5 Perubahan yang Harus Dilakukan Mikel Arteta Usai Arsenal Dihajar Liverpool di Liga Inggris
FOOTBALL265.COM – Arsenal dihajar Liverpool 0-3 di Liga Inggris akhir pekan lalu. Berikut 5 perubahan yang harus dilakukan Mikel Arteta agar The Gunners tidak makin terpuruk.
Usai Kualifikasi Piala Dunia 2022, Liga Inggris kembali dilanjutkan akhir pekan lalu. Salah satu duel yang tersaji mempertemukan antara Arsenal vs Liverpool, Minggu (04/04/21).
Namun meski berstatus sebagai tuan rumah, The Gunners yang memburu kemenangan demi mengejar tiket ke Eropa, harus menelan kekalahan memalukan.
Dua gol Diogo Jota dan satu sumbangan Mohamed Salah yang semuanya terjadi di babak kedua, membuat tuan rumah menelan kekalahan telak 0-3, yang menjadi kekalahan ke-12 Pierre-Emerick Aubameyang dkk di Liga Inggris musim ini.
Kekalahan itu membuat The Gunners tertahan di peringkat 10 klasemen sementara. Impian meraih tiket ke kompetisi Eropa pun semakin tipis. Dengan demikian, peluang meraih tiket ke Eropa hanyalah memenangi Liga Europa di mana Arsenal akan bertemu Slavia Praha di perempat final.
Namun dengan performa Arsenal belakangan ini, menjuarai Liga Europa pun bukan tugas mudah mengingat masih ada sejumlah klub yang bisa menghambat mereka, termasuk Manchester United.
Dilansir Daily Mirror, manajer Mikel Arteta dinilai perlu melakukan sejumlah perubahan untuk memastikan Arsenal bisa bangkit dan mewujudkan misi mereka musim ini, usai kekalahan telak dari Liverpool.
Apa saja perubahan yang harus dilakukan Mikel Arteta? Berikut ini ulasannya:
Mengembalikan Performa Pierre-Emerick Aubameyang
Mencadangkan Pierre-Emerick Aubameyang saat melawan Tottenham memang berbuah kemenangan. Namun, di sisi lain keputusan itu menurunkan performa dan kepercayaan sang penyerang. Terbukti di 2 laga setelah itu, Aubameyang gagal mencetak gol meski selalu menjadi starter.
Dengan performa Alexandre Lacazette yang masih naik turun, Mikel Arteta wajib membangkitkan kembali kepercayaan diri Aubameyang sehingga sang kapten bisa kembali tampil tajam, untuk menyelamatkan Arsenal di sisa musim ini.
Menemukan Kuartet Baku di Lini Belakang
Cedera dan hukuman membuat Arteta kerap tak bisa menurunkan kuartet lini belakang yang sama dari pertandingan di pertandingan. Minimnya kesempatan bermain bersama pun membuat peluang munculnya blunder karena kesalahan komunikasi menjadi lebih besar.
Meski sulit, Mikel Arteta wajib segera menemukan kuartet lini belakang yang terbaik dan memainkannya sesering mungkin sehingga tercipta pemahaman dan komunikasi yang baik yang akan meminimalkan kesalahan sendiri.
1. Maksimalkan Odegaard dan Bangkitkan Leno
Memaksimalkan Martin Odegaard
Sejak didatangkan sebagai pemain pinjaman dari Real Madrid, Martin Odegaard tampil baik dan sudah menciptakan 2 gol dari 13 laga di semua kompetisi. Ia pun berperan penting sebagai pusat kreativitas di lini tengah Arsenal meski masih gagal menciptakan assist.
Namun saat melawan Liverpool, Martin Odegaard terisolasi di lini tengah berkat superioritas The Reds dan kesalahan taktik The Gunners sendiri. Arteta pun wajib menemukan strategi yang tepat untuk memaksimalkan kehadiran Odegaard di sisa musim ini agar sang gelandang bisa tampil lebih efektif.
Mengembalikan Kepercayaan Diri Bernd Leno
Bernd Leno tampil cukup baik mengawal gawang Arsenal musim ini. Namun, belakangan ini ia kerap membuat blunder. Ia pun dinilai bertanggung jawab atas dua gol pertama Liverpool di Liga Inggris akhir pekan lalu.
Situasi ini tentu tak lepas dari buruknya kuartet pertahanan yang berdiri di depannya. Namun, Mikel Arteta perlu membangkitkan kepercayaan diri Bernd Leno, tak hanya dalam beraksi di bawah mistar tapi juga dalam mengatur lini belakang The Gunners.
Melakukan Perbaikan Nyata
Seusai laga melawan The Reds, Mikel Arteta mengaku bertanggung jawab atas hasil buruk tersebut. Namun, ini bukan pertama kalinya sang manajer mengatakan itu. Sebelumnya, ia menyampaikan hal yang sama usai kalah dari Aston Villa pada November dan pada rangkaian hasil buruk akhir tahun lalu.
Pengakuan bersalah yang konstan ini dinilai sejumlah pihak sebagai bukti minimnya kepercayaan diri Arteta yang menunjukkan ia tidak cukup layak menjadi manajer klub papan atas. Apalagi, tak ada perbaikan nyata yang tampak usai rangkaian permohonan maaf itu.