Kekejaman Frank Lampard yang Buat Fikayo Tomori Melirik AC Milan
FOOTBALL265.COM – Nama Fikayo Tomori menjadi Headlines di bursa transfer musim dingin Januari 2021 kali ini. Wonderkid milik Chelsea ini digadang-gadang menjadi target utama AC Milan.
Pencarian AC Milan akan bek baru pun terus berlanjut. Sejak musim lalu Rossoneri mencari benteng pertahanan anyar untuk membuat skuatnya lebih kompetitif.
Sebelumnya, AC Milan disebutkan mengincar nama bek Strasbourg, Mohamed Simakan. Namun usahanya menemui jalan buntu. Sebab, pemain yang bersangkutan dilaporkan memilih RB Leipzig.
Tak ayal, kegagalan membajak Simakan dari Strasbourg pun membuat AC Milan harus mencari opsi lain. Dan pencarian tersebut pun berbuah hasil.
Adalah Tomori yang tak lain merupakan bek muda Chelsea. AC Milan dalam posisi unggul mengingat sang pemain kini hanya menjadi bek pilihan kelima dan lebih sering duduk di bangku cadangan The Blues.
Dilaporkan Fabrizio Romano, AC Milan bahkan telah melayangkan tawaran peminjaman yang disertai opsi pembelian permanen dengan nilai 30 juta euro (Rp512 miliar) kepada Chelsea.
Tawaran ini diyakini akan diterima Chelsea. Toh AC Milan memasukkan opsi pembelian permanen yang suatu saat bisa diaktifkan dan bisa saja memberi keuntungan ke The Blues jika memang tak membutuhkan jasanya lagi.
Di balik gegap gempita transfer ini, ada sebuah keanehan yang muncul. Sebab, nama Tomori sejatinya adalah salah satu pemain muda berbakat yang digadang-gadang jadi bek tangguh masa depan Chelsea.
Namun, mengapa kini namanya terpinggirkan? Apakah ada konflik antara Fikayo Tomori dengan Frank Lampard selaku pelatih tim? Ataukah ada hal lain yang tak bisa dijelaskan sehingga Chelsea mau melepas bakatnya ke AC Milan?
Di musim 2019/20 lalu, Tomori menjadi salah satu pemain muda yang dipromosikan Lampard ke tim utama Chelsea bersama dengan Mason Mount dan Tammy Abraham.
Ketiganya bisa dibilang tampil solid di awal-awal musim 2019/20. Abraham nampak tajam di depan gawang, Mount terlihat spartan di lini tengah, dan Tomori terlihat solid di lini belakang.
Puncaknya kala Chelsea bertandang ke markas Wolverhampton Wanderers. Dalam kemenangan 5-2 untuk The Blues tersebut, ketiga pemain muda ini mencatatkan namanya di papan skor. Abraham mencetak hattrick serta Mount dan Tomori mencetak masing-masing satu gol.
Dari sanalah harapan besar Chelsea terhadap ketiga pemain muda ini muncul. Ketiganya tak ayal menjadi wajah dari masa depan The Blues memasuki dekade baru.
Khusus untuk Tomori, di awal musim 2019/20, namanya kerap menghiasi starting line up Chelsea. Penampilan apiknya berbuah panggilan untuk membela Timnas Inggris di level senior.
Sayang, lambat laun nama Tomori disisihkan. Banyak yang menduga buruknya pertahanan Chelsea disebabkan penampilan inkonsistensinya. Alhasil namanya pun terpinggirkan sejak memasuki tahun 2020.
Terpinggirkannya Tomori dari skuat utama Chelsea pun berlanjut hingga memasuki musim 2020/21. Padahal secara fisik, ia terbilang fit dan siap bermain.
Namun Lampard berkehendak lain. Posisinya sebagai bek pilihan kelima di belakang Thiago Silva, Kurt Zouma, Antonio Rudiger, dan Andreas Christensen membuat jalannya kembali ke starting line up terhambat.
Ironisnya, Tomori sendiri adalah pemain terbaik Derby County kala masih diasuh Lampard, mengalahkan Mason Mount. Entah apa yang terjadi sehingga pelatih berusia 42 tahun tersebut tak lagi percaya terhadapnya.
Berkali-kali Lampard menyebut bahwa Tomori merupakan masa depan Chelsea. Bahkan teranyar tepat sebelum laga melawan Fulham, ia menyebutkan pemain berusia 23 tahun adalah masa depan klub.
“Fikayo Tomori tentunya memiliki masa depan yang panjang di Chelsea. Ketika saya dekat dengan Fikayo dia adalah pemain terbaik Derby County dan salah satu pemain terbaik di Divisi Championship.
“Dia kembali dan memainkan 20 pertandingan di Liga Inggris dan masuk Timnas Inggris. Tentu ada rencana jangka panjang untuk Fikayo di kepalaku,” ujar Lampard di konferensi pers jelang lawan Fulham.
Sayangnya pernyataan Lampard tak mencerminkan perlakuannya ke Tomori. Di tengah banyaknya laga dan padatnya jadwal Chelsea, pemain berusia 23 tahun tersebut terus dicampakkan dan diasingkan
Mungkin saja pihak klub merasa Tomori lebih baik dipinjamkan untuk menambah jam terbangnya. Berbeda dengan pernyataan Lampard yang terus menerus mengaku punya masa depan namun tak memainkannya.
Bisa saja karena perlakuan Frank Lampard, Chelsea kehilangan (kembali) pemain muda potensial ke depannya pada sosok Fikayo Tomori. Menarik dinantikan, apakah kepindahan AC Milan akan membuat Lampard terbungkam?