Halo Fanboy Paulo Dybala, Saatnya Kritisi Si Mantan Wonderkid Juventus
FOOTBALL265.COM - Sudah saatnya para pendukung Paulo Dybala untuk mengkritisi performa sang striker setelah tampil buruk melawan Spezia di Serie A 2020/21, Minggu (01/11/20).
Tepat pada perayaan ulang tahun ke-123, Juventus kembali ke jalur kemenangan setelah ditekuk 0-2 oleh Barcelona pada matchday kedua Liga Champions di tengah pekan dengan mengalahkan Spezia 4-1 pada pekan keenam Liga Italia musim ini.
Tidak ada nama Paulo Dybala di papan skor kendati ia bermain sebagai starter. Setelah bermain selama 56 menit, pemakai nomor punggung 10 Juventus itu digantikan Cristiano Ronaldo saat kedudukan 1-1.
Masuknya Cristiano Ronaldo, yang absen selama dua pekan akibat positif Covid-19, menambah daya gedor Juventus. Megabintang Portugal itu bahkan mencetak dua gol, yakni pada menit ke-59 dan 76'.
Sementara itu, dua gol lain Juventus dibukukan oleh Alvaro Morata di babak pertama dan Adrien Rabiot, hasil assist Federico Chiesa, pada menit ke-67.
Sorotan pun kembali mengarah ke Paulo Dybala sebagai penyerang di laga vs Spezia yang tanpa kontribusi nyata kendati tampil lebih dari setengah jam.
Lebih buruk, Dybala gagal melepaskan satu tembakan pun melawan Spezia. Bandingkan dengan Chiesa, Morata, dan Ronaldo yang masing-masing membuat dua tembakan.
Fans Juventus pun terbelah. Ada yang mempertanyakan performa Dybala belakangan, tapi tak sedikit juga yang membelanya.
Salah satu pembelaan yang mencuat, terutama di media sosial, adalah fakta bahwa Paulo Dybala sempat absen selama tiga bulan akibat cedera paha sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Terlepas daripada itu, sesungguhnya tidak berlebihan bagi para fans Dybala untuk mulai mengkritisi permainan idola mereka yang memang sedang buruk. Apalagi, perlu diingat, ia tak lagi layak dilabeli wonderkid di Juventus.
1. 3 Alasan Paulo Dybala Layak Dikritik Saat Ini
1. Mantan Wonderkid dan Salah Satu Terlama di Juventus
Ketika bergabung dari Palermo pada 2015, Paulo Dybala berstatus wonderkid. Baru berusia 21 tahun, bakat dan kualitasnya dengan cepat menginspirasi Juventus dalam meraih kemenangan hingga trofi.
Itu masa lalu. Lima tahun silam, Dybala boleh saja mengharapkan tuntunan para pemain senior Juventus. Sekarang, dia lah semestinya mulai menjadi salah satu teladan di tim, terutama bagi rekannya yang lebih muda dan anggota baru Si Nyonya Tua.
Pada 15 November mendatang, Paulo Dybala genap berusia 27 tahun, umur di mana banyak pesepak bola tengah berada di puncak performa. Jelas, usia itu tak pantas disebut wonderkid.
Selain itu, Paulo Dybala tercatat sebagai salah satu dari lima pemain terlama Juventus setelah Giorgio Chiellini (gabung pada 2005), Carlo Pinsoglio (2014), dan Sami Khedira serta Alex Sandro (2015).
Chiellini dan Alex Sandro tengah dihantam cedera. Pinsoglio kiper ketiga. Sami Khedira dicoret dari daftar pemain Juventus musim ini. Maka, kian pentinglah kehadiran Dybala di tim sebagai pemain senior.
2. Semua Pemain Beradaptasi
Juventus praktik tengah berada pada periode perkenalan ketika menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih di musim panas 2020. Maka, yang perlu beradaptasi dengan filosofi bermain juru racik anyar adalah semua pemain La Vecchia Signora.
Artinya, bila ingin merebut hati Andrea Pirlo, semua pemain tanpa terkecuali wajib menunjukkan kualitas tiap kali dipercaya bermain. Pun begitu Paulo Dybala yang telah bermain empat kali di semua kompetisi musim ini sejak pertama kali debut di era Pirlo pada 20 Oktober 2020.
Lantas, ketika nama-nama seperti Cristiano Ronaldo dan para pemain baru macam Alvaro Morata, Federico Chiesa, dan Dejan Kulusevski langsung berkontribusi gol dan assist, tak bisa kah Paulo Dybala diharapkan melakukan hal serupa dengan barisan penyerang Juventus lain?
3. Statistik Memang Memprihatinkan
Alasan terakhir mengapa Paulo Dybala perlu mulai dikritisi (bukan dibenci) adalah karena memang statistiknya sebagai penyerang memprihatinkan.
Situs WhoScored mencatat bahwa, meski telah bermain dua kali di Serie A musim ini, Paulo Dybala cuma mampu melepas satu tembakan mengarah ke gawang. Padahal, total tembakannya ada sembilan kali.
Sementara itu di Liga Champions, tak ada satu tembakan akurat pun yang Paulo Dybala berhasil ukir kendati melepas total tiga percobaan musim ini.
Pada akhirnya, Juventus sangat membutuhkan Paulo Dybala bangkit dan kembali ke performa terbaiknya demi bersaing nyata di semua kompetisi musim ini. Apakah ia bisa menjawab keraguan dan kritik atau malah semakin terpojok dan kalah bersaing? Kita nantikan saja.