Keputusan Lalai UEFA di Balik Gol Hantu Cristiano Ronaldo
FOOTBALL265.COM - Portugal datang ke Stadion Rajko Mitic markas Serbia, berambisi untuk melanjutkan tren positif mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup A pada Minggu (28/03/21) dinihari WIB.
Sebelumnya, Portugal menang tipis 1-0 atas Azerbaijan dan berharap bisa kembali meraih kemenangan di laga kedua. Akan tetapi misi tersebut gagal diwujudkan, karena mereka hanya bisa imbang 2-2 melawan Serbia.
Portugal unggul lebih dahulu lewat dwi gol dari Diogo Jota menit ke-11 dan 36. Striker milik Liverpool itu menciptakan gol pertama dari sundulan berkat umpan silang Bernardo Silva.
Jota mengulang gol yang salam dengan sundulan pada gol keduanya usai menerima umpan Cedric Soares. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum.
Namun di babak kedua, anak asuh Fernando Santos dikejutkan dengan gebrakan cepat Serbia di awal-awal babak kedua. Hasilnya, mereka sukses memperkecil skor jadi 1-2 lewat gol Aleksandar Mitrovic menit ke-46.
Serbia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 setelah Filip Kostic mencetak gol kedua memanfaatkan assist Radonjic.
Tuan rumah harus bermain dengan 10 orang di masa injury time babak kedua setelah Nikola Milenkovic dikartu merah wasit Danny Makkelie.
Kunggulan tersebut berhasil dimanfaatkan Portugal, setelah mereka kembali memimpin usai Cristiano Ronaldo mencetak gol menit ke-90+3.
Tendangan Rondaldo tidak bisa dihalau kiper Marko Dmitrovic. Akan tetapi gol tersebut mengundang kontroversi. Dimana wasit Danny Makkelie tidak mengesahkannya.
Ronaldo, yang sudah berselebrasi, langsung marah-marah. Kemudian, penyerang Juventus itu malah dikartu kuning karena protes berlebihan.
Padahal dalam sejumlah tayangan ulang, bola tampak sudah melewati garis gawang sebelum dihalau Stefan Mitrovic. Sebelum peluit panjang dibunyikan, Ronaldo memilih meninggalkan lapangan dan membuang ban kapten di lengannya.
1. UEFA Tidak Menerapkan VAR
Menariknya, di era modern dimana teknologi semakin canggih masuk ke dunia olahraga sepak bola, gol semacam ini justru masih kerap terjadi.
Padahal FIFA telah memberikan izin penggunaan teknologi garis gawang maupun Video Assistant Refree (VAR).
Teknologi tersebut membantu ofisial pertandingan untuk melihat dan menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang. Hal itu guna meminimalisir kesalahan wasit dalam menjalankan tugasnya.
FIFA pertama kali menggunakan teknologi garis gawang di sepak bola saat Piala Dunia 2014 di Brasil, dan bahkan lebih awal lagi diterapkan di sejumlah liga domestik tertentu.
Akan tetapi langkah cepat FIFA menggunakan VAR atau teknologi garis gawang tidak diikuti oleh anggotanya termasuk UEFA. Mereka lebih lambat dalam menerapkannya di kompetisi yang mereka naungi.
Hingga akhirnya diuji coba di gelaran EURO 2016 dan Liga Champions musim 2017/2018. Sampai akhirnya semua liga elite Eropa sudah menerapkannya.
Namun, teknologi garis gawang dan VAR tidak diterapkan di kualifikasi sehingga Cristiano Ronaldo masih memburu gol pertamanya pada musim ini setelah juga tidak mencetak gol dalam kemenangan 1-0 atas Azerbaijan di laga pembuka.