Pembantaian Chelsea oleh Real Madrid Jadi Sinyal N'Golo Kante Sudah Habis?
FOOTBALL265.COM – Pembantaian yang diterima Chelsea dari Real Madrid seakan menjadi pertanda, benarkah masa kejayaan N’Golo Kante sudah habis?
Chelsea selaku juara bertahan Liga Champions 2020/21 harus menelan kekalahan memalukan dari Real Madrid di leg pertama perempat final, Kamis (07/04/22).
Dalam laga yang berlansgung di Stamford Bridge itu, Chelsea takluk di depan pendukungnya sendiri dengan skor 1-3 dari Real Madrid
Tiga gol Real Madrid yang diborong Karim Benzema, hanya mampu dibalas oleh Chelsea lewat gol Kai Havertz jelang babak pertama usai.
Kekalahan itu pun memutus rekor tak pernah Real Madrid menang atas Chelsea dan juga atas Thomas Tuchel selaku pelatih.
Terlihat dari pertandingan, hampir seluruh pemain Chelsea, minus Jorginho dan Kai Havertz, tampil di bawah performa. Hal ini diakui oleh Tuchel yang menyebut The Blues bermain buruk di babak pertama.
Namun dari sembilan pemain Chelsea tersisa, sorotan mengarah ke sosok N’Golo Kante yang ditarik keluar di awal babak kedua.
Kante seakan tak bisa berbuat banyak. Bisa dikatakan bahwa laga melawan Real Madrid tersebut adalah performa terburuk pemain asal Prancis itu selama berseragam Chelsea.
Tak pelak, penampilan buruk itu membuat banyak orang mengira-ngira. Apakah benar masa kejayaan N’Golo Kante telah habis?
1. Kante Tak Lagi Sama
Sejak kemunculannya, N’Golo Kante dicap sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di muka bumi. Dari sini saja, asumsi itu sepenuhnya salah.
Kante bukanlah gelandang bertahan murni. Ia adalah seorang pemain Box to Box yang bermain di posisi Double 6 atau Double Pivot.
Hal ini telah terlihat sejak dirinya membela Leicester City, di mana ia berpasangan dengan Danny Drinkwater, kemudian Nemanja Matic, hingga kini bersama Jorginho di Chelsea.
Selama membela Chelsea, hanya sekali saja Kante diplot sebagai gelandang bertahan murni yakni dalam formasi 4-3-3 di era Frank Lampard, yang bisa dikatakan gagal total.
Selebihnya, performa terbaik Kante terlihat saat ia memegang kunci sebagai pemain bernomor 8, atau pemain Box to Box dalam posisi Doubel Pivot.
Dalam posisi tersebut, Kante selalu memainkan peran sebagai Ball Winner atau perebut bola dan juga sebagai Ball Carriers atau pembawa bola.
Hanya saja di laga kontra Real Madrid musim ini, Kante tak lagi sama dengan saat ia menghantui Toni Kroos, Luka Modric, dan Casemiro di dua pertemuan musim lalu.
Mudahnya, di leg pertama kontra Real Madrid musim ini, Kante memainkan peran yang sama dengan musim lalu saat melawan Los Blancos di babak semifinal Liga Champions.
Hanya saja, Kante tak lagi sama. Di leg pertama malam tadi, Kante terlihat tak aktif dengan hanya menyentuh bola sebanyak 21 kali di babak pertama.
Parahnya lagi, tugasnya sebagai Ball Winners tak kelihatan, di mana dirinya hanya sekali memenangkan duel dan melakukan Recoveries terhadap bola sebanyak dua kali.
Bila dibandingkan, Jorginho memiliki catatan lebih baik dengan memenangkan tiga duel di lapangan dan dua duel udara yang dibarengi umpan kunci sebanyak tiga kali.
Maka tak heran Tuchel menariknya di babak kedua, yang menjadi salah satu pergantian tercepat yang pernah dirasakan oleh Kante sendiri.
Hal ini seakan menjadi alarm bahwa masa kejayaan Kante menuju akhir, setidaknya hal itu sudah terlihat di laga kontra Brentford
2. Kante Sudah Habis?
Sebelum melawan Real Madrid, Kante bertanding melawan Brentford, di mana di laga itu Chelsea takluk dengan skor 1-4.
Di laga melawan Brentford, Kante tampil selama 65 menit sebagai gelandang Box to Box di posisi 4-3-3, tepat di depan Ruben Loftus-Cheek sebagai pemain bernomor 6 dan Mason Mount sebagai pemain bernomor 10.
Dalam laga itu, Kante hanya mampu memenangkan dua dari empat duel di lapangan, dan kehilangan bola sebanyak dua kali dan hanya menyentuh bola sebanyak 45 kali.
Catatan-catatan ini sejatinya sudah menjadi alarm bahwa Kante seharusnya sudah dipinggirkan oleh Tuchel, setidaknya saat akan berhadapan dengan Real Madrid,
Namun yang terjadi, Tuchel nampak ‘bebal’ dan terus memainkannya, yang berujung pada hancurnya lini tengah Chelsea di laga kontra Real Madrid.
Tanda-tanda habisnya masa kejayaan Kante sejatinya telah disuarakan oleh legenda Chelsea, Claude Makelele, yang disebut-sebut memiliki gaya bermain yang sama dengannya.
Makelele pernah memperingatkan bahwa Kante akan habis lebih cepat ketimbang dirinya karena gaya bermainnya yang hanya mengandalkan lari, bukannya pembacaan arah bola.
“N’Golo Kante adalah pemain bagus. Sulit menemukan pemain yang suka berlari mengejar bola ke segala arah,” ujar Makelele pada 2017 silam dikutip dari Goal Internasional.
“Tapi ketika dirinya menua, cara seperti itu akan menyulitkannya. Ia harus mengubah gaya bermainnya dan cerdas dalam mengambil keputusan,” lanjut Makelele.
Meski belum terlihat bahwa Kante sepenuhnya sudah habis, tapi ucapan Makelele lima tahun silam perlahan menjadi kenyataan.
Hanya tinggal menunggu waktu saja Kante tak lagi dipakai oleh Chelsea maupun Tuchel, jika dirinya tak mengubah gaya bermainnya itu.