3 Fakta Usai Chelsea Kalahkan Manchester City di Final Liga Champions
FOOTBALL265.COM – Chelsea berhasil memenangi gelar Liga Champions kedua mereka sepanjang sejarah usai mengandaskan perlawanan Manchester City dengan skor 1-0 di Stadion Dragao, Minggu (30/05/21) dini hari WIB.
Pasukan Thomas Tuchel menampilkan performa yang patut dikenang sepanjang masa. Datang ke Dragao tanpa jadi unggulan, Chelsea bertanding dengan penuh determinasi, hasrat, dan ambisi untuk menjadi juara.
Tak perlu skor besar untuk menjadi pemenang dan Chelsea tahu persis akan hal tersebut. Kemenangan 1-0 atau 10-0 tetap sama-sama berstatus sebagai kemenangan.
Skor tipis 1-0 tercipta lewat gol brilian Kai Havertz di menit ke-42. Gocekannya menipu Ederson dan dengan mudah sontekannya berhasil membuat bola melaju mulus ke gawang Manchester City yang sudah kosong melompong.
Berikut adalah tiga fakta yang tercatat setelah Chelsea berhasil mengandaskan perlawanan Manchester City di partai puncak Liga Champions 2020/21 seperti dirangkum oleh redaksi INDOSPORT.
N’Golo Kante: Bintang Sepakbola Paling Humble
Selebrasi juara Chelsea menampilkan satu kejadian unik yang menunjukkan betapa rendah hatinya N’Golo Kante. Kejadian unik ini tercipta kala pemain melewati trofi Liga Champions sebelum trofi tersebut diangkat oleh kapten klub.
Alih-alih memberikan ciuman pada trofi selazimnya para pemain yang berhasil meraih trofi tersebut, Kante hanya memberikan sentuhan pada badan trofi itu sebelum kemudian bergegas maju dan memberikan kesempatan pada rekannya yang berada di belakang dirinya.
Sebuah gestur yang menunjukkan betapa Kante merupakan salah satu pesepakbola papan atas yang paling humble sepanjang masa.
Gestur yang Kante tunjukkan ini mirip dengan apa yang ia tunjukkan kala Timnas Prancis menggondol trofi Piala Dunia 2018 silam.
Saat itu, Kante terlalu sopan dan malu-malu untuk mengangkat trofi Piala Dunia. Padahal performanya sepanjang turnamen adalah salah satu alasan mengapa Prancis bisa mengunci gelar juara kedua mereka sepanjang sejarah.
1. Balas Dendam Eks Finalis dan Performa Apik Batu Karang Jerman di Jantung Pertahanan
Rudiger Menjelma Menjadi Tembok Besar China
Laga final Liga Champions 2020/21 kontra Manchester City ini mungkin adalah salah satu pertandingan terbaik Antonio Rudiger bersama Chelsea.
Ia tampil bak Tembok Besar China. Jika ‘Tembok 10.000 Li’, julukan lain Tembok Besar China, berhasil menjaga China dari serangan suku-suku nomad dari utara, maka Rudiger berhasil menjaga gawang Edouard Mendy dari gempuran Manchester City sepanjang 90 menit.
Rudiger adalah aktor kunci di jantung pertahanan Chelsea dalam laga tersebut. Performa apiknya berhasil membuat gawang The Blues tetap terjaga kesuciannya hingga akhir laga.
Balas Dendam Thomas Tuchel
Final Liga Champions 2020/21 ini merupakan laga pembalasan dendam Thomas Tuchel dan Thiago Silva, eks finalis Liga Champions 2019/20 kemarin.
Jika musim lalu Tuchel yang merupakan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) dan Silva yang merupakan pilar Les Parisiens di lini belakang harus tertunduk lesu serta mengalami patah hati yang menyakitkan usai dikalahkan Bayern Munchen, situasi yang terjadi saat ini sungguh berbeda.
Mereka berdua menjadi pihak yang menangis bahagia di final kali ini. Tuchel dan Silva berhasil menuntaskan rasa perasaan mereka pada trofi antarklub paling bergengsi seantero Eropa ini.