3 Faktor yang Membuat Timnas Indonesia U-23 Takluk dari Thailand di Semifinal SEA Games 2021
FOOTBALL265.COM – Berikut tiga faktor yang membuat Timnas Indonesia U-23 menelan kekalahan dari Thailand di babak semifinal SEA Games 2021.
Timnas Indonesia U-23 dipastikan gagal merebut medali emas di ajang SEA Games 2021 usai disingkirkan Thailand di babak semifinal, Kamis (19/05/22).
Dalam laga tersebut, anak asuh Shin Tae-yong harus merasakan pahitnya disingkirkan lewat satu gol di babak Extra Time atau babak tambahan waktu.
Baik Indonesia maupun Thailand sebenarnya gagal cetak gol selama waktu normal atau 90 menit. Kedua tim bermain imbang 0-0 sehingga dilanjutkan ke babak tambahan.
Sayangnya, di babak perpanjangan waktu, gawang Timnas Indonesia U-23 yang dijaga Ernando Ari harus kebobolan oleh Weerathep Pomphun menit ke-95. Skor itu bertahan hingga menit ke-120.
Kekalahan ini membuat Timnas Indonesia U-23 kembali gagal memecahkan rekor buruk yang tak pernah meraih medali emas SEA Games 2021 selama 31 tahun.
Sedangkan bagi Thailand, kemenangan ini membuka kans Gajah Perang untuk menambah koleki 16 medali emas yang telah mereka dapatkan di cabang olahraga sepak bola.
Dalam duel ini, ada beberapa faktor yang membuat Timnas Indonesia U-23 harus menelan kekalahan menyakitkan dari Thailand.
Berikut deretan faktor yang menjadi penyebab kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Thailand, yang umumnya didominasi karena kesalahan sendiri.
1. 1. Buruknya Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir seakan menjadi momok bagi Timnas Indonesia di bawah arahan Shin Tae-yong, baik itu di tim senior maupun kelompok umur.
Di laga melawan Thailand, Timnas Indonesia U-23 punya beberapa momen yang melahirkan beberapa peluang untuk mencetak gol.
Namun saat peluang itu didapatkan, Timnas Indonesia U-23 malah tak mampu mengkonversi peluang tersebut menjadi gol.
Padahal, jika Timnas Indonesia U-23 mampu mencetak gol terlebih dahulu, kemenangan dengan mudah didapatkan skuat Garuda Muda.
Apalagi, sepanjang pertandingan Thailand kerap kesulitan membongkar pertahanan Timnas Indonesia U-23 dan membuat peluang.
Kegagalan mencetak sebiji gol terlebih dahulu membuat Timnas Indonesia U-23 pun harus menerima asanya meraih medali emas pupus begitu saja.
2. 2. Mudah Kehilangan Konsentrasi
Konsentrasi menjadi salah satu elemen penting dalam permainan sepak bola yang kaya akan taktik dan cenderung fleksibel.
Jika sekali konsentrasi pemain pecah terutama saat bertah, maka lawan akan mudah mengeksploitasi ruang dan menciptakan gol.
Di laga semifinal SEA Games 2021 ini, Timnas Indonesia U-23 harus menerima kekalahan akibat lemahnya konsentrasi, terutama di babak Extra Time.
Lemahnya konsentrasi ini pun berujung pada gol yang diciptakan oleh Weerathep Pomphun, sehingga membuat Thailand unggul.
Lemahnya konsentrasi ini pun bisa dikaitkan dengan mental pemain saat bertanding di laga penuh tekanan. Hal ini menjadi sorotan utama Shin Tae-yong selaku pelatih Timnas Indonesia U-23.
“Kalau saya melihat, bukan karena masalah fisik. Karena Thailand pun main sama juga 90 menit," ujar Shin Tae-yong yang merujuk pada mental bertanding pemain.
3. 3. Kesalahan Individu
Lemahnya mental bertanding penggawa Timnas Indonesia U-23 juga terlihat dari banyaknya kesalahan individu yang dilakukan.
Kesalahan individu tak hanya dilakukan saat memegang bola, melainkan juga saat menerapkan pertahanan yang berujung pada banyaknya pelanggaran.
Kesalahan individu yang dilakukan penggawa Timnas Indonesia U-23 pada umumnya adalah mudah kehilangan bola, yang berujung pada kesulitan mengembangkan permainan.
Shin Tae-yong pun menegaskan bahwa anak asuhnya seperti ketakutan saat bertemu tim besar, sehingga tak berani mengembangkan permainan dan membuat para pemain banyak melakukan kesalahan individu.
“Kekalahan ini memang harus membuat kami evaluasi karena kami tidak bisa mengembangkan permainan saat bertemu lawan yang lebih kuat walau hanya sedikit," kata Shin Tae-yong.
"Kami takut dengan itu dan tidak bisa mengembangkan permainan kami. Jika mampu bermain seperti biasa, pastinya jalannya pertandingan pasti akan lebih baik," tutur Shin Tae-yong.