Ada Aturan Liga Jepang yang Untungkan Indonesia, Kok Baru Pratama Arhan yang Gabung?
FOOTBALL265.COM - Liga Jepang mempunyai aturan khusus yang menguntungkan para pemain Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak 2019. Tapi kenapa baru Pratama Arhan yang gabung klub Liga Jepang?
Teka-teki masa depan Pratama Arhan akhirnya terjawab sudah jelang berakhirnya kompetisi Liga 1 musim ini. Ya, bek PSIS Semarang itu memilih melanjutkan karier di luar negeri, bergabung dengan klub Liga 2 Jepang, Tokyo Verdy.
Kepastian tersebut disampaikan langsung oleh pihak Tokyo Verdy melalui laman resmi mereka, pada Rabu (16/02/22) kemarin.
"Dengan senang hati kami menginformasikan bahwa Pratama Arhan direkrut secara permanen dari PSIS Semarang, Indonesia," tulis pernnyataan Tokyo Verdy.
"Ini menjadi pertama kalinya bagi Tokyo Verdy mengakuisisi pemain dari Asia Tenggara," lanjut pernyataan tersebut dalam bahasa Jepang.
Pratama Arhan sendiri saat ini belum bertolak menuju Jepang. Ia masih berada di Indonesia, karena sedang ada pembatasan imigrasi di Negeri Matahari terbit.
Sang pemain nantinya akan menandatangani kontrak setelah merampungkan serangkaian tes medis. Belum diketahui berapa durasi kontrak untuk penggawa Timnas Indonesia itu.
Sementara itu, PSIS Semarang juga sudah merilis pernyataan bahwa mereka telah melepas Pratama Arhan ke Tokyo Verdy.
"Kami mengonfirmasi Pratama Arhan akan lanjutkan karir di kasta kedua liga Jepang dengan bergabung dengan Tokyo Verdy," tulis PSIS Semarang.
Kabar bergabungnya Pratama Arhan ke Tokyo Verdy pun disambut bangga. Tak terkecuali bagi Ketua Umum PSSI., Mochamad Iriawan. Bahkan sebelum bertolak ke Jepang, Arhan dikabarkan dilepas langsung oleh Iriawan.
"Rencananya sebelum bertolak ke Tokyo, pemain kelahiran 21 Desember 2001 itu akan pamit dulu ke orang tuanya, sebelum dilepas oleh Iriawan dan pemilik PSIS AS Sukawijaya (Yoyok Sukawi) pada Jumat (25/2/22)," tulis keterangan PSSI.
Pratama Arhan akan menjadi pemain keempat dari Indonesia yang mencicipi kompetisi sepak bola Jepang. Sebelum itu, sudah ada Ricky Yacobi, Irfan Bachdim, dan Stefano Lilipaly.
1. Aturan yang Untungkan Indonesia
Mulai musim 2019, Liga Jepang atau J.League telah menerapkan regulasi pemain asing baru yakni membebaskan jumlah pemain asing yang akan dikontrak setiap klub.
Dengan catatan hanya lima pemain yang boleh dimasukkan ke dalam susunan pemain di setiap pertandingan. Hal tersebut membuat J.League masih memberlakukan aturan khusus untuk J.League Partner Nations (JPN).
J.League Partner Nations ini adalah semacam kerja sama sejumlah negara dengan otoritas Liga Jepang di bidang sepak bola. Pada musim lalu, terdapat delapan negara yang tergabung.
Mereka adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Kamboja, Singapura, Qatar dan Indonesia sendiri untuk menjalin kerja sama dengan Liga Jepang.
Keuntungan bergabung dengan J.League Partner Nations adalah para pesepakbola tersebut bebas berkarier di sepak bola Negeri Sakura.
Artinya, pemain yang direkrut dari negara-negara JPN oleh klub Liga Jepang, statusnya bukan pemain asing melainkan pemain lokal sehingga tidak mengurangi slot legiun asing impor yang didaftarkan dalam pertandingan.
Dari Indonesia sendiri meski sudah tergabung cukup lama dengan J.League Partner Nations dan banyak keuntungannya, baru kali ini ada pemainnya yang dikontrak dan merasakan manfaat dari aturan khusus itu dalam diri Pratama Arhan.
Lantas di tahun-tahunnya kemana? padahal dalam beberapa tahun terakhir banyak pemain lokal dengan talenta berkualitas yang layak berkarier di luar negeri, hanya saja sebagian dari mereka lebih memilih untuk merantau ke Eropa maupun negara Asia Tenggara lainnya.
Padahal secara kualitas liga dan pengalaman, kawasan Asia Timur sangat bagus untuk para pemain Indonesia mengembangkan talentanya. Jepang dan Korea Selatan adalah dua negara dengan Liga terbaik untuk jadi pilihan.
Salah satu alasan pemain Indonesia enggan berkarier di Asia Timur salah satunya adalah keluarga. Jarak yang jauh dengan keluarga menjadi dasar mereka tidak mau bermaindi sana.
Seperti yang diutarakan oleh Andik Vermansah. Mantan pemain Persebaya itu mengaku pernah menolak tawaran klub Liga Jepang dan Amerika Serikat tetapi ia tolak.
"Sebenarnya alasan penolakan ini terbilang sangat sederhana, yakni seputar nilai kontrak, gaji dan jarak dengan keluarga yang jauh," katanya di channel Youtube Star Football.
"Namun diakui penyesalan datang dari terlewatnya kesempatan untuk mencoba bermain di Amerika dan Jepang, saya membayangkan ketika bermain di dua negara tersebut akan banyak kesempatan lain yang terbuka" tutup Andik Vermansyah.
Sebelum Pratama Arhan, ada enam pemain dari negara anggota JPN yang memperkuat tim-tim J.League hingga saat ini.
Dua di antaranya main di kasta tertinggi Liga Jepang, J1 League. Mereka adalah Chanathip Songkrasin (Thailand, Kawasaki Frontale) dan Dang Van Lam (Vietnam, Cerezo Osaka).
Sementara di level kasta kedua, J2 League ada pemain asal Thailand, Sittichok Paso, serta duo Vietnam yakni Vu Hong Quan dan Pham Van Luan di Ryukyu FC.
Sedangkan di kasta ketiga, J3 League, ada penyerang Malaysia, Hadi Fayyadh, yang memperkuat Azul Claro Numazu.