Tak Terima Diskors Karena Langgar Protokol Covid-19, Lazio Ajukan Banding
FOOTBALL265.COM - Tim yang berkompetisi di Serie A Italia, Lazio akan mengajukan banding setelah dapat hukuman berat lantaran melanggar protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Lazio belakangan ini kedapatan melakukan hal nekat yang membahayakan keselamatan banyak orang di tengah pandemi virus corona.
Tim berjuluk Le Aquile itu dianggap sengaja tidak melaporkan jika ada kasus virus corona di skuad mereka. Seharusnya Lazio langsung melapor ke badan kesehatan Italia begitu ada pemain, pelatih, atau offisial yang terpapar virus berbahaya tersebut.
Tak cuma itu saja, Lazio juga tetap memaksakan pemainnya latihan ketika tes usap menunjukkan hasil positif. Sebanyak tiga pemain Lazio yang berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala) diketahui masih mengikuti latihan.
Tindakan tersebut tentu sangat beresiko baik bagi pemain yang terpapar maupun bagi rekan setimnya yang juga berpotensi tertular.
Hal nekat yang dilakukan Lazio tidak berhenti di situ. Belakangan Le Aquile kedapatan menurunkan pemain dalam status OTG untuk beraksi di lapangan.
Mengetahui hal itu, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) tidak mau tinggal diam. Mereka telah mengumpulkan bukti-bukti kesalahan yang dilakukan oleh Lazio.
Atas kesalahan fatal yang dilakukannya, Lazio mendapatkan hukuman berat.
1. Lazio Siap Ajukan Banding
Presiden Lazio diskors selama tujuh bulan beserta denda 150 ribu Euro atau sekitar 2,5 miliar rupiah. Dua dokter tim, Fabio Rodia dan Ivo Pulcini juga akan diskors selama 12 bulan karena dianggap lalai dalam menjalankan tugasnya.
Meski demikian, Lazio merasa tidak terima dengan hukuman tersebut. Kemudian mereka berniat untuk mengajukan banding.
"Klub akan mengajukan banding atas keputusan skorsing bagi tujuh bulan bagi Presiden dan 12 bulan bagi dokter klub. Juga untuk denda 150 ribu Euro yang harus ditanggung klub," demikian pernyataan dari Lazio dilansir dari football Italia.
Belum diketahui dengan pasti apakah Lazio akan mengajukan banding ke FIGC atau langsung ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS).