Homare Sawa, Inkarnasi Kapten Tsubasa di Dunia Nyata dalam Gender Berbeda
FOOTBALL265.COM â Mengenal Homare Sawa, inkarnasi tokoh animasi sepak bola, Kapten Tsubasa di dunia nyata dalam gender berbeda.
Siapa yang tak kenal Kapten Tsubasa? Tokoh kartun ini menjadi animasi wajib pecinta sepak bola. Siapa sangka, kisahnya membawa Jepang menjadi juara dunia terwujud lewat sosok Homare Sawa.
Dalam film animasi Kapten Tsubasa, seorang anak kecil bernama Tsubasa Ozora lahir dengan bakat hebat di dunia sepak bola.
Dalam perjalanannya, ia dilatih pria asal Brasil bernama Roberto Hongo dan perlahan menjadi andalan sejak muda yakni dari masa sekolah dasar.
Pelan tapi pasti, Tsubasa terus berkembang seiring bertambahnya usia dan mulai menjadi andalan tim nasional Jepang.
Tsubasa bertindak sebagai kapten di laga-laga internasional yang diikuti Jepang dengan mimpi membawa trofi Piala Dunia ke Negeri Matahari Terbit tersebut.
Singkat cerita, Tsubasa bersama rekan-rekannya mampu meraih gelar Piala Dunia U-20 dengan mengalahkan Uruguay, Belanda dan Brasil.
Film animasi Tsubasa sendiri diangkat dari komik ciptaan Yoichi Takahashi dan beredar sejak 1981 hingga 1988 dalam 37 volume.
Komik ini diangkat ke layar kaca saat Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Korea Selatan. Salah satu tujuannya mengangkat komik ini ke layar kaca tak lain agar menjadi pemacu semangat tim nasional berjuluk Samurai Biru.
Meski jalan Jepang kala itu tak seperti kisah komik tersebut, Kapten Tsubasa nyatanya lahir di dalam diri Homare Sawa yang berhasil membawa Samurai Biru wanita ke tangga juara Piala Dunia 2011.
Lantas, seperti apa profil dari Homare Sowa ini? INDOSPORT rangkum dalam penjelasan berikut.
1. Profil Homare Sawa
Homare Sawa bisa dikatakan Kapten Tsubasa-nya sepak bola wanita Jepang. Ia menjadi aktor di balik keberhasilan Samurai Biru menjuarai Piala Dunia Wanita 2011.
Homare Sawa lahir pada 6 September 1978 silam. Kecintaan Sowa terhadap sepak bola bermula dari saudaranya yang mengajarkan permainan si kulit bundar. Dari sana, bakatnya di dunia sepak bola mengalir.
Bakat alami Sawa yang bak Kapten Tsubasa itu pun lantas membawanya ke Divisi Pertama sepak bola wanita Jepang di usia yang baru 12 tahun.
Di usia 15 tahun, Sawa yang kini berusia 42 tahun telah membela tim nasional wanita Jepang di mana dirinya mencetak empat gol dalam satu laga melawan Filipina di tahun 1993.
Sama seperti Kapten Tsubasa, Sawa yang memiliki postur tergolong mungil berposisi sebagai gelandang serang yang haus gol.
Perjalanannya di liga wanita Jepang bersama Yomiuri Bleza hanya bertahan tujuh tahun sejak 1991 hingga 1998 di mana ia mencetak 79 gol hanya dari 136 penampilan.
Pada 2001, saat Amerika Serikat memperkenalkan liga wanita, Sawa menyeberang ke negeri Paman Sam dengan bergabung tim Atlanta Beat dan mencetak sejarah sebagai pemain pertama yang mencetak gol untuk tim tersebut.
Setelah liga wanita Amerika Serikat bubar pada 2003, Sawa kembali ke tanah kelahirannya dan membela NTV Beleza pada 2004.
Di tahun tersebut pula, Sawa dinobatkans sebagai pemain wanita terbaik oleh Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC.
Usai membela NTV Beleza, ia pun kembali ke Amerika Serikat dengan membela Washington Freedom pada 2009 hingga 2010 sebelum kembali ke Jepang lagi guna persiapan Piala Dunia Wanita 2011.
Di Piala Dunia Wanita 2011 ini lah Sawa mengukir prestasi dan merealisasikan mimpi Jepang menjuarai Piala Dunia.
Sawa yang bertindak sebagai kapten mampu membawa Jepang mengukir sejarah di Jerman usai mengandaskan perlawanan Amerika Serikat dengan deretan bintangnya.
Kemenangan ini pun Sawa dan rekan-rekannya dedikasikan untuk memberi semangat kepada warga Jepang, sama seperti halnya serial Kapten Tsubasa.
Bedanya, kemenangan Sawa dan rekan-rekannya untuk memberikan semangat ke Jepang yang belum lama diterpa bencana Tsunami beberapa bulan sebelum Piala Dunia Wanita 2011.
Tak hanya menjadi juara, Sawa juga didapuk FIFA sebagai pemain terbaik wanita sejagat pada 2011 menyusul keberhasilan tersebut.
Pada akhirnya, Homare Sawa benar-benar menjadi inkrasi dari Kapten Tsubasa sendiri. Berkat aksi heroiknya, semangat Jepang tumbuh lagi pasca diterjang Tsunamin.