x

Liga Champions: 4 Hal yang Bayern Munchen Petik dari Kekalahan Barcelona atas Inter Milan

Rabu, 5 Oktober 2022 11:56 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Juni Adi
Sadio Mane melepaskan tembakan berbuah gol di laga Bayern Munchen vs Viktoria Plzen (04/10/22). (Foto: REUTERS/Michaela Rehle)

FOOTBALL265.COM – Berikut empat hal yang bisa Bayern Munchen petik dari kekalahan Barcelona atas Inter Milan di pertandingan lanjutan Liga Champions.

Seperti yang diketahui, salah satu kompetisi yang ditunggu-tunggu pencinta sepak bola, yaitu Liga Champions, kembali berlanjut di tengah pekan ini.

Baca Juga

Walaupun cukup jeblok di Liga Jerman, Bayern Munchen sendiri malah tampil beringas di kompetisi Liga Champions di musim 2022/2023 ini.

Die Bayern malah mampu menyapu bersih tiga kemenangan yang sudah dilakoni dan mampu mencetak sembilan gol dan mencetak tiga kali nirbobol.

Ya, di laga pembuka UCL, tim asuhan Julian Nagelsmann ini mampu mengandaskan raksasa Liga Italia, Inter Milan, dengan skor 0-2.

Baca Juga

Bahkan, saat menjamu raksasa Liga Spanyol, Barcelona, yang tengah dalam tren positif pun, laju Die Roten juga tidak terhentikan setelah mengalahkan pasukan Xavi Hernandez dengan skor 2-0.

Terbaru, Bayern Munchen menggilas Viktoria Plzen dengan skor lima gol tanpa balas. Dalam pertandingan tersebut, Leroy Sane mencetak dua gol di menit ke-7 dan ke-50.

Sementara itu, tiga gol lain dilesatkan oleh Serge Gnabry (’13), Sadio Mane (’21), dan Eric Maxim Choupo-Moting di menit ke-59.

Baca Juga

Di sisi lain, Barcelona secara mengejutkan harus kecolongan tiga poin kala melawat ke Italia untuk bertandang melawan Inter Milan.

Berikut ini empat hal yang setidaknya bisa dipetik Bayern Munchen atau mungkin semua klub dari kekalahan Barcelona atas Inter Milan:


1. Catenaccio Masih Hidup dan Kuat

Hakan Calhanoglu merayakan gol bersama rekan-rekannya di laga Inter Milan vs Barcelona (05/10/22). (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo)

Terdapat sebuah hal yang menakjubkan di sini sebab di Catenaccio masih kuat di tahun 2022. Sebagai informasi, Catenaccio bisa dibilang taktik pertahanan gerendel khas Italia.

Dengan demikian, Catenaccio adalah strategi permainan dengan pertahanan yang terorganisir dan efektif supaya lawan kesulitan menyerang atau menjaringkan gol.

Baca Juga

Ya, Barcelona terkelabuhi oleh taktik tertua di dunia sepak bola itu, bahkan Inter Milan tidak terlihat terlalu mengancam saat menjalankan strategi itu.

Nerazzurri menunjukkan pertahanan berkelas sehingga tidak menciptakan ruang bagi Pedri cs untuk bernapas dengan membangun serangan.

Stefan de Vrij terus menempel pada Robert Lewandowski layaknya orang yang sedang kasmaran. Ousmane Dembele terus-menerus mencoba dribble bek yang tengah menunggunya. Bahkan, Pedri tidak menemukan celah untuk mengumpan bola.

Baca Juga

Xavi Tidak Punya Rencana Cadangan

Ketika taktiknya tidak berjalan dengan baik, La Blaugrana tampak tidak menunjukkan respons yang signifikan untuk mengubah strateginya. Hal itu terjadi kala Barca dikalahkan Bayern Munchen dan juga Inter Milan.

Ya, Xavi tidak punya rencana lain ketika bagaimana crossing Dembele tidak sampai ke Lewandowski, apa yang harus dilakukan jika Pedri tidak bisa masuk kotak penalti untuk membantu serangan, dan lain sebagainya.

Mereka kehilangan sosok Lionel Messi yang bisa mengobrak-abrik pertahanan seorang diri dan mencetak gol dari pertahanan yang ketat.

Baca Juga

Namun, ia sudah tiada dan setidaknya lupakanlah pria asal Argentina itu dahulu. Intinya, El Barca tidak memiliki pemain kreatif yang mampu menyuplai umpan manja layaknya Thomas Muller atau Kevin De Bruyne yang bisa memberi umpan matang walau di tengah pertahanan yang rapat.

Saat berhadapan dengan pertahanan kokoh Inter Milan, Barcelona asuhan Xavi ini terrus melakukan crossing di dalam kotak penalti dengan harapan Lewandowski bisa mencetak gol.

Ya, mungkin cara tersebut efektif dalam kebanyakan situasi, tetapi taktik tersebut bukanlah solusi yang paling kreatif di tengah kebuntuan La Blaugrana.


2. Performa di Liga Tidak Sama dengan di Liga Champions

Kemenangan Barcelona atas Mallorca mengantarkan tim ke puncak Liga Spanyol (02/10/22). (Foto: REUTERS/Vincent West)

Grup C adalah grup seru sebab terisi oleh para raksasa Liga Italia, Jerman, dan Spanyol. Namun, tentu performa di liga tidak bisa disamakan dengan di Liga Champions.

Barcelona tengah merajai Liga Spanyol saat ini, tetapi terseok-seok di Grup C dan juga terancam tidak lolos ke fase berikutnya.

Baca Juga

Inter Milan memang cukup compang-camping di Liga Italia saat ini, tetapi mampu memberikan perlawanan ke Bayern Munchen dan juga mencuri poin penuh dari Barcelona di UCL.

Sementara itu, Viktoria Plzen yang tak terkalahkan di Liga Ceko menjadi bulan-bulanan tiga raksasa benua Eropa tersebut.

Grup C Menjadi lebih Menarik

Permainan sepak bola memang tidak bisa diprediksi sama halnya yang terjadi di Grup C. Setidaknya Barcelona dan Bayern Munchen adalah calon tim yang difavoritkan untuk lolos ke fase berikutnya.

Sementara itu, Inter Milan tampak seperti klub yang bakal terlempar ke Liga Europa nantinya. Asumsikan tiga raksasa tersebut bisa mengambil poin penuh melawan Viktoria Plzen. Dengan demikian, perolehan poin bakal menjadi Bayern Munchen 12, Inter Milan 9, dan Barcelona 6.

Bahkan, jika Barca mengalahkan Inter di Camp Nou, head-to-head atau selisih gol bisa menjadi penentu kemenangan.

Selain itu, selalu ada kemungkinan Bayern bisa kalah dari Inter dalam hal ini Barca juga membutuhkan hasil yang baik melawan Bavarians.

Saat ini, sepertinya Bayern difavoritkan untuk lolos dari grup, tetapi ini menciptakan skenario yang mana Barca dan Inter bisa mengungguli pasukan Nagelsmann ke Babak 16 Besar.

Jika Barca mengalahkan Inter Milan dan Bayern Munchen kalah dalam pertandingan terakhir mereka (vs Barca dan Inter), ketiga tim akan berakhir dengan masing-masing 12 poin. Dalam hal ini, aturan tiebreak akan berlaku dan head-to-head akan menjadi penting.

BarcelonaLiga ChampionsBayern MunchenInter Milan

Berita Terkini