Punya Pengalaman Mencekam di Final Liga Champions, Penyanyi Inggris Batalkan Konser di Paris
FOOTBALL265.COM - Buntut dari pengalaman mengerikan oleh fans Liverpool pada Final Liga Champions musim lalu, Jamie Webster, membatalkan konsernya yang seharusnya digelar di Paris.
Kabar ini ia sampaikan kepada para penggemarnya melalui akun Twitter dan Instagram pribadinya, yang seharusnya akan berlangung pada 11 Agustus nanti pada event Supersonic.
Penyanyi berusia 28 tahun itu mengungkapkan bahwa Pemerintah Prancis juga mengatakan banyak kebohongan soal kejadian tersebut.
Meski demikian, penyanyi kelahiran kota Liverpool tersebut berharap suatu saat dapat mengunjungi kota Paris di masa yang akan datang.
“Update tur Uni-Eropa. Dikarenakan pengalaman mengerikan yang saya dan banyak orang alami di Paris & kebohongan yang disampaikan Pemerintah Prancis setelahnya, maka saya telah memutuskan untuk membatalkan pertunjukkan di Paris yang akan datang,” ucap Jamie Webster, dikutip dari cuitan akun @JamieWebster94.
“Saya tidak ingin membawa diri saya dan kru saya kembali ke tempat di mana Pemerintah menyebarkan kebohongan & kesalahan tentang dan pada orang-orang saya. Maaf untuk siapapun yang menanti untuk datang ke acara.” sambungnya.
Pelantun lagu ‘Weekend In Paradise’ tersebut berbicara tentang kekacauan yang terjadi pada Final Liga Champions yang mempertemukan Real Madrid melawan Liverpool pada 2019 lalu.
Jamie berujar bahwa pengalaman mengerikan tersebut tidak pernah ia alami sejak kecil, yang hingga akhirnya membuat dirinya tidak mau melakukan pertunjukan di sebuah kota yang tidak mampu menjamin keselamatan dirinya.
“Itu adalah sesuatu yang belum pernah saya alami saat masih kecil, itu adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya, dan karena kami berada di sebuah momen yang gila, saya tidak pernah berpikir Anda cukup untuk memproses tentang apa yang telah dilihat,” ucap Jamie.
“Saya berharap orang-orang yang menderita di hari itu berhasil melupakan apa yang telah mereka lihat, apa yang telah mereka saksikan, dan bahaya fisik apapun.” lanjutnya.
1. Kekacauan Final Liga Champions 2022
Di balik segala drama yang terjadi saat pertandingan antara Real Madrid vs Liverpool berlangsung, kekacauan pun juga terjadi yang menimbulkan kerusuhan di luar lapangan. Hal ini dikarenakan kedua fans yang memaksa masum ke dalam Stade de France.
Sejauh ini, Pemerintah Prancis berpendapat bahwa kekacauan terjadi dikarenakan adanya tiket palsu yang dibawa oleh fans Livepool, mogoknya transportasi, dan oknum yang membuat kekacauan di dalam stadion.
Seorang insinyur IT yang menjadi saksi kekacauan tersebut, Steve Golley, mengungkapkan fakta bahwa kekacauan tersebut disebabkan karena pemindaian kode QR tiket yang bermasalah.
“Saya bisa melihat banyak orang mengangkat ponsel mereka, mencoba memasukkan kode QR mereka di aplikasi. Kode QR pasangan saya memang aktif, dan itu adalah satu-satunya yang saya lihat di sekitar saya. Kode saya tidak." Ucap Steve Golley, dikutip dari BBC.com.
"Saya pikir ada masalah di dalam aplikasi itu sendiri. Pembaruan terbarunya, beberapa hari sebelum pertandingan, masalah konektivitas sudah selesai. Dan ketika kami sampai pada pertandingan, kami mengalami masalah konektivitas." sambungnya.
Masa dari kota Liverpool yang membludak disertai dengan tim keamanan dengan jumlah personil yang sedikit membuat kerusuhan tidak bisa dielakkan.
Polisi yang sudah habis kesabaran melakukan tindakan yang tidak terduga kepada fans yang membludak di luar stadion. Tak tanggung-tanggung, polisi menyemprotkan merica ke kerumunan.
Bukan hanya itu, Polisi Prancis juga menyemprotkan gas air mata kepada para fans yang jumlahnya membludak di luar stadion Stade de France.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, berujar bahwa tindakan tersebut guna mencegah terjadinya kekacauan yang lebih lanjut dan berpotensi menyebabkan cedera serius.
Pernyataan yang disampaikan oleh Gerald ini memancing kekecewaan bagi fans Los Blancos dan The Reds, khususnya bagi Jamie Webster yang sampai membatalkan konsernya di Paris tahun ini.
2. UEFA Meminta Maaf Terkait Insiden Tersebut
Setelah menerima protes dari Liverpool dan Real Madrid, federasi sepak bola Eropa atau UEFA resmi mengutarakan permintaan maaf pada suporter kedua klub.
Hal ini berkaitan dengan insiden dilarang masuknya sejumlah fans ke Stade de France, tempat digelarnya final Liga Champions antara Liverpool vs Real Madrid pada 29 Mei lalu.
Seperti yang sudah diketahui bahwa kick-off di Paris, Prancis, di tunda setengah jam lebih karena ribuan penonton tidak dapat masuk ke stadion kekacauan terjadi di gerbang utama.
Sejumlah oknum suporter memaksa masuk tanpa tiket melalui pagar dan akhirnya memancing keributan dengan aparat penjaga keamanan yang menyebabkan polisi harus menyemprotkan merica dan gas air mata.
Yang paling jadi korban adalah fans dengan tiket legal terutama orang tua dan anak-anak karena mereka turut mendapat tindakan dari pihak pengaman.
Beberapa pendukung juga terkena gas air mata dan semprotan merica yang ditembakkan polisi namun beruntung tidak ada korban jiwa.
Final Liga Champions kemudian tetap dijalankan usai situasi sudah kondusif walau kemudian diketahui ada beberapa fans dengan tiket dilarang masuk.
Lepas pertandingan baik Liverpool maupun Real Madrid kemudian sama-sama mengajukan tuntutan agar publik mereka diberi keadilan.
"Penggemar dan pendukung kami pantas mendapat tanggapan dan mereka harus bertanggung jawab agar kejadian seperti ini diberantas dari sepak bola dan olahraga secara umum". tulis El Real dalam pernyataan resmi mereka.
Penulis: Triyoga Sandi Pamungkas.