x

Mengenal Jamal Khashoggi: Sosok yang Buat Newcastle Jadi Sasaran Protes Aktivis HAM

Selasa, 19 Oktober 2021 10:49 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Jamal Khashoggi, jurnalis yang diduga dibunuh oleh Pangeran Mohammad Bin Salman selaku pemilik baru Newcastle United

FOOTBALL265.COM – Mengenal Jamal Khashoggi, sosok yang membuat nama Pangeran Mohammad Bin Salman dan Newcastle United menjadi kecaman para aktivis HAM.

Akusisi saham Newcastle United oleh Pangerang Mohammed Bin Salman bukannya tanpa hambatan. Kecaman datang dari berbagai pihak.

Kecaman pertama datang dari 19 klub Premier League atau Liga Inggris karena takut akan tercorengnya reputasi kompetisi tersebut.

Baca Juga
Baca Juga

Kecaman ini berkaitan dengan kecaman yang dilemparkan para aktivis HAM yang menyebut sosok Pangeran Mohammed Bin Salman telah melakukan pelanggaran HAM dengan membunuh Jamal Khashoggi.

Aksi protes para aktivis HAM akan akuisisi saham Newcastle United oleh Pangeran Mohammed Bin Salman pun terlihat jelas di laga pekan ke-8 Liga Inggris atau laga perdana di bawah kepemilikan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi tersebut.

Saat menjamu Tottenham Hotspur di St James Park, para aktivis HAM melakukan aksi demonstrasi di jalan dekat dengan markas Newcastle itu.

Baca Juga
Baca Juga

Nampak sebuah mobil terparkir di sekitar stadion dengan gambar wajah Jamal Khashoggi dan Pangeran Mohammed Bin Salman.

Selain terdapat dua wajah tersebut, ada pula tulisan berupa pesan yang berbunyi ‘Dibunuh 2.10.18 #KeadilanUntukJamal’.

Lantas, siapa sosok Jamal Khashoggi itu? Bagaimana kejadian pembunuhannya yang diduga melibatkan Pangeran Mohammed Bin Salman sehingga Newcastle United kini menjadi klub yang dicecar para aktivis HAM?


1. Profil dan Kronologi Pembunuhan Jamal Khashoggi yang Berimbang ke Newcastle

Jamal Khashoggi.

Jamal Khashoggi merupakan seorang pria kelahiran Arab Saudi pada 13 Oktober 1958. Ia merupakan seseorang yang berprofesi sebagai jurnalis atau wartawan serta kolumnis.

Tercatat, Jamal Khashoggi merupakan kolumnis untuk Washington Post dan juga bekerja sebagai penulis, mantan manajer serta pimpinan redaksi dari Al Arab Newc Channel.

Jamal Khashoggi melebarkan namanya sehingga dikenal di dunia jurnalistik berkat kontribusinya untuk Al Watan, sebuah surat kabar yang menjadi ruang untuk kalangan progresif di Arab Saudi.

Pada September 2017, Jamal Khashoggi melarikan diri dari tanah kelahirannya karena banyaknya ancaman pembunuhan yang ia terima.

Ancaman itu didapat karena Jamal Khashoggi rutin menulis artikel yang mengkritik negaranya, Arab Saudi. Ia bahkan menjadi kritikus utama putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, yakni Pangeran Mohammed Bin Salman.

Kritikan Jamal Khashoggi ke keluarga kerajaan terbilang masif. Terutama soal menentang intervensi pasukan Arab Saudi di Yaman yang berbuntut tewasnya banyak korban sipil dan anak-anak.

Kritikan-kritikan itu membuat Jamal Khashoggi dalam posisi sulit, terutama saat ia hendak menikahi tunangannya yang bernama, Hatice Cengiz, wanita asal Turki.

Pada 2 Oktober 2018, Jamal Khashoggi datang ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki untuk mendapatkan dokumen guna rencana pernikahannya dengan Hatice Cengiz.

Sejak tanggal itu, ia pun tak pernah terlihat keluar dari Konsulat Saudi. Dengan kata lain, Jamal Khashoggi dinyatakan hilang.

Sontak hilangnya Jamal Khashoggi menjadi kabar besar di segala penjuru dunia kala itu. Banyak laporan mengatakan bahwa ia telah dibunuh di Konsulat Arab Saudi dan tubuhnya dimutilasi.

Laporan ini sempat dibantah oleh pemerintah Arab Saudi. Namun lambat laun, pemerintah negeri Timur Tengah itu mengakuinya.

Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA pada 16 November 2018 menyimpulkan bahwa Pangeran Mohammad Bin Salman adalah sosok di balik pembunuhannya. Sedangkan pelakunya adalah agen intelijen Arab Saudi.

Kesimpulan itu diambil dari rekaman CCTV aparat Turki di mana orang suruhan Pangeran Mohammad Bin Salman terlihat saat pesawat sewaan Arab Saudi tiba di bandara, menujuk TKP dan meninggalkan Turki untuk kembali ke Arab Saudi.

Tragedi itu menjadi tragedi yang paling menyakitkan dalam dunia jurnalistik. Pada 11 Desember 2018, Jamal Khashoggi pun dinobatkan sebagai Man of the Year oleh majalah Time atas karyanya di dunia jurnalistik.

Maka jangan heran sejak 2020 lalu, akuisisi saham Newcastle United selalu ditentang oleh aktivis HAM dan juga tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz.

Latar belakang itu pula yang membuat seluruh klub Premier League mengecam akuisisi ini akibat pembunuhan  terstruktur ini yang dianggap bisa mencoreng citra kompetisi di mata dunia.

Diyakini, protes demi protes akan terus berlanjut saat Newcastle United berlaga. Terlebih jika nantinya Pangeran Mohammad Bin Salman hadir dan menonton The Magpies secara langsung di St James Park.

Newcastle UnitedIn Depth SportsLiga InggrisprofilSepak BolaBerita Liga InggrisPangeran Mohammad bin Salman

Berita Terkini