Piala Super UEFA: Mimpi Buruk Chelsea dan Abramovich untuk Jadi yang Terbaik di Eropa
FOOTBALL265.COM – Piala Super UEFA selalu menjadi mimpi buruk bagi Chelsea dan Roman Abramovich untuk merajai Eropa. Setidaknya, hal tersebut tercermin dalam sejarah panjang The Blues.
Dua pemenang kompetisi Eropa yakni Liga Champions dan Liga Europa, Chelsea dan Villarreal, akan saling memperebutkan trofi Piala Super UEFA 2021.
Kedua tim akan saling tikam memperebutkan status tim terbaik di Eropa dalam laga yang berlangsung di Windsor Park, Belfast, Irlandia Utara tersebut.
Chelsea menjadi salah satu kontestas usai memenangi Liga Champions musim 2020/21. Kemenangan The Blues didapatkan dari rival senegaranya, Manchester City pada 30 Mei lalu.
Sesaat sebelum Chelsea menjuarai Liga Champions, Villarreal terlebih dahulu menjuarai Liga Europa dengan mengalahkan Manchester United pada 27 Mei lalu.
Sejatinya, banyak pihak meyakini bahwa derby Manchester akan tersaji di Piala Super UEFA 2021. Hal ini lantaran, baik Man City dan Man United lebih diunggulkan menjadi pemenang Liga Champions dan Liga Europa.
Sayangnya, dua klub Manchester itu harus terkapar di partai pamungkas dan gagal merealisasikan derby Manchester di Piala Super UEFA.
Di Piala Super UEFA 2021 nanti, Chelsea yang berstatus juara Liga Champions jauh lebih diunggulkan dari Villarreal karena statusnya tersebut.
Di sisi lain, Piala Super UEFA 2021 menjadi yang pertama untuk Villarreal. Pun dengan laga melawan Chelsea menjadi pertemuan perdana The Yellow Submarine dengan The Blues.
Sayangnya, sejarah mengatakan Chelsea selalu mendapat mimpi buruk dalam setiap usahanya memenangi Piala Super UEFA dan mengukuhkan diri sebagai penguasa Eropa.
1. Rekam Jejak Buruk
Roman Abramovich boleh berbangga hati. Di bawah tangannya Chelsea mampu menjadi yang terbaik di Inggris dan Eropa sejak ia mengambil alih klub pada 2003.
18 tahun telah berlalu, sederet gelar bergengsi di Inggris dan Eropa telah diraih The Blues. Namun, hanya ada dua gelar yang belum pernah diraih timnya, salah satunya adalah Piala Super UEFA.
Entah seberapa penasarannya Abramovich (atau bahkan tidak) dengan trofi Piala Super UEFA. Sebab, tiga kali sudah timnya bermain di laga ini namun tak penah menang.
Kesertaan pertama kali Chelsea era Abramovich di Piala Super UEFA terjadi pada 2012 lalu pasca berhasil menjuarai Liga Champions 2011/12.
Di Piala Super UEFA, Chelsea bertemu Atletico Madrid sang jawara Liga Europa. Hasilnya, The Blues takluk dengan skor memalukan 1-4.
Setahun berselang, Chelsea kembali tampil di Piala Super UEFA dengan status juara Liga Europa dan menghadapi Bayern Munchen arahan Pep Guardiola.
Lagi-lagi, Chelsea harus tumbang secara menyakitkan, yakni lewat drama adu penalti di mana Romelu Lukaku gagal mengeksekusi penalti terakhir.
Butuh waktu lama bagi Chelsea kembali ke Piala Super UEFA. Keberhasilan menjuarai Liga Europa 2018/19 membuat The Blues pun kembali tampil di ajang itu untuk menghadapi Liverpool.
Di sinilah mimpi buruk muncul. Lagi-lagi Chelsea tumbang secara menyakitkan yakni lewat drama adu penalti di mana Tammy Abraham gagal sebagai eksekutor terakhir.
Tentu menyebut Abramovich penasaran adalah hal lumrah. Sebab, ia belum pernah melihat timnya mengangkat gelar itu dan sah menjadi penguasa Eropa.
Padahal, sebelum eranya Chelsea pernah menggondol gelar tersebut pada tahun 1998 kala The Blues yang berstatus juara Piala Winners 1997/98 bertemu Real Madrid sang juara Liga Champions 1997/98.
Di laga pertama Chelsea di Piala Super UEFA, The Blues yang kala itu dihuni Gianfranco Zola dan Roberto Di Matteo berhasil menang dan membawa pulang piala tersebut.
Meski trofi tersebut ada di lemari Chelsea, Roman Abramovich diyakini tak puas karena belum mendapatkannya secara personal bersama The Blues.