x

Antara AS Roma dan Lazio, Klub Mana yang Tepat untuk Gelandang Terpinggirkan Chelsea?

Minggu, 24 April 2022 20:11 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Antara AS Roma dan Lazio serta Jose Mourinho dan Maurizio Sarri, klub manakah yang tepat untuk gelandang Chelsea, Ruben Loftus-Cheek?

FOOTBALL265.COM – Antara AS Roma dan Lazio serta Jose Mourinho dan Maurizio Sarri, klub manakah yang tepat untuk gelandang Chelsea, Ruben Loftus-Cheek?

Bintang terpinggirkan Chelsea, Ruben Loftus-Cheek menjadi rebutan dua tim Ibu kota Italia, AS Roma dan Lazio, yang dilatih oleh Jose Mourinho dan Maurizio Sarri.

Baca Juga

Melansir Sport Witness, Ruben Loftus-Cheek kini dilaporkan menjadi prioritas Jose Mourinho dan Maurizio Sarri untuk memperkuat skuat AS Roma dan Lazio.

Mourinho dan AS Roma membutuhkan pemain gelandang baru usai kemungkinan bakal hengkangnya Jordan Veretout yang mulai tersisihkan.

Di sisi lain, Maurizio Sarri dan Lazio juga membutuhkan Ruben Loftus-Cheek seiring adanya rumor bahwa Sergej Milinkovic-Savic bakal angkat kaki dari ibu kota.

Baca Juga

Diperebutkan oleh dua tim ibu kota Italia itu serta dua pelatih seperti Mourinho dan Sarri membuat pemain berusia 26 tahun ini galau.

Sebagai informasi, Loftus-Cheek mencatatkan karier profesionalnya pertama kali saat dipromosikan Jose Mourinho ke tim utama Chelsea pada musim 2015/16.

Namun di sisi lain, Maurizio Sarri juga tak kalah berjasa terhadap Loftus-Cheek. Sebab, penampilan terbaiknya selama berkarier didapatkan saat pelatih Lazio itu menukangi Chelsea.

Baca Juga

Melihat dua opsi yang ada, kira-kira manakah klub yang cocok untuk Loftus-Cheek? Apakah AS Roma bersama Mourinho? Ataukah Lazio bersama Sarri?

Untuk menemukan jawabannya, INDOSPORT.com mencoba mengupas manakah klub terbaik untuk Loftus-Cheek di antara dua tim ibu kota Italia dan dua pelatih terbaik versinya itu.


1. Membedah Karakter Permainan Loftus-Cheek

Ruben Loftus-Cheek menjaga penguasaan bola.

Ruben Loftus-Cheek merupakan tipikal gelandang Box to Box dengan kemampuan membawa atau mendribel bola dengan atribut fisiknya yang mumpuni.

Dilansir dari FBRef, seluruh catatan Loftus-Cheek hampir sama dengan gelandang Box to Box kenamaan lainnya, seperti Nicolo Barella dari Inter Milan dan Bernardo Silva dari Manchester City.

Kemampuan utama Loftus-Cheek ada dalam kemampuannya menusuk area lawan dengan bola atau bertindak sebagai Ball Carriers.

Baca Juga

Tercatat, ia melakukan rata-rata 8,38 kali tusukan dengan bola ke area lawan atau Progressive Carriers per 90 menit. Catatan ini dibarengi dengan 2,93 dribel sukses per 90 menit.

Namun catatan ini tak dibarengi dengan aksi bertahan yang baik dari Loftus-Cheek, di mana kemampuannya jauh dari kata baik saat bertahan sebagai gelandang Box to Box.

Dalam melakukan Pressure atau memberikan tekanan, Loftus-Cheek hanya memberikan tekanan ke lawan rata-rata sebanyak 16,23 kali per 90 menit.

Baca Juga

Catatan ini juga dibarengi dengan buruknya gaya Loftus-Cheek dalam bertahan, seperti 1,92 tekel, 1,14 intersep, 1,08 blok, dan 0,84 sapuan per 90 menit.

Dengan maksud Mourinho mendatangkannya untuk menggantikan Jordan Veretout dan Sarri untuk menggantikan Sergej Milinkovic-Savic, kira-kira Loftus-Cheek lebih cocok ke mana? AS Roma atau Lazio?


2. Lebih Cocok ke Lazio

Gelandang muda Chelsea, Ruben Loftus-Cheek besar kemungkinan bakal dimainkan dalam laga melawan Bayern Munchen di babak 16 besar Liga Champions 2019-2020

Jika untuk menggantikan Jordan Veretout, maka Mourinho bisa saja salah mendatangkan Loftus-Cheek yang ternyata tak punya kemiripan apapun dengan pemain asal Prancis itu.

Veretout merupakan gelandang Box to Box terbatas, yang kebanyakan beroperasi sebagai pemain bernomor 6, dengan mengandalkan atribut melepaskan operan saja.

Selain itu, Veretout biasa bekerja dengan rekan di sampingnya atau di posisi Double Pivot dengan bantuan Bryan Cristante di sampingnya.

Baca Juga

Sebagai informasi, Loftus-Cheek di era Mourinho biasa diplot sebagai pemain bernomor 6 saat masih menukangi Chelsea, sama seperti Antonio Conte.

Siapa sangka, posisi ini tak sesuai dengan karakteristik Loftus-Cheek yang lebih aktif dalam menyerang dan aktif dalam Build Up permainan timnya.

Sehingga, jika Loftus-Cheek datang untuk menggantikan Veretout, maka Mourinho bisa membuat kualitasnya menjadi terbatas yang bakal memberikan efek negatif ke permainan AS Roma secara tim.

Justru, Loftus-Cheek bisa menjadi transfer tepat untuk Mourinho dan AS Roma, jika ia menempati posisi di Lorenzo Pellegrini sebagai pemain bernomor 8.

Baca Juga

Melihat fakta bahwa Pellegrini berstatus kapten AS Roma, maka menggantikannya dengan Loftus-Cheek tak akan bijak.

Sebaliknya, Loftus-Cheek justru akan terlihat sinarnya jika dirinya datang ke Lazio menggantikan Sergej Milinkovic-Savic. Sebab, catatan keduanya begitu mirip.

Selain itu, kedua pemain ini merupakan pemain bernomor 8 murni. Dalam skema 4-3-3 Lazio, baik Milinkovic-Savic dan Loftus-Cheek akan mendapat jatah Free Roam, terutama dalam menyerang.

Hanya saja, Loftus-Cheek tak punya naluri mencetak gol seperti Milinkovic-Savic. Meski begitu, fakta ini bisa dipatahkan nantinya oleh Sarri.

Baca Juga

Sebab, penampilan terbaik Loftus-Cheek selama berkarier datang saat berada di bawah arahan Sarri di Chelsea, di mana ia mencetak 10 gol dan 5 assist dalam semusim.

Catatan ini tentunya bisa saja bertambah di kemudian hari, jika dirinya menerima pinangan Sarri dan bermain bagi Lazio di musim depan.

Kini, pilihan ada pada Loftus-Cheek. Apakah ia akan bertahan di Chelsea? Atau menyelamatkan kariernya di Lazio bersama Sarri?

ChelseaJose MourinhoAS RomaLazioRuben Loftus-CheekMaurizio SarriIn Depth SportsSepak Bola

Berita Terkini