Mengenang Gary Speed, Legenda Newcastle United yang Tewas Bunuh Diri
FOOTBALL265.COM – Sempat bersinar saat membela Newcastle United, Gary Speed mengalami depresi usai gantung sepatu hingga memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.
Sejak diakuisisi konsorsium yang dimotori oleh Public Investment Fund milik kerajaan Arab Saudi, Newcastle United menjadi perbincangan.
Dengan statusnya sebagai klub kaya raya, The Magpies terus dikaitkan dengan sejumlah pemain dan pelatih papan atas.
Newcastle sendiri memang saat ini tengah terpuruk di peringkat 19 klasemen alias zona degradasi. Bahkan, selama era kepemimpinan Mike Ashley, rival abadi Sunderland ini sempat 2 kali turun kasta meski langsung bisa promosi di musim berikutnya.
Meski demikian, sejatinya The Magpies sempat menjadi tim yang ditakuti. Mereka bahkan pernah menjadi runner up Liga Inggris 2 musim beruntun pada 1995/1996 dan 1996/1997.
Tak hanya itu, The Magpies juga dikenal memiliki sejumlah pemain legendaris, salah satunya adalah Alan Shearer. Mantan kapten timnas Inggris ini bahkan masih menyandang status sebagai pencetak gol terbanyak Liga Inggris sepanjang masa, dengan 260 gol.
Selain Shearer, masih ada sejumlah bintang lain yang juga layak disebut sebagai legenda Newcastle, seperti Faustino Asprilla, Shay Given, hingga satu nama yang bernasib tragis yakni Gary Speed.
Lahir dan berkebangsaan Wales, Gary Speed mengawali karier sepak bolanya bersama Leeds United. Sejak debutnya pada musim 1988/1989, Speed bermain 8 musim untuk Leeds.
Ia bahkan berhasil membawa Leeds menjuarai musim terakhir Divisi Satu pada 1991/1992, sebelum divisi tersebut berubah nama menjadi Liga Primer Inggris pada musim 1992/1993.
Ia tercatat tampil 312 kali untuk The Whites sebelum akhirnya hengkang ke Everton pada musim panas 1996. Meski demikian, pada akhirnya ia hanya bertahan 1,5 musim bersama The Toffees. Pada Februari 1998, ia bergabung dengan Newcastle United dengan biaya 5,5 juta pounds.
1. Jadi Idola Suporter Newcastle Hingga Alami Depresi
Bersama Newcastle, Gary Speed langsung menjadi andalan pelatih Kenny Daglish di lini tengah. Ia pada akhirnya mencatatkan 17 penampilan untuk The Magpies hingga akhir musim tersebut.
Di musim penuh pertamanya, Speed tak tergantikan dan mencatatkan 48 penampilan di semua kompetisi. Situasi itu terus berlanjut di musim-musim berikutnya.
Keberadaan Alan Shearer di lini depan mengembangkan kemampuan Speed sebagai playmaker andal. Keduanya pun menjadi pujaan para suporter The Magpies.
Meski tak sanggup menyumbangkan gelar satu pun, Speed berhasil membawa Newcastle ke final Piala FA 2 musim beruntun pada 1997/1998 dan 1998/1999.
Meski mencatatkan 50 penampilan musim itu, Speed meninggalkan Newcastle pada akhir musim 2003/2004 dengan total 285 penampilan selama 6,5 musim.
Ia kemudian bergabung dengan Bolton selama 4 musim disusul Sheffield United 4 musim sebelum akhirnya gantung sepatu dan beralih profesi menjadi pelatih kepala di tim terakhirnya itu.
Menariknya, sang mantan gelandang pada akhirnya hanya 4 bulan memimpin Sheffield. Pasalnya, pada Desember 2010 ia ditunjuk menjadi manajer timnas Wales.
Di bawah arahan Speed, Wales tampil atraktif. Ia bahkan berhasil mengangkat pasukannya dari peringkat 117 dunia ke peringkat 45 dunia.
Namun, kabar duka muncul pada 27 November 2011. Gary Speed ditemukan tewas gantung diri di garasi rumahnya, oleh sang istri, Louise.
Momen pilu ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, sehari sebelum ditemukan tewas Speed masih menghadiri acara olahraga di BBC.
Setelah itu, ia juga menyempatkan diri menonton laga Manchester United vs Newcastle United di Old Trafford bersama Alan Shearer.
Penyelidikan kemudian mengungkapkan bahwa keputusan Speed untuk mengakhiri hidupnya sendiri adalah karena depresi yang ia alami.
Kepergian Speed pun menimbulkan gelombang kesedihan di persepakbolaan Inggris. Sejumlah perhormatan diadakan untuk menghormati kepergiannya.
Sang gelandang sendiri dikebumikan pada 9 Desember 2011 dalam sebuah upacara yang dihadiri 250 keluarga dan sahabat, dan tertutup bagi pers.