Aktivitas Tim Diliburkan, Kiper PSIM Tetap Jalankan Progam Latihan Mandiri
FOOTBALL265.COM - Penjaga gawang PSIM Yogyakarta, Imam Arief Fadillah, tetap menjalankan program latihan mandiri selama aktivitas tim diliburkan agar kondisi kebugarannya tetap terjaga.
Apalagi menurutnya, pelatih PSIM, Seto Nurdiyantoro, memberikan program latihan mandiri kepada pemainnya. Sehingga, sebagai pemain sepak bola profesional, Imam memiliki kewajiban untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh pelatih.
Mantan penjaga gawang Persib Bandung ini menambahkan, biasanya ia menjalankan program latihan mandiri pada sore hari, terutama saat bulan Ramadan sehingga dekat dengan waktu berbuka.
"Kebetulan di PSIM dikasih program sama pelatih, jadi saya menjalankan program ini untuk maintenance saja, jadi kegiatan ya latihan setiap sore apalagi pas bulan puasa, jadi untuk jaga kondisi," kata Imam kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.
Imam menuturkan, selama ini tidak menemui kendala dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh pelatih, pasalnya sebelumnya ia sudah sering menjalanan program latihan mandiri untuk menjaga kondisinya agar tetap bugar.
Selain itu, kiper berusia 31 tahun ini merasa nyaman menjalankan program latihan mandiri, terutama saat bulan Ramadan. Karena, waktu latihan dimanfaatkan olehnya untuk menunggu waktu berbuka.
"Enggak ada kendala, kebetulan saya suka latihan sendiri maksudnya saya juga sering menjaga kondisi juga, cuma ini programnya jelas jadi saya melakukannya dengan gembira, sambil nunggu magrib enjoy saja," jelas Imam Arief.
Setelah hari raya Idul Fitri, PSIM menurut Imam akan mengumpulkan kembali pemainnya pada 19 Mei 2021 mendatang untuk persiapan menghadapi kompetisi Liga 2 2021.
"Libur sampai tanggal 18, 19 sore sudah masuk latihan di Yogya," jelas mantan kiper Barito Putera dan Persebaya Surabaya ini.
1. Tidak Mudik
Sementara itu, Imam tidak melakukan tradisi mudik pada hari raya Idul Fitri 1442 H dan memilih merayakan lebaran tahun ini bersama keluarga di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Menurut pemain PSIM itu, pada lebaran tahun-tahun sebelumnya tradisi mudik sering dijalankan olehnya, lantaran di Bandung masih ada neneknya. Namun, saat pandemi corona atau COVID-19, ia memutuskan untuk tidak mudik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Apalagi, pada tahun ini lebaran masih di tengah pandemi corona dan pemerintah juga memberlakukan larangan mudik, sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus corona.