4 Isu yang Dihadapi Van Gaal di Man United, Solskjaer Sudah Benahi?
FOOTBALL265.COM - Saat menangani Manchester United, seperti pelatih pada umumnya, Louis van Gaal juga tidak lepas dari masalah. Lalu seperti apa pula perkembangan Setan Merah setelah berada di tangan Ole Gunnar Solskjaer?
Masa kepelatihan Louis van Gaal di klub Liga Inggris tersebut memang tidak bertahan lama. Menggantikan David Moyes, pelatih asal Belanda ini hanya bertahan sekitar dua tahun di Old Trafford.
Gelar yang disumbangkannya pun hanya satu yakni Piala FA 2015-2016. Padahal, ketika ditunjuk sebagai juru taktik, Van Gaal dipasrahi tugas berat untuk membawa kembali kejayaan Manchester United.
Apalagi, pada waktu itu ia mewarisi skuat peninggalan David Moyes yang finis di posisi tujuh klasemen Liga Inggris pada musim 2013-2014. Tentu hasil dari Moyes ini membuat manajemen Manchester United kebakaran jenggot sampai harus menunjuk pelatih baru lagi.
Pasalnya, selama ditangani Sir Alex Ferguson, mereka tidak pernah finis di papan tengah, dan sayangnya Moyes memang gagal melanjutkan catatan apik tersebut.
Louis van Gaal pun merapat dan dihadapkan pada setidaknya empat isu yang harus ia benahi. Apa saja?
Krisis Kepemimpinan
Ketika memilih siapa pemain yang cocok menyandang ban kapten di lengannya, Van Gaal sempat dihadapkan pada pilihan sulit antara Wayne Rooney, Darren Fletcher, atau Michael Carrick. Bahkan, nama Chris Smalling pun sempat mencuat.
Kandidat yang paling kuat adalah Rooney, namun potensi ditunjuknya eks pemain Everton tersebut mengundang tanda tanya bagi sebagian pihak. Kebanyakan menyangsikan kesanggupan Rooney memimpin rekan-rekannya sebagai kapten.
Eks pemain Manchester United, Paul Parker, sampai menyebut skenario tersebut sangatlah konyol. Menurutnya, Rooney adalah pemain yang hanya tahu bahwa tugas kapten adalah berteriak-teriak di lapangan.
Krisis kepemimpinan di kubu Manchester United ini pun nampaknya mulai menemui titik terang di era Ole Gunnar Solskjaer. Harry Maguire mungkin cukup layak mengemban peran kapten.
Ia andalan di lini pertahanan dan juga pemain asli Inggris. Meski demikian, masih perlu dinanti akan seperti apa sepak terjang Maguire, apakah ia sosok pemimpin jangka panjang yang dinanti-nantikan Manchester United selama ini?
1. Selain Krisis Kepemimpinan, Apa Lagi?
Staf Pelatih
Mike Phelan, pria ini adalah kepingan yang hilang dari staf kepelatihan Manchester United era Louis van Gaal. Apalagi kalau bukan peran pentingnya di tim Sir Alex Ferguson.
Setelah Fergie hengkang, Phelan juga turut angkat kaki dari Old Trafford. Ia kemudian bergabung dengan Norwich dan Hull City, tempat di mana kariernya sempat meningkat pesat sebagai pelatih.
Kehilangan orang sepiawai Phelan tentu isu yang cukup besar bagi Van Gaal. Namun untungnya, Ole Gunnar Solskjaer berhasil membawa kembali orang penting tersebut pada Desember 2018, tidak lama setelah menggantikan Jose Mourinho.
Solskjaer mungkin sadar betul bahwa kehadiran sosok yang pernah jadi tangan kanan Fergie sangat krusial bagi perkembangan skuat Manchester United.
Pemain Tak Berguna
Van Gaal sempat membuang beberapa pemainnya yang dirasa tidak berguna di skuat. Sebut saja dua di antaranya Shinji Kagawa dan Tom Cleverley.
Kagawa, bahkan secara blak-blakan pernah mengungkap alasan dirinya dibuang oleh Van Gaal. Alasannya, ia adalah pemain yang tidak dibutuhkan.
Hal ini tidak lepas dari tongkat estafet yang dipasrahkan dari David Moyes ke Van Gaal, yang mana pada saat itu inkosistensi sistem manajerial dan kepelatihan adalah isu besar di Manchester United.
Akan tetapi, Solskjaer sepertinya tidak ‘sekejam’ Van Gaal. Buktinya, ia masih mempertahankan pemain-pemain seperti Jesse Lingard dan Marcos Rojo.
Taktik
Ketika menangani Manchester United, Van Gaal menerapkan taktik yang entah kenapa terkesan kaku dan membosankan bagi sebagian orang. Gaya permainannya seolah gagal membius dan menarik hati publik Old Trafford.
Padahal, semua juga tahu bahwa Van Gaal adalah salah satu pelatih kawak yang telah memenangkan banyak trofi.
Namun untungnya, setelah Mourinho, Solskjaer membawa perubahan dan sedikit napas segar di Manchester United dengan formasi andalannya, 4-2-3-1. Sebagai nilai plus, ia juga punya filosofi yang lebih cocok dengan The Red Devils.