Thomas Delaney: Andalan Borussia Dortmund dan Denmark yang Menderita Buta Warna
FOOTBALL265.COM – Menjadi pesepak bola bukan berarti seorang pemain haruslah memiliki fisik yang sempurna. Hal tersebut berlaku untuk Thomas Delaney yang mengidap buta warna.
Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang mengandalkan ketahanan fisik untuk bertanding. Hampir seluruh organ dalam tubuh berfungsi untuk memainkan olahraga ini.
Terlebih di era modern saat ini. Sepak bola tak hanya sebagai permainan, namun juga sebuah kompetisi yang membutuhkan adu strategi serta adu fisik.
Oleh karenanya, dibutuhkan fisik sempurna agar bisa terus bermain. Tak jarang, beberapa pemain bahkan harus gagal mewujudkan mimpinya sebagai pesepak bola karena penyakit yang diderita.
Namun kasus mengidap penyakit tak berlaku untuk sosok Thomas Delaney yang terus bermain dan bahkan kali ini menjadi andalan Borussia Dortmund dan tim nasional Denmark.
Penyakit buta warna yang diidapnya tak membuat Delaney patah arang dan masih aktif bermain hingga usianya menginjak 30 tahun.
Apa yang dialami Delaney hampir sama dengan Edgar Davids yang mengidap Glaukoma. Bedanya, Davids bisa memakai alat bantu berupa kacamata untuk tetap aktif bermain.
Meski tak memiliki alat bantu, Delaney tetap mampu bermain di pentas teratas dan bahkan menjadi andalan bagi Dortmund dan Denmark di berbagai laga internasional.
Bagaimana kisah Thomas Delaney hingga berani buka-bukaan tentang penyakit buta warna yang bisa membuat kariernya di sepak bola hancur seketika?
1. Thomas Delaney Menderita Protanopia
Membuka aib diri sendiri bagi pesepak bola sama dengan bunuh diri. Tetapi, Thomas Delaney tetap buka mulut mengenai kondisi yang ia derita, yakni buta warna.
Buta warna bukanlah penyakit biasa di sepak bola. Pasalnya, penyakit ini mengganggu penglihatan pemain, terutama saat bertanding.
Sadar akan penyakit buta warna yang bisa mematikan kariernya kapan saja, Delaney tetap bersikukuh membuka kekurangan yang ia miliki di media massa.
“Nama saya Thomas Delaney, saya (mengidap) buta warna dan ini terjadi padaku juga,” ungkap Delaney seperti yang dilansir dari Marca.
Buta warna adalah kondisi menurunnya kemampuan mata membedakan warna-warna tertentu. Dan untuk Delaney, ia mengidap buta warna Protanopia di mana ia sulit membedakan warna hijau dan merah.
Apa yang diderita Delaney sempat menyulitkan dirinya saat bermain. Pada Piala Dunia 2018 lalu, di laga Denmark vs Australia, kedua tim bahkan harus rela bermain dengan jersey tandang.
Secara aturan, kedua tim harusnya memakai jersey kandang yakni merah untuk Denmark dan kuning untuk Australia. Toh jersey kandang kedua tim tak memiliki warna dasar serupa.
Namun, pihak Denmark meminta ofisial pertandingan agar kedua tim menggunakan jersey tandang di laga ini. Pasalnya, Delaney akan kesulitan melihat andai Australia menggunakan warna kuning yang di matanya akan terlihat seperti warna putih.
Alhasil saat pertandingan dimainkan, tim Dinamit menggunakan jersey putih dan Australia mengenakan jersey hijau agar Delaney tetap bisa tampil tanpa mengalami kesulitan.
Delaney sadar akan kekurangannya ini dan mengaku bahwa karena buta warna Protanopia ini, dirinya kesulitan membedakan mana kawan dan mana lawan.
“Di lain hari di atas lapangan, sulit bagiku melihat siapa rekanku dan siapa yang bermain untuk tim lawan,” tutur Delaney akan kekurangannya.
Meski memiliki kekurangan yang cukup vital, nyatanya Delaney tetap bermain apik dan menjadi andalan Dortmund serta Denmark.
Bermain sebagai gelandang bertahan, Delaney punya kemampuan apik dalam membaca permainan dan juga penempatan posisi yang baik.
Dalam urusan bertahan, catatan Delaney bahkan di atas rata-rata yakni rata-rata 1,59 intersep per laga dan rata-rata 3,23 tekel per laga.
Keberanian Delaney buka suara soal kondisi buta warna yang ia idap menarik simpati serta menjadikannya ikon untuk 350 juta orang di dunia yang mengidap buta warna.
“Dia (Delaney) adalah pemain aktif ternama pertama yang mengungkap kondisinya. Kebanyakan mereka tak berani mengungkapnya karena mereka tahu itu akan mempengaruhi nilai mereka,” ujar Kathryn Albany-Ward, pendiri Colour Blind Awareness kepada BBC.