x

Konyol, Ini Sisi Positif yang Dilihat Jurgen Klopp dari Liga Super Eropa

Sabtu, 24 April 2021 03:34 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor:
Ekspresi kegembiraan Jurgen Klopp usai Liverpool menang tipis 4-3 dari Leeds United

FOOTBALL265.COM - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp ternyata masih bisa menemukan sisi positif dari turnamen Liga Super Eropa (ESL) yang belakangan menimbulkan perdebatan.

Banyak klub awalnya tergiur untuk bergabung dengan Liga Super Eropa. Bank JP Morgan dari Amerika Serikat berjanji akan memberikan kucuran dana senilai enam miliar euro (kurang lebih 104 triliun rupiah) demi bergulirnya ESL.

Sebanyak 12 klub yang akan berpartisipasi digadang-gadang akan mendapatkan uang sebesar 300 juta euro (kurang lebih 5,2 triliun rupiah).

Baca Juga
Baca Juga

Namun, wacana bergulirnya Liga Super Eropa langsung membuat UEFA dan FIFA menjadi murka. Banyak pihak menilai jika ESL hanya akan mencederai jiwa sportivitas di dunia sepak bola.

Meski demikian, Jurgen Klopp ternyata masih bisa melihat sisi positif dari kompetisi tersebut.

"Satu-satunya hal positif dari kompetisi ini adalah ketika kompetisi ini tidak terjadi. Saya sekarang tidak banyak terlibat lagi karena saya mulai lagi fokus pada persiapan tim," ujar Klopp dilansir dari laman resmi Liverpool.

Baca Juga
Baca Juga

"Tapi dari apa yang saya dengar, ini belum berakhir. Saya tidak berpikir Liga Super masih bisa terjadi, tetapi yang jelas sekarang ada banyak diskusi tentang hal-hal lain juga. Semua orang tahu tentang pandangan saya," sambungnya lagi.

Ada perasaan lega di hati Jurgen Klopp saat tahu jika Liga Super Eropa tidak jadi dilangsungkan. Tetapi ada kekhawatiran juga melihat format baru Liga Champions yang dicanangkan UEFA.


1. Jurgen Klopp Kecewa Pada UEFA

Jurgen Klopp dan Pep Guardiola.

"Saya sependapat dengan Pep Guardiola. Liga Super Eropa tidak akan berlangsung, itu bagus, sangat bagus. Tetapi lihat format baru Liga Champions membuatku ragu. Sata sudah memberi waktu satu jam kepada UEFA untuk menjelaskan tentang itu via telepon," kata Jurgen Klopp.

"Mereka menunjukkan keseluruhan ide dan kemudian saya berkata 'saya tidak suka' karena ada 10 pertandingan bukan enam (di fase grup). Mereka memutuskan tanpa bertanya pendapat kami, penemu Liga Super Eropa pun tidak pernah bertanya kepada para pelatih," sambungnya lagi.

Sebelumnya Jurgen Klopp memang pernah memprotes tentang padatnya jam pertandingan. Hal itu berdampak buruk pada kondisi fisik para pemain serta performa mereka di lapangan.

Meski demikian, format Liga Champions dan Liga UEFA yang baru mengharuskan para pemain bekerja lebih keras lantaran akan ada lebih banyak pertandingan.

Jurgen Klopp kecewa lantaran UEFA tidak bertanya kepada para pelatih terlebih dahulu sebelum memutuskan tentang perubahan format baru.

UEFAJurgen KloppLiga Super EropaBola Internasional

Berita Terkini