Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF U-19, Iwan Bule Ogah Cari Sensasi Ancam Pecat Shin Tae-yong
FOOTBALL265.COM - Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan, atau yang akrab disapa Iwan Bule, memastikan bahwa posisi Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 masih tetap aman.
Kegagalan sang juru taktik berkebangsaan Korea Selatan itu memenuhi target juara Piala AFF U-19 2022 diyakininya bukan alasan yang kuat untuk melakukan pemecatan.
Iwan mengaku senang dengan progres yang ditunjukkan Shin bersama Garuda Muda meski langkah mereka harus terhenti hanya di babak grup saja.
Sebelum ini posisi Shin sempat diisukan tidak aman meski masih punya kontrak bersama PSSI hingga Desember 2023.
Iwan sendiri yang pernah menyampaikan pada publik jika dirinya bisa mencopot jabatan sang pelatih kapan saja atau mengurangi wewenangnya karena belum juga bisa memberikan trofi nyata di semua level.
Akan tetapi, Iwan Bule kini bersikap bijak dengan tidak menebar ancaman untuk mendepak Shin Tae-yong dan malah mengapresiasi pekerjaannya.
"Shin masih akan terus (melatih) karena kami melihat perkembangan anak-anak luar biasa," beber Iwan saat ditemui awak media di Stadion Patriot Candrabhaga pada Minggu (10/07/22) malam.
"Di luar dugaan, ketika pemain cadangan dimainkan ternyata kualitasnya hampir sama dengan pemain inti. Berarti Shin betul-betul mempunyai talenta yang luar biasa,"
"Para pemain juga sepertinya punya 'chemistry' (kekompakan) dengan pelatihnya," sambung pria yang juga menjabat sebagai Komjen Polisi Republik Indonesia tersebut.
Jika memang tidak akan membuat PSSI mencopot Shin Tae-yong dari kursi pelatih timnas Indonesia U-19, Iwan Bule sudah berbuat bijak mengingat Piala Dunia U-20 akan segera dimainkan pada tahun depan.
Mengganti pelatih hanya akan merusak pondasi tim yang sudah dibangun dalam beberapa waktu terakhir dan mempertahankan apa yang sudah ada adalah keputusan tepat.
1. Ingin Tuntut AFF
Iwan Bule tidak hanya siap mempertahankan Shin Tae-yong saja di Timnas Indonesia U-19 meski gagal memenuhi target juara Piala AFF U-19 2022.
Ia bahkan siap bersama PSSI melakukan protes pada AFF terkait regulasi yang dinilai tidak adil bagi Merah-Putih.
Yang bersangkutan menilai jika Vietnam dan Thailand yang sama-sama berada di Grup A dan lolos berkat bermain imbang telah melakukan 'sepak bola gajah' alias pengaturan skor.
Timnas Indonesia sendiri dianggap kalah head-to-head dari kedua negara tersebut dan akhirnya harus puas dengan duduk di posisi ketiga klasemen akhir meski tidak pernah kalah dan jadi tim paling produktif dalam hal gol.
Maka dari itu Iwan berjanji pada publik untuk menganalisis bukti-bukti tindak kecurangan Vietnam bersama Thailand dan jika dirasa kuat maka akan dibawa ke hadapan AFF.
"Kami akan membicarakannya lebih dahulu di PSSI. Kami akan menyampaikan (pada AFF) bahwa kami cukup dirugikan," sambung Iwan Bule lagi.
"Diskusi internal akan dilakukan besok. Kami akan memutar kembali video pertandingan dan menganalisisnya dengan beberapa pihak termasuk direktur teknik sebelum memastikan apakah bisa dijadikan protes,"
"Nanti yang menilai adalah komdis AFF. Yang jelas kami kecewa. Mereka (Vietnam dan Thailand) adalah negara besar, masa permainannya begitu-begitu saja (tidak maksimal)," pungkasnya kemudian.
Iwan Bule tidak sendirian dalam merasa tidak puas dengan regulasi yang ditetapkan pada Piala AFF U-19 2022 karena Shin Tae-yong juga merasakan hal yang sama.
Pelatih 51 tahun itu merasa jika Timnas Indonesia U-19 telah dirugikan oleh aturan yang sudah dimakan zaman dan kini menderita karenanya.
2. Tolak Timnas Indonesia, Gelandang Belanda Kini Turun Kasta
Mantan pemain incaran timnas Indonesia untuk program naturalisasi, Jordy Wehrmann, baru menuntaskan transfer menuju ADO Den Haag pada Sabtu (09/07/22).
Gelandang berusia 23 tahun bergabung dengan klub kasta kedua Belanda tersebut sebagai pinjaman selama semusim dari klub Swiss, FC Luzern.
Walau harus meninggalkan kompetisi kasta tertinggi Swiss dan kini merumput di Eerste Divisie, Wehrmann mengaku sangat senang dengan kepindahan ini.
Pasalnya ia lahir dan besar di Den Haag, kota tempat ADO bermarkas. Ia bangga bisa memperkuat tim tempatnya tumbuh mengingat kesempatan ini belum pernah dirasakan sebelumnya.
Wehrmann sejak kecil menimba ilmu sepak bola bersama Feyenoord Rotterdam. Sejak 2015 kala usianya masih belasan tahun, ia sudah jadi bagian keluarga De club aan de Maas.
Baca selengkapnya: Usai Tolak Panggilan Timnas Indonesia, Gelandang Blasteran Turun Kasta ke Divisi 2 Belanda