Malaysia Hancur Lebur di Piala AFF 2020, Jadwal Liga Dianggap Penyebabnya
FOOTBALL265.COM - Meski dianggap sudah punya liga yang lebih baik ketimbang Indonesia, Malaysia rupanya juga dinilai belum becus mengatur kompetisi domestik mereka. Bahkan hal ini kemudian jadi kambing hitam kegagalan timnas mereka di Piala AFF 2020.
Opini tajam menohok ini disampaikan oleh Lim Teong Kim selaku mantan kepala program pengembangan sepak bola Malaysia.
Rangkaian pertandingan Liga Super Malaysia dan timnas Malaysia yang masih berlangsung hingga kurang dari seminggu pembukaan Piala AFF 2020 membuat persiapan Safawi Rasid cs. tidak cukup matang.
Akhinya Lim pun menyalahkan federasi Malaysia (FAM) beserta Malaysian Football League (MFL) atas situasi ini. Ia berharap ke depannya akan ada evaluasi kembali.
Tan Cheng Hoe sebagai pelatih Harimau Malaya juga ikut dikritiknya karena tidak meminta izin untuk mengumpulkan skuatnya lebih awal. Kendati demikian, Lim sadar jika kuasa sang juru latih tidak sekuat itu sehingga bisa memaksa klub melepas pemain secara dini.
"Saya dengar Malaysia tidak punya cukup waktu untuk berlatih bersama. Pelatih tidak bisa disalahkan sendiri karena jika kita lihat lagi jadwal sepak bola kita ini salah karena berpatok pada Eropa," ungkap Lim Teong Kim seperti dilansir Berita Harian.
"Apakah MFL tidak tahu kalau AFF digelar pada Desember? Kenapa pula harus menyusahkan persiapan negara jelang turnamen penting,"cetusnya.
"Tidak adakah perundingan antara FAM dan MFL untuk menentukan jadwal? Pelatih juga salah tidak mengadakan pemusatan latihan lebih awal tapi kita tidak bisa menyuruhnya bertanggung jawab untuk semua kesalahan," tambahnya lagi.
1. Bermasalah Sejak Awal
Sejak awal, keberangkatan Malaysia ke Piala AFF 2020 memang sudah diiringi banyak tanda tanya yang membuat publik mereka sendiri ragu bisa juara.
Salah satunya adalah hanya ada 24 pemain yang menghuni skuat, sementara kuota mengizinkan 30 pemain sebagai batas maksimal.
Program naturalisasi yang tidak berjalan baik pun juga kian disorot. Striker keturunan Brasil, Guilherme de Paula, yang diharapkan bisa membawa pengalaman lebih serta ketajaman ekstra justru tidak lebih berkontribusi ketimbang pemain pribumi.
Akhirnya Malaysia harus puas dengan hanya menjejakkan kaki di fase grup saja. Melawan timnas Indonesia dan Vietnam yang difavoritkan untuk juara, gawang Khairul Fahmi jadi lumbung gol sampai harus kemasukan tujuh kali.