Sejarah Noktah Masa Lalu Argentina dan Intimidasi Sia-sia Diego Simeone
FOOTBALL265.COM - Amerika Serikat barangkali dikenal sebagai negara adidaya dalam hal kekuatan militer, ekonomi, dan politik. Di Benua Merah, tak ada satu pun negara lain yang bisa menandingi kedigdayaan Negeri Paman Sam.
Lain lagi ceritanya bila aspek bergeser ke olahraga paling populer sejagat, yakni sepak bola. Amerika Serikat jelas inferior dibanding tim-tim raksasa Latin yang pernah memenangi trofi Piala Dunia seperti Argentina, Brasil, dan Uruguay.
Namun, terdapat suatu masa di mana Amerika Serikat mampu menjungkalkan raksasa Latin plus menorehkan aib bagi para pemainnya. Momen ajaib itu terjadi dalam pertandingan pamungkas fase grup Copa America 1995 kontra Argentina.
Bisa ditebak, Amerika Serikat sama sekali tak diunggulkan justru menang atas Argentina. Skuat bertabur bintang semacam Gabriel Batistuta, Ariel Ortega, dan Diego Simeone serta predikat jawara bertahan Copa America menjadi alasannya.
Argentina juga meladeni Amerika Serikat dengan modal sempurna berupa dua kemenangan atas Bolivia (2-1) dan Cile (4-0) di partai terdahulu. Mereka hampir pasti menggenggam tiket ke perempat final sebagai juara grup.
Berada di atas angin, Argentina meremehkan lawannya. Hal ini menjadi bumerang mengingat kubu Amerika Serikat malahan semakin termotivasi meruntuhkan keangkuhan sang juara bertahan Copa America, 14 Juli 1995.
Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Amerika Serikat berbuah manis ketika Frank Klopas sukses membuka skor melalui sepakan mendatar nan bertenaga menuntaskan kemelut di kotak penalti Argentina pada menit ke-20.
“Sebisa mungkin saya berusaha melepaskan tembakan rendah ke pojok kiri bawah gawang Argentina,” kata Klopas seperti dikutip dari The Guardian.
Memimpin satu gol, Amerika Serikat tak lantas mengendurkan tekanan. Eric Wynalda dkk. malah kian bersemangat menambah keunggulan lewat akselerasi kedua pemain sayap, Cobi Jones dan Earnie Stewart.
Memasuki menit ke-31, Jones menyisir sisi kiri pertahanan lawan lalu mengirimkan umpan silang rendah kepada Alexi Lalas yang berlari lalu menyambar bola secepat kilat.
Kiper Argentina, Carlos Bossio, tak berdaya lantaran si kulit bundar melaju mulus menuju gawang melewati sela-sela kakinya. Amerika Serikat menutup babak pertama dengan keunggulan dua gol tanpa balas.
Argentina meradang. Pelatih Daniel Passarella lantas menurunkan Diego Simeone untuk meningkatkan daya serangan tim sekaligus mengintimidasi lawan.
Kehadiran Simeone membuat tensi pertandingan semakin panas di babak kedua. Dia sempat menghampiri Eric Wynalda dan melontarkan kata-kata bernada ancaman yang bertujuan menghancurkan mental bertanding Amerika Serikat.
“Diego Simeone jelas-jelas mengatakan bahwa ia akan membunuh kami. Bila Anda menonton laga itu, Simeone sengaja melanggar Thomas Dooley supaya bisa memulai perkelahian dengan kami,” cetus Wynalda.
1. Maradona Menangis?
Meski begitu, Amerika Serikat sudah terlanjur percaya diri. Segala bentuk intimidasi Simeone mentah, bahkan Wynalda ikut-ikutan mengukir nama di papan skor pada menit ke-58 memaksimalkan assist Joe-Max Moore.
Jadilah Amerika Serikat memetik kemenangan telak 3-0 atas Argentina. Kenangan di Copa America 1995 semakin manis karena Eric Wynalda dkk. mampu menempati peringkat keempat.
"Diego Maradona sampai menangis. Saya ingat dia mengatakan bahwa dirinya berurai air mata bukan gara-gara Argentina kalah, melainkan karena menyaksikan permainan indah Amerika Serikat," ujar Eric Wynalda.
Inilah prestasi tertinggi sepanjang keikutsertaan mereka di turnamen terakbar seantero Amerika Latin, yang belakangan diulangi pada edisi 2016. Sebuah pencapaian membanggakan mengingat Amerika Serikat hanya sebatas tim undangan di Copa America.
“Kiprah di Copa America 1995 secara psikologis menimbulkan perubahan besar. Kami mulai mendapatkan respek dari tim-tim lain,” ucap pelatih Amerika Serikat kala itu, Steve Sampson, sebagaimana dilansir Howler Magazine.
Susunan Pemain:
Amerika Serikat (3-5-2): 18-Keller, 22-Lalas, 17-Balboa (4-Burns 15'), 20-Caligiuri; 13-Jones, 8-Stewart, 5-Dooley, 6-Harkes, 14-Klopas (9-Ramos 46'); 7-Moore, 11-Wynalda
Cadangan: 1-Friedel, 12-Sommer, 2-Lapper, 3-Bliss, 10-Sorber, 15-Kirovski, 16-Berhalter, 19-Kerr, 21-Reyna
Pelatih: Sampson
Argentina (4-4-2): 12-Bossio; 13-Altamirano, 2-Ayala, 15-Fabbri, 14-Schurrer; 17-Escudero (8-Simeone 46'), 5-Perez, 18-Espina (19-Ortega 46'), 10-Gallardo; 20-Acosta (7-Balbo 65'), 9-Batistuta
Cadangan: 1-Cristante, 22-Burgos, 3-Chamot, 4-Zanetti, 6-Caceres, 11-Berti, 16-Astrada, 21-Borrelli
Pelatih: Passarella
Stadion: Parque Artigas (8.000)
Gol: Klopas 20', Lalas 31', Wynalda 58'
Wasit: Rezende (Bra)
Kartu Kuning: Klopas, Lalas, Harkes, Jones (AS)/Schurrer, Ayala, Altamirano, Gallardo, Perez (AR)
Kartu Merah: -