Disia-siakan Timnas Indonesia, Bek Naturalisasi Ini Gabung Klub Malaysia
FOOTBALL265.COM - Bek naturalisasi asal Kamerun yang gagal dipanggil timnas Indonesia yakni Zoubairou Garba baru saja bergabung ke klub Liga Super Malaysia, Perak FC.
Kabar resminya Zoubairou Garba ke Perak FC dikonfirmasi oleh Instagram resmi klub pada Kamis (17/6/2021). Tidak sendiri, ia dikenalkan bersama sembilan pemain baru lainnya termasuk eks Persiraja Banda Aceh, Samir Ayass.
"Welcome Yob," tulis Instagram resmi Perak FC.
Seperti diketahui, sebelum hengkang ke Perak FC, Zoubairou Garba merupakan pemain klub Liga 1, Persebaya Surabaya. Namun dirinya sudah berstatus bebas transfer pada 23 Februari 2021 lalu.
Bek berdarah Kamerun yang sudah berusia 34 tahun tersebut memang sudah tidak asing di telinga para penggemar sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak, sejak 2006 silam dirinya selalu setia berkompetisi di Liga Indonesia.
Sebelum Persebaya, ia sempat memperkuat Tira-Persikabo, Persih Tembilahan, PSIS Semarang dan Sriwijaya FC. Barulah pada Juni 2021 ini dirinya akhirnya hengkang dari Indonesia dan memilih berkarier di Liga Super Malaysia.
Meski usianya sudah tidak lagi muda, namun manajemen Perak FC berharap Zoubairou Garba mampu menampilkan permainan apik di lini belakang.
Liga Super Malaysia 2021 sedang menjalani istirahat putaran pertama. Perak FC sendiri mendapatkan hasil kurang memuaskan karena terjebak di posisi 10 klasemen dengan tiga kali menang, tiga kali imbang, dan tujuh kali kalah.
1. Zoubairou Garba Disia-siakan Timnas Indonesia
Zoubairou Garba pertama kali berkarier di Indonesia pada 2006 silam dengan bergabung ke PSIS Semarang. Dirinya resmi dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2019 lalu.
Dirinya kini memiliki KTP dengan alamat di Sukabumi, Jawa Barat dan kabarnya sudah berganti nama menjadi Cecep Zoubairou. Sejak menjadi WNI, Zoubairou belum juga mendapatkan panggilan ke timnas Indonesia.
Padahal bila melihat rekam jejaknya, bek berusia 34 tahun itu tidak bisa dianggap remeh. Ia pernah menjadi palang pintu utama PSIS Semarang bersama Maman Abdurrahman di final Liga Indonesia 2006 silam.