x

Awas Man United, 'Bisikan' Sir Alex Bisa Bikin Erik ten Hag Jadi David Moyes Jilid II

Jumat, 22 April 2022 21:12 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Pengangkatan Erik ten Hag menjadi pelatih baru membuat Manchester United wajib waspada. Sebab, ‘bisikan’ Sir Alex Ferguson bisa membuatnya menjadi David Moyes jilid kedua.

FOOTBALL265.COM – Pengangkatan Erik ten Hag menjadi pelatih baru membuat Manchester United wajib waspada. Sebab, ‘bisikan’ Sir Alex Ferguson bisa membuatnya menjadi David Moyes jilid kedua.

Manchester United secara resmi mengumumkan manajer baru mereka, yakni eks juru taktik Ajax Amsterdam, Erik ten Hag, pada Kamis (21/04/22).

Baca Juga

Klub berjuluk Setan Merah tersebut mengunggah sebuah poster dengan gambar Ten Hag dengan latar belakang Stadion Old Trafford.

“Erik ten Hag: manajer baru tim pertama Manchester United,” demikian bunyi pernyataan resmi Man United.

Manchester United resmi mengontrak Erik ten Hag dengan durasi selama tiga tahun alias sampai Juni 2025. Selain itu, klub juga memberikan opsi perpanjangan satu tahun.

Baca Juga

Lamanya durasi kontrak yang diberikan kepada pelatih berusia 52 tahun itu membuat Man United optimis bisa mengulangi kejayaannya bersama Ten Hag.

Rasa optimis di balik pengangkatan Ten Hag dan kontrak yang diberikan pun seakan mengulangi momen di mana Man United mengangkat David Moyes sebagai manajer.

Saat itu, David Moyes diangkat berkat ‘bisikan’ Sir Alex Ferguson yang kemudian meneken kontrak berdurasi jangka panjang, yakni selama 6 tahun.

Baca Juga

Kemiripan ini pun melahirkan satu pertanyaan. Akankah Erik ten Hag akan menjadi David Moyes jilid kedua di Manchester United?


1. David Moyes yang Ingin Tiru Kisah Sukses Sir Alex Ferguson

Banner Moyes Out diterbangkan untuk protes David Moyes.

Saat penunjukkan Erik ten Hag, David Moyes membongkar pengalamannya menukangi tim sekelas Manchester United yang penuh tekanan.

Sebagai pengganti pelatih legendaris pada diri Sir Alex Ferguson, Moyes dihadapkan pada tekanan bertubi-tubi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Tujuanku Adalah mengikuti apa yang dilakukan Sir Alex, tentunya saya tak akan pernah sama (dengannya), dia adalah legenda dengan caranya bekerja, tapi saya harap saya tak akan berubah banyak,” ujar Moyes dikutip dari Manchester Evening News.

Baca Juga

Moyes datang ke Man United atas rekomendasi Sir Alex yang tak lain kompatriotnya. Mantan pelatih Aberdeen itu percaya bahwa Moyes akan menjadi penerusnya yang sepadan.

Ucapan Sir Alex ini bak bisikan yang membuat petinggi Man United yang kemudian langsung memberikannya kontrak berdurasi enam tahun.

Bisikan Sir Alex ini membuat petinggi Man United kala itu melupakan satu hal penting, Moyes tak punya riwayat di tim yang penuh tekanan, atau sama dengan Erik ten Hag.

Baca Juga

Dan seperti yang diduga, perjalanan Moyes di Man United pun berakhir dalam waktu singkat. Tercatat, hanya 10 bulan saja dirinya bertahan di Old Trafford.

Persoalan Moyes hanya ada pada tekanan, yakni bagaimana dirinya bisa membawa tim yang baru juara di era terakhir Sir Alex Ferguson, tetap terus berada dalam perebutan gelar juara.

Hanya saja yang terjadi, Moyes tak berdaya melawan tekanan. Moyes yang mendapat julukan ‘The Chosen One’, dalam waktu singkat harus mendapat julukan ‘The Wrong One’ menyusul ketidakmampuannya mempertahankan ekspektasi yang ada.

Baca Juga

Parahnya lagi, gembar-gembor Man United yang akan mendukung proses Moyes tak ditunjukkan sama sekali. 10 bulan dari kontrak berdurasi 6 tahun bukanlah waktu yang panjang untuk menjalankan proses.

Hal tersebut lantas melahirkan persepsi, jika Erik ten Hag yang mendapat durasi yang hampir sama, akan berujung nestapa seperti Moyes.

Lantas, apa yang dibutuhkan Ten Hag agar tak berakhir sama dengan Moyes?


2. Ten Hag Butuh Waktu dan Kendali Penuh

Pelatih Ajax Amsterdam, Erik ten Hag. Foto: REUTERS/Pedro Nunes

Satu hal yang harus ditanamkan dalam penunjukkan Erik ten Hag adalah sedikitnya tekanan yang harus diberikan kepadanya.

Ten Hag hampir sama dengan Moyes, berangkat dari tim yang tak punya tekanan besar untuk terus menjadi juara. Yang terus ia pahami dalam karier kepelatihannya adalah proses.

Proses ini terkait banyak hal. Struktur tim, mentalitas pemain, hingga rencana di masa depan. Jika pun menjadi juara, maka hal tersebut adalah bonus.

Baca Juga

Hingga era Rangnick ini, Man United hampir tak mempercayai proses dan menghargai waktu seperti saat Sir Alex Ferguson pertama kali tiba di Old Trafford.

Moyes yang diberi waktu 6 tahun, harus dipecat dalam tempo 10 bulan. Louis van Gaal jug dipecat usai bawa Man United raih gelar Piala FA.

Jose Mourinho yang tak identik dengan proses, juga dipecat. Hingga terakhir Ole Gunnar Solskjaer yang telah diberi waktu, tapi tak menghasilkan apapun.

Proses selalu identik dengan tekanan. Saat tekanan itu tak begitu hebat, proses akan berjalan atau mengalir seadanya.

Baca Juga

Jika tekanan itu besar, maka proses pun akan berantakan karena banyaknya tuntutan yang didapat oleh Ten Hag nantinya.

Dengan kata lain, nasib Ten Hag ada pada tangan petinggi dan pendukung Man United. Seberapa jauh mereka hendak bersabar dan mempercayai proses Ten Hag yang jelas akan memakan waktu panjang.

Mendatangkan pemain bintang dengan harga triliunan bukanlah jawaban untuk mempercepat proses. Malahan, itu bisa menghancurkannya.

Baca Juga

Biarkanlah Ten Hag berproses di Man United seperti saat dirinya di Go Ahead Eagles, FC Utrecht dan Ajax Amsterdam.

Hingga nantinya, Man United akan mendapati ‘versi’ Sir Alex Ferguson dalam diri Ten Hag, dan bukannya David Moyes seperti tahun 2013 silam.

Manchester UnitedSir Alex FergusonDavid MoyesIn Depth SportsFans Man UnitedSepak BolaErik ten Hag

Berita Terkini