4 Alasan Mauricio Pochettino Jadikan Manchester United Pelarian dari PSG
FOOTBALL265.COM – Mauricio Pochettino belakangan ini dikabarkan ingin sekali melatih raksasa Liga Inggris, Manchester United. Rupanya, dia mulai tak betah di Paris Saint-Germain karena sejumlah alasan berikut ini.
Mauricio Pochettino menjadi nama terbaru yang disebut-sebut bakal melatih Manchester United pasca-pemecatan Ole Gunnar Solskjaer akhir pekan kemarin.
Menurut kabar yang dilansir Manchester Evening News, Pcohettino bahkan siap meninggalkan PSG dan pindah ke MU dalam waktu dekat alih-alih menunggu hingga akhir musim ini.
Pochettino sejatnya sempat digaungkan jadi manajer baru MU usai Setan Merah kalah 1-6 dari Tottenham pada tahun lalu.
Namun, ketika itu manajemen Manchester United memilih untuk mempertahankan Solskjaer sehingga Mauricio Pochettino memutuskan menerima pinangan Paris Saint-Germain.
Lebih lanjut, Pochettino disebut tak betah di Paris Saint-Germain karena ingin kembali ke Inggris dan siap memanfaatkan kepergian Solskjaer demi mewujudkan rencana itu.
INDOSPORT memaparkan empat alasan mengapa Pochettino menjadikan Man United sebagai pelarian dari perasaan tidak betah menukangi PSG yang notabene bertabur bintang.
Pertama, Pochettino nampaknya mulai tertekan dengan tuntutan agar PSG bisa memenangi Liga Champions musim ini. Terlebih, raksasa Parc des Princes itu juga mendatangkan sejumlah pemain bintang melengkapi Neymar dan Kylian Mbappe, seperti Sergio Ramos, Giorginio Wijnaldum dan Lionel Messi.
Saat itu, muncul bisikan-bisikan yang terkesan mengancam Pochettino jika dirinya gagal memenangkan Liga Champions bersama klub bertabur bintang.
Kedua, juru taktik asal Argentina itu juga nampaknya mulai kewalahan mengurus skuat paling glamor sedunia, dengan adanya tiga pemain depan Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe.
Musim ini, PSG sejatinya sudah nyaman duduk di puncak klasemen Liga Prancis. Mereka unggul 11 poin dari Nice yang ada di tempat kedua, membuat kans meraih gelar semakin di depan mata.
Sayang, Mauricio Pochettino dianggap gagal menyeimbangkan pencapaian PSG itu dengan performa para pemain bintangnya.
Banyak yang terkejut melihat Messi, Neymar dan Mbappe gagal mencatatkan tembakan tepat sasaran dalam kekalahan 2-0 PSG dari Rennes bulan lalu.
Ketiga pemain ini memang mengantongi 15 gol gabungan, namun mereka belum membentuk kekuatan serangan yang mematikan yang membuat penggemar sepak bola silau karenanya.
Selain ketiga pemain itu, Pochettino juga menghadapi tantangan dari sektor penjaga gawang. Pasalnya, Gigi Donnarumma saat ini mulai kesal karena sering dibangkucadangkan demi Keylor Navas.
Belum lagi dengan kondisi bek tenga terhebat di Eropa, Sergio Ramos yang masih belum bermain untuk PSG sejak bergabung dari Real Madrid karena cedera jangka panjang.
1. Pochettino Mulai Tak Betah di PSG
Ketiga, Pochettino menghadapi skuat yang memiliki ego tinggi di kompetisi sepak bola. Padahal, Pochettino dikenal sebagai pelatih yang senang menggali bakat muda dan bermain bak kelaparan.
Kembali ke masa tugasnya di Southampton dan Tottenham, Pochettino saat itu sangat nyaman menjalani tugas membangun sebuah proyek bersama sekelompok anak muda yang kurang berprestasi.
Contohnya, dia menemukan Harry Kane dan mengubahnya menjadi penyerang kelas dunia. Ada juga gelandang Inggris Harry Winks dan mengubah Kyle Walker menjadi salah satu bek kanan terbaik di liga.
Di Southampton, ia membantu melambungkan karier Luke Shaw, Adam Lallana, dan Jay Rodriguez.
Bandingkan dengan di PSG, Pochettino menangani pemain-pemain matang dan bersinar. Beberapa di antaranya sudah pernah merasakan trofi Piala Dunia, Liga Champions dan Ballon d’Or.
PSG nampaknya juga tak memberikan kesempatan Pochettino mengorbitkan pemain muda dari akademinya sendiri sesuai dengan prinsipnya. Jadi, bisa dibilang ruang geraknya sangat terbatas.
Terakhir, politik sepak bola di lingkungan PSG sulit dihadapi Pochettino. Hal ini juga pernah dialami pelatih sebelumnya, Thomas Tuchel, yang kini justru berkembang di Liga Inggris bersama Chelsea.
Pelatih asal Jerman itu pernah berselisih dengan direktur olahraga Leonardo di Parc de Princes, dan dipecat hanya enam bulan setelah mencapai final Liga Champions.
Menjelang pemecatannya, dia menjelaskan bagaimana rasanya melatih PSG, dan mengatakan ada pengaruh yang jauh melampaui kepentingan tim.
Semua alasan ini bisa menjadi alasan yang membuat waktu Pochettino bersama PSG tidak bertahan lama. Alhasi, Manchester United menjadi tujuan yang ideal karena saat ini ada lowongan di klub Liga Inggris itu.