Perihal Kartu Merah, Gelandang Jepang Persiraja Dinilai Minus Etika
FOOTBALL265.COM - Persiraja Banda Aceh harus menerima kenyataan pahit dengan diusirnya Shori Murata pada menit 86, dalam pertandingan pekan ke-8 BRI Liga 1 2021-2022 kontra Arema FC yang berujung kekalahan 0-2 di Stadion Maguwoharjo Sleman, Sabtu (23/10/21) lalu.
Sejatinya, gelandang impor Persiraja asal Jepang itu sudah aman dari kartu merah. Lantaran pada menit 85, dia ditarik keluar oleh Al Fasyimi.
Namun, Shori Murata dinilai melanggar etika dengan membuka jersey ketika berjalan menuju bench tepat di sisi gawang Arema FC. Sance Lawita sebagai wasit, kemudian mengganjarnya kartu kuning kedua setelah sanksi serupa pada menit ke-44.
INDOSPORT menganalisis kasus kartu merah itu, kendati tak mengurangi jumlah 11 pemain Persiraja Banda Aceh hingga laga usai. Yaitu dengan kewenangan wasit, sebagaimana tercantum dalam Laws of the Game IFAB Pasal 5 ayat 3 tentang Tindakan Disiplin.
Pada poin terakhir disebutkan bahwa wasit berhak, "mengambil tindakan terhadap ofisial tim yang gagal bertindak secara bertanggung jawab dan memperingatkan atau menunjukkan kartu kuning untuk peringatan atau kartu merah untuk pengusiran dari lapangan permainan dan sekitarnya, termasuk bidang teknis".
1. Rugi Besar
Tak pelak, imbas kartu merah itu membuat Persiraja rugi besar. Pasalnya, Shori Murata dipastikan absen dalam satu kali laga BRI Liga 1 2021-2022 berikutnya, yakni saat melawan Madura United (27/10/21).
Padahal, Tim Laskar Rencong tengah membutuhkan asupan poin. Posisi mereka semakin terbenam di dasar klasemen Liga 1 dengan baru mengemas 4 poin dari 1 kali menang, 1 imbang dan 6 kali kalah.
"Saya pikir, itu masalah peraturan. Saya rasa hal itu patut diganjar kartu karena memang Shori membuat kesalahan," bilang Pelatih Persiraja, Hendri Susilo pasca laga.