Piala Dunia 2022 di Qatar Buat Pelatih AC Milan Merasa Aneh dan Tambah Repot
FOOTBALL265.COM – Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, mengakui adanya Piala Dunia Qatar 2022 ini aneh sekaligus membuat sang pelatih tambah repot.
Piala Dunia 2022 di Qatar ini sebelumnya juga sempat diprotes oleh manajer Liverpool, Jurgen Klopp, dan bos Chelsea, Thomas Tuchel.
Kedua manajer tersebut mencemaskan para pemainnya sebelum Piala Dunia dimulai dan setelah ajang itu berakhir sebab para pemain dapat terpengaruh secara fisik dan psikis.
“Itu sungguh tidak masuk akal,” kata Tuchel di konferensi press pada hari Jumat, “para pemain sudah sangat fokus pada Piala Dunia yang merupakan hal yang baik karena mereka dalam kondisi prima dan menjaga diri mereka sendiri.” kata Jurgen Klopp dilansir dari Espn.
Meski demikian, hal itu bisa berdampak buru sebab para pemain juga bakal fokus ke Piala Dunia menjelang dimulainya kompetisi akbar tersebut.
Hal tersebut bisa saja memengaruhi penampilan mereka sebelum ajang setiap empat tahun sekali itu dimulai.
Setelah itu, para pemain juga berpotensi terkena dampak secara emosional dan fisik lagi saat mereka kembali ke dalam skuad dengan keadaan terkuras.
Kesuksesan dan kekecewaan besar juga dapat menguras mental para pemain tersebut. Hal ini lantas dikhawatirkan oleh kedua manajer itu karena tim Liga Inggris bakal memasuki pekan sibuk dalam Boxing Day.
Kini giliran pelatih AC Milan, Stefano Pioli, mengeluhkan perhelatan akbar Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar tersebut.
1. Pioli: Piala Dunia 2022 Aneh dan Bikin Repot
Stefano Piloi mengakui bahwa musim 2022/2023 ini bakal berjalan lebih rumit lantaran diselingi oleh Piala Dunia kendati ajang tersebut bisa membantu beberapa anak asuhnya.
Klub-klub Eropa bakal menghadapi salah satu musim teraneh yang pernah ada karena mereka akan memainkan lebih dari 20 pertandingan dalam tiga bulan pertama menjelang dimulainya Piala Dunia pada November.
Selama konferensi pers pra-pertandingan menjelang partai pembuka Liga Italia melawan Udinese, Pioli berbagi pandangannya tentang kompetisi dan bagaimana Milan telah mempersiapkan diri untuk menyambut musim 2022/2023.
"Ini akan menjadi musim yang aneh sebab Piala Dunia pada bulan itu menciptakan beberapa masalah, tetapi saya penasaran untuk menghadapi musim ini," katanya.
“Saya pikir itu bisa menjadi situasi yang menguntungkan bagi mereka yang tidak akan terlibat di Piala Dunia. Kami harus mengelola mereka yang bermain dan memahami cara memulihkan mereka segera nantinya.”
“Pagi ini, saya menunjuk kepada para pemain daftar pertandingan untuk paruh pertama musim ini,” ungkap Pioli, “kami akan membutuhkan upaya besar, ini adalah musim berbeda sebab ada banyak laga yang harus dilakoni dalam tiga bulan pertama.”
Sudah jelas bahwa Piala Dunia di tengah musim bergulir ini membuat Pioli sedikit repot lantaran dirinya juga masih perlu memikirkan bagaimana pemainnya cepat pulih agar bisa kembali membela Rossonerri.
“Ini akan menjadi musim yang seimbang dan akan sulit bagi semua orang untuk melakukan lebih baik dari musim lalu.”
“Tujuh klub teratas adalah tim yang kuat, Fiorentina semakin dekat ke level tinggi. Ini adalah liga yang sangat kompetitif karena banyak klub yang ingin menang,” tutup Pioli.
2. Jadwal Piala Dunia Berubah, Netizen Protes
FIFA belakangan menggeser jadwal Piala Dunia 2022 sehari lebih awal. Keputusan tersebut sontak memicu gelombang protes dari netizen yang merasa dirugikan.
Rumor tentang perubahan jadwal Piala Dunia 2022 sejatinya sudah berhembus sejak lama. Duel Senegal vs Belanda akan menjadi pertandingan pembuka.
Namun, FIFA membuat keputusan untuk mengganti jadwal, dan menjadikan pertandingan antara Qatar vs Ekuador sebagai pembuka.
Hal tersebut tentunya dilakukan FIFA,demi membuat tuan rumah dapat memainkan pertandingan pembuka, seperti tradisi Piala Dunia sebelumnya.
Kebiasaan menjadikan tuan rumah sebagai laga pembuka turnamen bergengsi antar negara di seluruh dunia ini sudah berlangsung sejak Piala Dunia 1938.
Baca selengkapnya: Mendadak Ubah Jadwal Piala Dunia 2022 dan Rugikan Penonton, FIFA Digeruduk Netizen