Kalah dari Borneo FC, Persela Lamongan Pecah Rekor Memalukan di Liga 1
FOOTBALL265.COM – Kekalahan Persela Lamongan dalam lanjutan pekan ke-29 Liga 1 saat bersua Borneo FC melahirkan rekor tersendiri bagi tim asal Kota Soto ini.
Kabar pecahnya rekor memalukan yang baru saja ditorehkan Persela Lamongan langsung menjadi bahan omongan netizen di media sosial, baik di kolom komentar Twitter dan Instagram Persela.
Sebelum beralih ke Persela Lamongan, sejatinya rekor buruk di Liga 1 sejak tahun 2017 lalu sebenarnya jadi milik tim Persiraja Banda Aceh. Pasalnya tim berjuluk Laskar Rencong, Persiraja, gagal memperoleh kemenangan selama 19 pertandingan terakhir Liga 1 musim 2021-2022.
Rekor Persiraja akhirnya terputus ketika tim asal Aceh ini bertemu Persija Jakarta pada pekan ke-22. Gol tunggal kemenangan Persiraja dicetak bomber mereka, Vivi Asrizal menit 67'.
Kursi panas saat ini bergulir ke Persela Lamongan. Walau sama-sama sedang berjuang keluar dari zona degradasi gengsi Persela sebagai tim tradisional Liga Indonesia tercoreng begitu saja.
Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir ini baru saja menorehkan rekor “memalukan” tak bisa menang beruntun terbanyak sepanjang sejarah sejak era Liga 1 tahun 2017, usai kalah 0-2 dari Borneo FC pada akhir pekan kemarin.
Guilherme Batata dan kawan-kawan tak bisa merebut tiga angka selama 20 pertandingan terakhir mereka di Liga 1. Hal ini menjadi polemik sendiri bagi suporter Persela Lamongan.
Pencapaian buruk ini menambah sulit beban Persela untuk bisa keluar dari jeratan degradasi. Saat ini, mereka tertinggal tujuh angka dari Barito Putera yang berada di batas aman.
1. Ancaman Degradasi Di Depan Mata
Andai kondisi ini tetap dibiarkan, Persela Lamongan dipastikan akan terdegradasi ke Liga 2 tahun depan, sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sebelum musim 2003-2004.
Sampai saat ini Persela Lamongan masih terjelabak di posisi ke-17 dari 18 kontestan Liga 1 musim 2021-2022. Dengan total 20 poin dari 29 pertandingan.
Catatan Persela ini hanya lebih baik dari Persiraja Banda Aceh yang berada paling buncit, dengan poin 13 dari 29 laga yang sudah mereka mainkan sampai saat ini.
Jika mengacu pada poin aman di klasemen akhir Liga 1 musim 2019-2020 setiap tim yang ingin lolos degradasi minimal memperoleh 42 poin.
Artinya dengan 20 poin yang didapat Persela sampai saat ini tidak akan mencukupi. Andai Persela menyapu empat laga sisa, anak asuhan Gustavo Lopez hanya dapat tambahan 12 poin.
Jika diakumulasi dengan 20 poin yang sudah ada, maka poin maksimal persela musim ini ialah 32 poin dari 34 pertandingan. Namun empat lawan terakhir Persela tidak akan kalah begitu saja.
Menurut jadwal pertandingan yang telah dirilis PT LIB empat pekan terakhir Persela Lamongan akan melawan Persikabo, PSM Makassar, Bhayangkara FC dan PSS Sleman.
Ini jelas menjadi tekanan yang begitu berat bagi publik Lamongan, sebab tim yang didukunng selama ini berada di posisi dilematis, hidup segan mati tak mau.
2. Striker Mandul Jadi Biang Keladi
Buruknya Sektor Depan Persela
Persela dikenal sebagai penghasil striker asing jempolan dari tahun ke tahun. Kesuksesan mereka dalam melakukan scouting pemain, selalu mengundang decak kagum dari setiap lawan.
Tetapi hal ini yang tak terlihat di perhelatan BRI Liga 1 2021/22. Ivan Carlos, Jose Wilkson dan Selwan Al-Jaberi gagal memenuhi ekspektasi yang diberikan.
Alih-alih menjadi tumpuan serangan, ketiga pemain ini gagal mengeluarkan kualitas terbaik mereka. Buruknya penampilan juru gedor Persela Lamongan sangat berimbas ke performa tim musim ini di Liga 1.