Inggris 2020/21.
Tak Egois
Seorang striker umumnya dituntut bermain lebih egois demi mencetak gol sebanyak mungkin. Harry Kane pernah mendapat label tersebut lantaran kegigihannya mengeksekusi peluang sendirian di saat rekannya punya kans lebih besar untuk membobol gawang lawan.
Namun, ketimbang memikirkan reputasinya yang mungkin tercoreng lantaran perbendaharaan gol kalah dari seorang pemain sayap, Harry Kane tampak bahagia dengan peran sebagai pelayan di lini serang sekarang.
Perubahan ini pun sempat mendapat pujian dari Jose Mourinho.
"Mungkin tidak banyak orang tahu kalau Harry Kane sangat bagus secara teknik dan mempertahankan bola. Terkadang ia tampil baik ketika bermain lebih ke belakang. Dia tidak benar-benar seorang target-man," kata Jose Mourinho seperti dilansir Football London pada awal Juli 2020.
Apapun itu, Harry Kane tengah menikmati performa positif. Pada akhirnya, Tottenham Hotspur-lah yang beruntung karena masih bisa merasakan kontribusi nyata pencetak gol kelas dunia sekaligus playmaker papan atas dalam satu orang saja.