x

Wacana Liga 1 Tanpa Degradasi, Persik Bersikap Konsisten Sejak Semula

Minggu, 9 Mei 2021 14:45 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena

FOOTBALL265.COM - Persik Kediri membuktikan konsistensinya mendukung wacana menggelar kompetisi Liga 1 tanpa degradasi khusus musim 2021.

Sebelumnya, Persik bersikap serupa ketika kompetisi Liga 1 hendak dilanjutkan akhir tahun lalu. Namun, rencana itu dibatalkan seiring tidak terbitnya izin pertandingan.

Kali ini, Persik Kediri juga bersikap demikian. Pandemi virus corona yang masih belum mereda di Tanah Air menjadi pertimbangan utamanya.

Baca Juga
Baca Juga

"Wacana Liga 1 tanpa degradasi merupakan momen untuk pemulihan seluruh klub," ucap Presiden Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, dalam rilis klub, Minggu (9/5/21).

Sehingga, pihaknya menjadi salah satu klub yang cukup frontal dalam menyatakan dukungan supaya kompetisi kasta tertinggi bergulir tanpa degradasi.

"Menurut kami, wacana itu merupakan langkah yang baik sekali. Apalagi yang kami dengar, mayoritas klub Liga 1 dan Liga 2 setuju dengan wacana itu," sambung dia.


1. Serahkan ke PSSI

Logo klub Liga 1, Persik Kediri.

Kendati demikian, Persik Kediri tetap akan menunggu hasil pada Kongres PSSI akhir Mei mendatang. Momen itu akan menentukan untuk jadi tidaknya wacana menggelar kompetisi Liga 1 tanpa degradasi.

"Kami harap, federasi (PSSI) dan operator kompetisi (PT Liga Indonesia Baru) dapat mengambil keputusan bijak dengan melihat kondisi pandemi saat ini," tandas Abdul Hakim Bafagih.

Sejak pertama bergulir pada 2017, Liga 1 menerapkan sistem promosi dan degradasi. Sebanyak tiga tim peringkat terbawah otomatis degradasi ke Liga 2, begitu pula bagi tiga tim yang promosi.

Baca Juga
Baca Juga

Persik sendiri menjalani sistem itu pada 2019. Berstatus juara Liga 2, Faris Aditama dkk. berhak naik kasta ke di Liga 1 2020 bersama Persita Tangerang (runner-up) dan Persiraja Banda Aceh (peringkat ketiga).

Persik KediriLiga IndonesiaLiga 1Liga 2Bola IndonesiaBerita Liga 1Abdul Hakim Bafagih

Berita Terkini