Momen Fabregas Jadi Azimat Arsenal Usai Kepergian Vieira dan Henry
FOOTBALL265.COM - Setelah kepergian Patrick Vieira dan Thierry Henry, Arsenal seolah kehilangan azimatnya, namun terima kasih kepada Cesc Fabregas, mereka pun dapat pengganti yang tidak kalah hebat.
Fabregas adalah salah satu pemain muda yang menghiasi skuat hijau Arsenal yang dibentuk Arsene Wenger. Ya, pelatih sepak bola asal Prancis tersebut memang terkenal dengan tangan dinginnya mengorbitkan para bintang baru.
Pada tahun 2003, Fabregas yang pada saat itu masih menjadi anggota tim junior Barcelona, memberanikan diri merantau ke Inggris saat usianya masih begitu belia.
Berada di lingkungan baru jelas bukan hal mudah bagi siapa saja, termasuk para pesepak bola yang kerap berpindah tempat tinggal. Untungnya, Fabregas punya Philippe Senderos yang membantunya beradapatasi di London.
Pemain kelahiran Arenys de Mar tersebut kemudian mewarisi kaos bernomor punggung empat yang ditinggalkan Patrick Vieira ketika hengkang ke Juventus pada 2006. Setelahnya, Fabregas mulai tampil reguler di skuat dan jadi kepercayaan Arsene Wenger.
Tidak lama setelah Vieira pergi, Arsenal kembali diguncang kabar hebat, yakni Thierry Henry yang pergi ke Barcelona pada 2007. Meski demikian, kepergian pemain asal Prancis tersebut membuka kans bagi Fabregas untuk jadi azimat tim selanjutnya.
Kehilangan Henry tentu menjadi pukulan tersendiri bagi Arsenal yang kehilangan sosok pemain senior. Akan tetapi, hal ini bisa dijadikan momentum bagi klub London tersebut untuk belajar jadi hebat tanpa peran Henry.
“Ketika Anda memiliki pemain sepenting Henry bersama para pemain muda, maka permainan akan selalu mengacu kepadanya. Ketika ia ingin bola, ia akan mendapatkannya,” ujar Wenger dalam sebuah wawancaranya bersama FourFourTwo.
“Sekarang dia sudah tidak lagi di sini, maka setiap pemain harus berinisiatif dan mengekspresikan diri mereka menjadi sedikit lebih kreatif,” tambahnya lagi.
Usai Henry dan Vieira tidak ada, Arsenal sejatinya masih memiliki William Gallas dan Kolo Toure, namun terlepas dari itu, skuat The Gunners masih terbilang cukup hijau.
Ini pun jadi tantangan menarik bagi Cesc Fabregas untuk semakin mengukuhkan namanya sebagai simbol masa depan Arsenal dan azimat tim yang berharga.
1. Fabregas, Jadi Andalan Arsenal Kemudian Pergi
Meski terlihat sulit berkembang di skuat yang masih hijau, seorang Cesc Fabregas tidak ingin menyerah begitu saja. Jika berbicara soal senioritas, ia punya peluang besar jadi pemain yang diminta berkontribusi besar untuk tim.
Bagaimanapun juga, dalam kurun waktu beberapa tahun ia sudah berkembang pesat dan cukup layak diandalkan oleh tim. Terbukti, ia didapuk sebagai kapten ketika usianya masih 21 tahun.
Penunjukan Fabregas sebagai kapten pun mendapat sambutan baik dari Ray Parlour dan Gaël Clichy. Apalagi, di usia yang sama, Tony Adams juga mendapat tugas yang sama untuk menjadi pemimpin rekan-rekannya.
“Tony Adams jadi kapten saat berusia 21, ia kemudian dianggap salah satu yang terbaik oleh penggemar, saya harap Cesc juga begitu,” ujar Clichy seperti seperti pernah diberitakan The Guardian.
“Ketika dia mulai bermain, orang-orang berkata Cesc terlalu muda untuk mengemban tanggung jawab di tim. Akan tetapi, dia telah membuktikan bahwa dia adalah pemain kunci dan layak mendapat kehormatan ini,” tambahnya lagi.
Menjabat kapten di usia muda, Fabregas kemudian lekat dengan imej masa depan The Gunners yang menjanjikan. Ia adalah simbol pemain yang tumbuh bersama Arsenal sejak belia, yang kemudian menuai kesuksesan berikut senioritas yang juga diakui.
Hanya saja, hatinya untuk Arsenal seolah goyah ketika ia mulai merindukan kampung halamannya di Spanyol. Namanya pun mulai dikaitkan dengan kepulangan kembali ke Barcelona.
Desas-desus tentang kepindahannya ke Blaugrana pun menyebar luas dan cukup menyita perhatian publik, termasuk saat Piala Dunia 2010.
Pada waktu itu, Fabregas mencicipi manisnya trofi Piala Dunia usai Timnas Spanyol memastikan diri sebagai juara di Afrika Selatan.
Saat sesi selebrasi, kawan-kawan Fabregas seperti Gerard Pique dan Carles Puyol pun dengan sengaja memakaikan jersey Barcelona kepadanya. Meski hanya bercanda, aksi ini berpotensi menyulut api di kalangan para suporter Arsenal.
Hingga akhirnya, kepindahan Fabregas ke Barcelona benar-benar terwujud pada tahun 2011. Peristiwa ini pun membuat banyak suporter Arsenal patah hati.
Fabregas yang awalnya jadi azimat Arsenal pun juga pergi seperti Patrick Vieira dan Thierry Henry. Meski demikian, ia tentu akan diingat sebagai salah satu kapten muda terbaik yang pernah dimiliki skuat The Gunners.