Nugroho Setiawan, Security Officer Berlisensi FIFA Paham Betul Sistem Keamanan Pertandingan
FOOTBALL265.COM - Kenali Nugroho Setiawan, satu-satunya orang Indonesia berlisensi FIFA Security Officer yang paham betul mengenai sistem keamanan pertandingan.
Baru-baru ini, publik Indonesia dikejutkan dengan tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang. Banyak pihak menyoroti sistem keamanan dari pertandingan Liga 1 Indonesia antara Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Salah satu yang menjadi perbincangan adalah Nugroho Setiawan. Dia merupakan satu-satunya orang Indonesia pemegang lisensi FIFA Security Officer.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang itu menjadi perhatian khusus karena sistem keamanan kurang maksimal.
Sebuah utas di Twitter menyebutkan bahwa Nugroho Setiawan dulu merupakan angota PSSI. Dia juga memiliki peran untuk membekali polisi mengenai SOP keamanan dalam sepak bola.
Sayangnya, Nugroho tiba-tiba angkat kaki dari PSSI tanpa kejelasan. Sungguh kerugian besar mengingat kapasitasnya yang sangat dibutuhkan oleh federasi.
Nugroho Setiawan sempat menjabat FIFA Hygiene Officer ketika pandemi Covid-19. Dia merupakan satu-satunya petugas dari Indonesia.
Ketiadaan sosok Nugroho, yang sangat paham soal penanganan keamanan sepak bola, di PSSI sangat disayangkan mengingat Tragedi Kanjuruhan berkaitan erat dengan kesalahan prosedur pengamanan.
1. Menjadi Anggota TGIPF
Di sisi lain, Menko Polhukam, Mahfud MD, secara resmi mengumuman pembentukan tim pencari fakta Tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/22).
Kelompok yang diberi nama Tim Gabungan Independen Pencari fakta (TGIPF) itu dibentuk untuk mengusut tuntas tragedi berdarah di Malang.
TGIPF beranggotakan 13 orang yang terdiri dari menteri, akademisi, jurnalis, mantan pengurus PSSI, dan mantan pemain timnas Indonesia. Kelompok ini dipimpin langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Menariknya, Nugroho Setiawan turut masuk menjadi anggota TGIPF. Nugroho saat ini menjabat sebagai security officer di AFC.
Pada 2018, Nugroho sempat menyebutkan sepak bola Indonesia masih jauh dari harapan dan belum bisa menjadi sarana hiburna.
“Sepak bola ini stakeholder-nya banyak. Mulai panitia penyelenggara, media, suporter, hingga aparat kepolisian. Semua harus benar-benar komitmen mengenai masalah keamanan,” tutur Nugroho dikutip dari laman PSSI.
“Menyepelekan satu hal kecil tentang keamanan bisa membuka celah untuk sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dalam sebuah pertandingan,” pungkansya.
Nugroho sendiri sudah tidak lagi berada di PSSI pada 2020. Pada saat itu publik mengira dia angkat kaki karena terpaksa menyingkir dari federasi.
2. Mahfud MD bentuk Tim Pencari Fakta
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD membentuk tim pencari fakta Tragedi Stadion Kanjuruhan pada konferensi pers, Senin (03/20/22).
Dalam konferensi pers tersebut, Mahfud MD mengutarakan beberapa tugas pokok dari tim pencari fakta. Dia didampingi oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Sekjen PSSI, hingga KONI.
“Pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menjatuhkan hingga 125 korban,” tutur Mahfud dalam sesi konferensi pers.
Dalam keterangannya Mahfud juga berharap agar korban jiwa dari Tragedi Kanjuruhan ini tidak bertambah ke depannya.
Baca selengkapnya: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD Bentuk Tim Pencari Fakta