Alasan Gubernur DKI Izinkan Persija dan Timnas Bermarkas di JIS
FOOTBALL265.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengapresiasi PT Jakpro dan PSSI yang sepakat menjalin kerja sama terkait penggunaan Jakarta Internasional Stadium (JIS). Kolaborasi itu dinilai sebagai awal dari terciptanya bibit unggul atlet sepak bola Indonesia.
"Fasilitas di sini (JIS) bisa membuat talenta terbaik berkembang. Ini harapan kita. Oleh karena itu kita harus berkolaborasi," kata Anies.
JIS sejatinya adalah milik Pemprov DKI Jakarta. Stadion itu dibangun untuk menggantikan markas Persija Jakarta, Stadion Lebak Bulus yang digusur pada 2013 lalu.
Kehadiran Persija dan Timnas di JIS tentu tak hanya menguntungkan secara komersil, tapi diharapkan melahirkan pesepakbola terbaik.
"Sayang bila ada kegiatannya tidak kolaboratif. Harapannya nanti akan muncul terobosan di bidang lain lain, termasuk pelatihan agar talenta-talenta terbaik kita bisa berkembang,” lanjut Anies Baswedan.
1. Fasilitas
Selain stadion utama yang dapat digunakan Persija dan Timnas Indonesia, kawasan JIS juga punya dua lapangan latihan. Fasilitas tersebut bisa dipakai untuk pemusatan latihan.
"PSSI mengucapkan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) yang memberikan kemudahan bagi timnas Indonesia untuk melakukan pemusatan latihan nantinya di sini. Semoga kerja sama ini bermanfaat bagi kedua belah pihak," ujar Sekjen PSSI, Yunus Nusi terkait kerja sama dengan PT Jakpro.
"Kami juga berterima kasih untuk PT Jakpro sebagai BUMD DKI Jakarta yang telah mendapatkan mandat untuk pelaksanaan penugasan pembangunan dan pengelolaan Jakarta Internasional Stadium," imbuhnya.
Jakarta International Stadium (JIS) telah meraih skor greenship platinum level untuk design and build dari lembaga sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI). Dalam artian, JIS merupakan bangunan ramah lingkungan.
JIS merupakan stadion pertama di Indonesia yang memiliki atap buka tutup
(retractable roof). Itu jadi simbol pembangunan berkelanjutan di Indonesia sekaligus menjadi katalisator urban regeneration yang sejalan dengan visi kota Jakarta yang sedang fokus menjadi livable city (kota layak huni).