Liga 1: Persela Lamongan Degradasi, Eks Atletico Madrid Malah Bilang 'Mantab'
FOOTBALL265.COM - Persela Lamongan resmi degradasi dari pentas Liga 1, namun mantan gelandang Atletico Madrid, Jose Pedrosa Galan malah bilang 'mantab'.
Sebagai catatan, Jose Pedrosa Galan memang pesepak bola asal Spanyol yang pernah membela tim Persela Lamongan di Indonesia Soccer Championship 2016 silam.
Walau singkat, Jose Pedrosa Galan hanya tampil dalam delapan laga resmi, tapi eks pemain Atletico Madrid punya kesan manis.
Jose Galan pernah membela Persela saat menghadapi keseblasan Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Semen Padang, Bali United, PS TNI, Arema, dan Sriwijaya FC.
Bagi Jose, pengalaman bersama Persela Lamongan di Indonesia cukup berkesan. Pemain asing asal Spanyol itu bahagia saat mempersembahkan kemenangan bagi tim.
Sehingga, saat Persela degradasi dari Liga 1, Jose Pedrosa Galan turut menyampaikan ucapan untuk menyemangati tim tersebut.
"You'll comeback stronger. Keep the spirit @perselafc. Mantab," ungkap Jose Galan.
Kemudian, melalui unggahan di Instastory, Jose Pedrosa Galan menambahkan ucapan 'Semoga bisa', dan emot cinta berwarna biru yang mewakili Persela Lamongan.
Perjalanan panjang Persela Lamongan selama 18 tahun berada di divisi tertinggi sepak bola Liga 1 Indonesia telah berakhir.
Pasalnya, hasil pertandingan Liga 1 antara Persik Kediri vs Barito Putera pada Sabtu (19/03/22), memupuskan harapan Persela.
1. Perjuangan Persela ke Pentas Teratas Liga 1
Kepastian Persela terdegradasi dari Liga 1 musim ini didapatkan setelah Barito Putera berhasil mengatasi perlawanan Persik, dan tak mungkin bagi Persela menyusul poin.
Dalam sejarahnya, perjalanan panjang tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini dimulai sejak mereka berhasil keluar sebagai kampiun Divisi Dua Liga Indonesia tahun 2001.
Dengan kemengan itu, Persela pun berhak promosi ke Divisi Satu (Liga 2 saat ini) pada tahun 2002, tapi di tahun yang sama, tim gagal menembus babak perempat final.
Persela Lamongan saat itu gagal lolos setelah di babak fase grup dua, mereka hanya finis di posisi ketiga. Tahun itu juga jadi debut kiper legendaris Choirul Huda.
Musim berikutnya, tim dengan ciri khas warna biru langit ini memulai musim 2003 dengan lebih meyakinkan. Imbasnya Persela berhasil keluar sebagai juara Grup B.
Dengan catatan delapan kali kemenangan dari 10 pertandingan di fase grup, otomatis mengantar tim kebanggaan masyarakat Lamongan itu ke babak perempat final.
Pada fase kedua ini, Persela menempati peringkat ketiga, usai meraih tujuh menang, tiga kali imbang dan empat kali kekalahan.
Dengan hasil itu, Persela harus menjalani babak play-off menghadapi PSIM Jogja yang berada di posisi empat, sebab jatah promosi ke Divisi Utama hanya ada dua.
Pertandingan play-off Divisi Utama tahun 2003 tentu selalu membekas bagi suporter Persela Lamongan. Sejak saat itu, sejarah Persela di divisi atas Liga Indonesia dimulai.
Seluruh pertandingan play-off dimainkan di Stadion Manahan Solo dengan format home tournament, Persela bersama PSIM Jogja, Perseden Denpasar dan Persib Bandung.
2. Perjuangan Panjang Persela Lamongan
Persib Bandung pada waktu itu terpaksa harus mengikuti babak play-off di Manahan karena di musim itu, Maung Bandung masuk ke zona degradasi di akhir musim 2003.
Dalam laga pertama playoff, Persela harus takluk dari Persib dengan skor 0-1. Namun di pertandingan kedua, Persela akhirnya menang 3-1 atas Perseden Denpasar.
Sementara pada laga ketiga, melawan tim asal Yogyakarta, Persela harus puas berbagi poin dengan PSIM. Dengan hasil ini, kedua tim mendapat poin yang sama di klasemen.
Keduanya meraih empat poin dari sekali kalah, sekali menang dan sekali imbang, tapi Persela Lamongan unggul selisih gol.
Dengan demikian, tim yang sejatinya tidak diperhitungkan ini berhasil promosi ke Divisi Utama (Liga 1), bersama Persib Bandung yang berhasil lolos dari jurang degradasi.
Sejak saat itu, Persela tak pernah turun kasta, meski lebih akrab sebagai tim papan bawah, setidaknya Joko Tingkir bertahan selama belasan tahun di kasta teratas.