Magis Sindrom Musim Kedua Mulai Pudar, Saatnya Jose Mourinho Pensiun?
FOOTBALL265.COM – Fenomena unik berupa sindrom musim kedua yang mulai pudar tampaknya menjadi pertanda kalau karier Jose Mourinho sebagai pelatih hebat, segera berakhir.
Masih segar dalam ingatan ketika ada seorang pelatih berpakaian rapi dan menatap semua orang dengan kepercayaan diri tinggi sambil berkata ‘I’m special one’. Seketika itu juga, jagat sepak bola dunia terasa seperti diguncangkan atas kedatangan pelatih bertalenta asal Portugal.
Dia bernama Jose Mourinho, tapi itu tentu adalah cerita lama. Banyak hal sudah terjadi setidaknya dalam 2 dekade dalam karier Jose Mourinho sebagai pelatih.
Dari berbagai trofi yang pernah dimenangkan hingga deretan kontroversi yang pernah dilakukan, tapi itu semua dilakukan Mourinho demi klub yang ia bela. Menariknya, Mourinho ini seperti memiliki kecendrungan selalu sukses di musim kedua ketika ia melatih.
Bak seperti sebuah sindrom, Mourinho selalu mampu membawa timnya menjadi juara liga di manapun ia melatih, kecuali Manchester United. Mengerikannya sindrom musim kedua ala Mourinho pun menghebohkan Liga Inggris awal musim ini.
Pasalnya, dalam 10 laga pertama Liga Inggris, Mourinho berhasil membawa Tottenham Hotspur ke puncak klasemen dengan catatan 6 menang, 3 seri dan sisanya kalah. Lawan-lawan seperti Manchester United dan Manchester City pun bisa dikalahkan dengan elegan oleh Mourinho.
Namun situasi mendadak berubah setelah Mourinho menjalani 10 pertandingan Liga Inggris berikutnya. Tottenham Hotspur di bawah asuhan Mourinho, hanya sanggup menang 3 kali, 3 imbang dan sisanya kalah.
Teranyar tentu kekalahan dini hari tadi dari Brighton yang membuat Tottenham kini terlempar ke posisi 6, tertinggal 11 angka dari Manchester City di puncak. Sepintas, bayangan akan kegagalan Mourinho di musim keduanya bersama Tottenham pun mulai terlihat hilalnya.
Jika pada musim ini, Mourinho gagal membawa Tottenham jadi juara Liga Inggris, itu artinya ini menjadi kegagalan kedua setelah Manchester United. Itu artinya sindrom musim kedua yang begitu menakutkan dari Mourinho tampaknya juga sudah mulai pudar di 2 klub terakhirnya ini.
Mempertimbangkan sindrom musim kedua yang mulai pudar, apakah ini akan menjadi akhir dari karier sempurna Jose Mourinho sebagai pelatih legendaris? Berikut kami mencoba memberikan analisa apa yang akan terjadi dengan Mourinho setelah sindrom musim keduanya sudah tak ampuh.
1. Membayangkan Karier Selanjutnya Mourinho
Memang, dalam setiap karier yang gemilang, pasti akan menemukan ujungnya juga karena kehidupan itu bagaikan roda yang terus berputar. Pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson pun sadar dengan siklus itu sehingga ia memilih pensiun setelah juara Liga Inggris ke-20.
Hal serupa tampaknya sedang mengintai Mourinho, taktik jenius dan pendekatan psikologi yang selama ini menjadi andalannya, tampak mulai tak ampuh lagi. Generasi milenial yang cenderung keras kepala ketika kesenangannya direnggut tampaknya tak bisa diatasi Mourinho.
Tidak ada lagi pemain-pemain yang mau mengorbankan segala jiwa raganya untuk klub, seperti John Terry, Didier Drogba atau Samuel Eto’o. Yang ada hanya pemain-pemain yang lebih mementingkan ego dan sosial media seperti Paul Pogba.
Itulah mengapa Mourinho gagal meneruskan sindrom musim keduanya dengan Manchester United ketika ia mulai berselisih dengan Pogba. Sebelumnya sejak melatih Chelsea hingga Real Madrid, Mourinho selalu mampu mengontrol suasana ruang ganti.
Seperti dalam artikel yang pernah kami tayangkan pada 2 Desember 2020 lalu, Mourinho pasti akan sukses dalam sebuah klub ketika semua pemainnya mendengarkan dia. Atau dalam tanda kutip, Mourinho tidak kehilangan ruang ganti.
Di Tottenham, semua berjalan baik-baik saja hingga sempat terdengar kabar jika sudah ada pemain yang membangkang seperti Serge Aurier. Ia diketahui bertengkar sengit dengan Mourinho saat melawan Liverpool dan langsung meninggalkan stadion.
Dari situasi ini tampaknya para pemain mulai tidak sabar dan ada yang membangkang terhadap Mourinho. Ini tentu berbahaya, belum lagi cederanya Harry Kane semakin mempersulit usaha Mourinho membawa Tottenham jadi juara Liga Inggris.
Jika seandainya Mourinho gagal di Tottenham, apa yang akan terjadi dengan karier selanjutnya? Satu hal yang pasti, reputasinya akan semakin buruk sehingga membuat Mourinho bakal sulit dikontrak oleh klub besar lainnya.
Meski begitu, tim-tim papan menengah seperti Everton dan Wolves pasti akan dengan senang hati menampung Mourinho, tapi apakah ia mau? Atau pulang untuk melatih Timnas Portugal pun bisa menjadi destinasi menarik bagi Mourinho.
Apalagi dulu Mourinho pernah mengungkapkan keinginannya melatih Timnas Portugal suatu hari nanti. Jadi, jika sindrom musim kedua gagal juga di Tottenham, sepertinya Jose Mourinho harus memulai lembaran baru dalam kariernya, melatih Timnas Portugal bisa menjadi misi terakhirnya sebelum mungkin ia memilih pensiun.