Martin Odegaard: Reinkarnasi Mesut Ozil yang Hanya Mampir di Arsenal
FOOTBALL265.COM – Martin Odegaard seakan menjadi reinkarnasi Mesut Ozil sebagai pemain kreatif di Arsenal. Namun, kebersamaan itu terasa sia-sia mengingat dirinya harus kembali ke Real Madrid di akhir musim.
Odegaard menjadi salah satu penampil terbaik Arsenal dalam beberapa laga terakhir. Ia mampu memberi dampak penting dalam usaha The Gunners memperbaiki posisi di tangga klasemen Liga Inggris musim 2020/21 ini.
Salah satu penampilan terbaiknya lahir kala Arsenal bertandang ke markas West Ham United. Di laga yang berkesudahan 3-3 tersebut, Odegaard menjadi kunci di balik keberhasilan The Gunners melakukan comeback.
Sejatinya, Arsenal telah tertinggal 0-3 terlebih dahulu di babak pertama dan sempat memperkecil kedudukan menjadi 1-3 sebelum Odegaard menunjukkan magisnya dan membuat laga berkesudahan 3-3.
Martin Odegaard memang tak memberi assist ataupun gol di laga ini. Akan tetapi, permainannya yang kreatif sebagai pemain bernomor 10 Arsenal membuat aksi comeback ini tercipta.
Setiap proses gol Arsenal di laga ini kebanyakan dibuat dari sisi kanan lewat pergerakan Calum Chambers. Tapi, tanpa peran Odegaard, pergerakannya akan sia-sia.
Odegaard menjadi penampil terbaik dalam urusan mengkreasi serangan di laga tersebut, di mana ia membuat empat peluang, 16 operan ke kotak penalti lawan, 60 operan ke daerah lawan dan jarak tempuh sebanyak 11.4 km (data: Sky Sports)
Catatan itu menjadi yang terbanyak dari 22 pemain yang bermain. Hal ini membuktikan dirinya menjadi pemain paling kreatif sekaligus paling bekerja keras di laga itu.
Sayangnya, kreatifitas Martin Odegaard yang hampir serupa dengan Mesut Ozil diprediksi tak bertahan lama mengingat dirinya hanya sebatas mampir saja di Arsenal.
1. Sekadar Mampir di Arsenal
Selain kreatif, Odegaard juga dikenal sebagai pekerja keras dalam bermain. Padahal, jika ditilik posisinya, ia berada di area lawan atau penyerangan Arsenal.
Kerja keras Odegaard sendiri menjadi gambaran apik dari kualitasnya yang komplit sebagai gelandang dengan segala atribut kreatifitasnya.
“Dia (Odegaard) memberikan kami etos kerja maksimal karena ia sangat bekerja keras. Dia berkepribadian apik sangat rendah hati dan pekerja keras,” tutu Arteta.
Kerja keras Odegaard sendiri tentu tak lepas dari fakta bahwa dirinya ingin membuktikan kapasitasnya ke Real Madrid selaku klub pemiliknya.
Sebagaimana diketahui, Odegaard datang ke Arsenal dengan status peminjaman hingga akhir musim 2020/21. Pasalnya, di Real Madrid ia tak banyak mendapat opsi bermain.
Real Madrid mengambil keputusan untuk meminjamkannya demi mengasah kemampuannya yang masih berada di usia muda, yakni 22 tahun.
Dalam peminjamannya, Real Madrid pun cukup cerdik dengan tak memasukkan klausul pembelian secara permanen untuk Arsenal.
Real Madrid sadar bahwa Odegaard adalah aset berharga yang harus dipertahankan dan tak boleh dilepas. Untuk itu, di Arsenal ia seperti hanya sebatas mampir saja.
Namun, mampirnya Odegaard di Arsenal menjadi keuntungan bagi tiga pihak yakni dirinya sendiri, Arsenal dan Real Madrid.
Bagi Odegaard, peminjaman di Arsenal menambah pengalamannya di level tertinggi serta menambah menit bermain yang ia butuhkan untuk terus berkembang.
Bagi Real Madrid, peminjaman Odegaard akan memberi keuntungan di masa depan ketika pemain asal Norwegia ini pulang ke Spanyol dan siap membela Los Blancos secara reguler.
Bagi Arsenal, peminjaman ini memberi dampak dalam usaha The Gunners memperbaiki posisi dan menutup musim 2020/21 dengan catatan apik.
Selain itu, Arsenal bisa merasakan keuntungan besar dari kreatifitasnya yang memang berada di atas rata-rata pemain The Gunners lainnya terutama dalamhal Shot-Ending Pass (umpan yang berakhir peluang/tembakan) dengan total 33 operan sejak ia bergabung klub asal London itu.
Mungkin hanya ada satu hal yang disesali Arsenal, yakni tak meminta opsi pembelian secara permanen di akhir masa peminjamannya.
Andai kala itu Edu (Direktur Olahraga Arsenal) memasukkan opsi pembelian, tak bisa dibayangkan bagaimana apiknya penampilan Arsenal musim depan bersama Martin Odegaard.