Lagi! Gelandang Korea Sebut Pemain Indonesia Terlalu Cepat dan Individualis
FOOTBALL265.COM - Ada lagi pemain asing yang mengakui jika para pemain Indonesia selalu berlari cepat, tapi juga individualis di Liga 1. Hal itu dikatakan oleh Bae Sin-yeong.
Sebelumnya, pemain asing Persebaya Surabaya, Taisei Marukawa dan Alie Sesay mengakui jika pemain Indonesia terlalu banyak lari dan membuatnya capek.
Hal yang sama juga pernah diucapkan oleh Beto Goncalves di awal kariernya di Indonesia. Kemudian, kali ini ada Bae Sin-yeong yang mengeluhkan hal yang sama.
Sebagaimana diketahui, Bae Sin-yeong ialah gelandang asing yang didatangkan Persita Tangerang di awal Liga 1 2021-2022.
Sebelumnya, Bae Sin-yong cukup lama berkarier di tanah kelahirannya, Korea Selatan, sejak menimba ilmu di akademi, hingga tahun 2020, saat ia berusia 28 tahun.
Alhasil, saat pertama kali menjajal Liga 1 2021-2022, Bae Sin-yeong mengaku harus beradaptasi, karena pemain Indonesia tipe pelari cepat dan mengandalkan individu.
"Menurut saya sepak bola di Indonesia sangat cepat, para pemainnya sangat kuat, dan gairahnya terhadap sepak bola sangat besar," ucap Bae Sin-yeong di Tiento ID.
Apalagi, menurut Bae Sin-yeong, cuaca di Indonesia jauh berbeda dengan di Korea, sehingga ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi di Persita Tangerang.
"Awalnya saya terkejut dengan cuacanya, cuaca di sini sangat berbeda, jadi awalnya saya sangat terkejut, karena cuacanya sangat panas di sini," curhat Sin-yeong.
"Saya cukup sulit untuk menyesuaikan diri, saya tidak tahu bagaimana cara mengikuti tempo permainan di Indonesia, karena cuacanya sangat panas," imbuhnya lagi.
1. Beda dengan Korea
Sebagai salah satu pemain asing asal Korea musim ini, Bae Sin-yeong turut mengungkap beberapa perbedaan antara Liga Korea dan kompetisi Liga 1, saat ia bermain di Persita Tangerang.
Menurutnya, pemain di Korea Selatan bergerak lebih terorganisir, sementara di Liga 1 justru mengandalkan teknik individu, mengingat pemain lokal punya kelebihan di kecepatan.
"Di Korea Selatan, para pemain banyak bergerak dengan cara yang terorganisir, dan juga permainan di sana tidak terlalu cepat," cetusnya.
"Para pemain tidak selalu mengandalkan kecepatan dan bermain kolektif, kalau di Indonesia ada yang mengandalkan skill individu, saya pikir itu yang membedakan," pungkas Bae Sin-yeong.