Sudah Saatnya Merebut Posisi Kiper Nomor 1 Chelsea, Kepa!
FOOTBALL265.COM – Banyak pihak yang tak setuju Kepa Arrizabalaga kembali menjadi kiper nomor 1 Chelsea. Namun, sudah saatnya ia kembali ke posisi tersebut bersama Thomas Tuchel.
Dalam kurun dua musim terakhir, nama Kepa menjadi bulan-bulanan pecinta sepak bola karena keteledorannya menjaga gawang Chelsea sehingga membuat The Blues dirugikan.
Cemoohan yang mengalir kepadanya juga tak lepas dari fakta bahwa dirinya berstatus penjaga gawang termahal di dunia usai diboyong pada 2018 lalu dari Athletic Bilbao.
Saat itu, Chelsea rela merogoh kocek sebesar 71.6 juta poundsterling dan memecahkan rekor yang belum lama dipegang Alisson Becker.
Di musim perdananya, Kepa Arrizabalaga menjadi kiper utama Chelsea di bawah arahan Maurizio Sarri. Sejenak, karier di tahun pertamanya tak begitu buruk dengan sumbangsih gelar Liga Europa 2018-2019.
Pun gelar kolektif itu ia barengi dengan banyaknya Clean Sheet yang ia buat sehingga dirinya masuk dalam nominasi kiper terbaik FIFA pada 2019, mengacu pada penampilannya pada musim perdananya bersama Chelsea.
Namun di musim keduanya, Kepa mulai ‘melawak’. Penampilannya cenderung inkonsisten dan kerap membuat Chelsea merasa dirugikan.
Olok-olok pun mampir sepanjang 2019-2020 dan membuat pelatih Chelsea kala itu, Frank Lampard mencadangkannya dan memilih Willy Caballero yang berusia hampir 40 tahun.
Memasuki musim ketiganya, Kepa harus menerima fakta bahwa Chelsea memboyong kiper lain pada sosok Edouard Mendy di musim panas 2020. Alhasil, namanya kian tergusur dari posisi penjaga gawang nomor 1.
Kini, Kepa Arrizabalaga berstatus kiper kedua Chelsea. Namun, sudah saatnya ia membuktikan harga dirinya kembali bersama Thomas Tuchel di pentas teratas.
1. Kesempatan Kepa Menjadi Kiper Nomor 1 Chelsea
Kepergian Lampard sejatinya memberi angin segar kepada Kepa di mana di saat yang bersamaan, kesempatan untuknya kembali terbuka lebar ketika Tuchel datang ke Chelsea.
Kehadiran Tuchel membuat para pemain Chelsea yang biasa terpinggirkan sepertinya mendapat kesempatan mulai dari nol untuk membuktikan kapasitasnya.
Kepa pun menyadari hal ini dan secara perlahan mulai merasa percaya diri sehingga mendapat kesempatan tampil di ajang Piala FA saat Chelsea berhadapan dengan Barnsley.
Di laga itu, Kepa membuat tiga penyelamatan gemilang dan menjadi poros permainan Chelsea dari lini belakang dengan total sentuhan sebanyak 80 kali, operan sebanya 66 kali dan presentase operan sukses sebesar 86 persen.
Dengan penampilan apiknya di laga itu, Tuchel pun mempercayainya kembali empat hari berselang kala Chelsea menjamu Newcastle United.
Keputusan Tuchel sempat diragukan. Namun, Kepa kembali menjawab dengan catatan Clean Sheet di laga itu dan membuat empat penyelamatan sepanjang 90 menit.
Tuchel paham betul apa yang dibutuhkan Kepa adalah kembalinya kepercayaan dirinya yang hilang di era Lampard . Cemoohan dan hujatan di masa lampau secara tak langsung mempengaruhi performanya di bawah mistar.
“Kami (Chelsea) membutuhkan Kepa yang kuat di skuat kami. Dia punya penampilan apik di ajang Piala FA dan kami memutuskannya bermain kembali di laga ini (vs Newcastle) untuk meningkatkan ritme dan kepercayaan dirinya lagi,” tutur Tuchel.
Tuchel memang bukanlah Midas yang bisa merubah Kepa seketika menjadi apik. Tapi, Tuchel bisa membantu Kepa menghapus mimpi buruknya bersama Lampard di masa silam.
Tanpa disadari, penurunan performa Kepa tak lepas dari tangan kotor Lampard yang gagal membangun sistem pertahanan apik di depannya.
Di zaman Lampard, Chelsea menjadi tim dengan tingkat kebobolan terbanyak. Sebagai catatan, Derby County yang diasuhnya pun juga merupakan tim yang kerap kebobolan.
Chelsea di zamannya memiliki catatan kebobolan 1.5 gol per laga. Angka yang memprihatinkan dan menggambarkan buruknya sistem pertahanan yang Lampard buat.
Kepa hanyalah penjaga gawang. Tanpa sistem bertahan yang jelas, wajar jika dirinya kerap kebobolan dari situasi yang tak menguntungkan.
Laga melawan Southampton (17/10/20) menjadi bukti di mana Kepa disalahkan atas gol kedua Southampton. Padahal, kesalahan itu dibuat oleh Kurt Zouma yang terlalu pelan melepaskan operan kepadanya sehingga mudah direbut.
Inilah mengapa di era Tuchel, sudah saatnya Kepa merebut kembali tempatnya sebagai kiper nomor 1 Chelsea. Hal ini berdasarkan kemampuan Chelsea dalam membangun sistem pertahanan yang apik di bawah arahan Tuchel.
Dalam 14 laga perdana Tuchel, Chelsea hanya kebobolan dua gol saja yang berawal dari aksi bunuh diri dan gol Takumi Minamino. Selebihnya, The Blues mencatatkan Clean Sheet.
Kepa yang kerap diolok-olok pun, menjadi menyumbangkan tiga dari sembilan 12 Clean Sheet yang dibuat Chelsea bersama Tuchel lewat penyelamatannya.
Bisa disimpulkan, buruknya penampilan Kepa tak lepas dari buruknya sistem pertahanan Chelsea sendiri di era Lampard. Dengan hadirnya Tuchel, ia memiliki kesempatan untuk kembali membuktikan harganya kepada pecinta sepak bola.