Tak Temukan Indikasi Serangan Suporter, Komnas HAM Soroti Tajam Aksi Aparat Keamanan
FOOTBALL265.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan fakta bahwa tidak ada upaya penyerangan yang dilakukan suporter dalam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (01/10/22) lalu.
Rentetan dari tragedi yang menyebabkan tumbangnya ratusan korban jiwa itu memang bermula dari masuknya dua suporter dari sisi timur Stadion Kanjuruhan.
Suporter itu terindikasi kuat sedang kecewa berat atas kekalahan tim berjulukan Singo Edan dengan skor 2-3, dalam Derby Jatim melawan Persebaya Surabaya.
Dalam sejumlah tayangan video, dua suporter itu memang tidak mengarah ke tindakan kekerasan. Mereka malah tampak merangkul beberapa pemain setelah kekalahan derby itu.
Ketika itu, Skuad Arema FC memang rutin berdiri melingkar sesuai garis tengah lapangan untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebesaran Arema bersama Aremania.
"Tidak ada kekerasan dalam situasi tersebut. Kami sudah bertemu dengan beberapa pemain soal (momen) itu," tukas Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan, Choirul Anam pada Rabu (05/10/22).
"Kejadiannya ada waktu sekitar 15 sampai 20 menit setelah peluit panjang wasit. Suasananya masih terkendali," beber dia.
Namun, situasi kemudian berubah ketika banyak dari suporter berusaha merangsek pemain, dengan indikasi melakukan tindakan serupa, sebagaimana dua rekannya itu.
Di sinilah, Komnas HAM melihat pihak keamanan salah persepsi dengan serbuan suporter itu. Mereka kemudian memukul mundur kerumunan suporter dari tengah lapangan.
Situasi semakin kacau ketika petugas kemudian menembakkan gas air mata. Kemungkinan besar, ada upaya mencegah suporter yang berada di tribun untuk merangsek ke lapangan dengan jumlah lebih besar.
1. Luruskan Persepsi
Komnas HAM sekaligus berupaya untuk meluruskan berbagai isu yang beredar di publik, bahwa masuknya suporter ke lapangan karena ingin bertindak kekerasan.
Persepsi itu yang kini terbentuk dan disimpulkan oleh publik dalam menyikapi tragedi dengan jumlah total 131 korban meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka itu.
"Kami sudah mendengar dari berbagai keterangan, bukan begitu kejadiannya. Tidak hanya masyarakat Malang, tapi masyarakat luas mesti meluruskan ini," ungkap Choirul Anam.
Sementara soal penembakan gas air mata, Komnas HAM melihat tidak unsur urgensinya. Momen inilah yang membuat ribuan suporter panik dan saling berjejal berebut akses keluar stadion.
"Seharusnya kalau tata kelola pengamanan yang baik, tidak akan menimbulkan peristiwa yang memilukan ini," pungkas dia.
Soroti Penggunaan Gas Air Mata
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turut menyelidiki tragedi Kanjuruhan yang terjadi usia laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/22).
Sorotan Komnas HAM ada pada satu titik utama sepanjang menelisik kasus itu, yaitu mengapa ada gas air mata yang dilontarkan pihak keamanan.
Padahal, keberadaan senjata pengurai massa itu sudah jelas-jelas tidak diperbolehkan dalam aturan sepak bola. FIFA atau federasi sepak bola dunia melarangnya dalam Pasal 19 perihal Regulasi Pengamanan dan Keselamatan.
"Satu pertanyaan mendasar dengan melihat manajemen keamanan adalah, mengapa sampai ada gas air mata? Padahal di aturan FIFA dilarang," ujar Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan, Choirul Anam, pada Kamis (05/10/22).
Pihaknya pun menduga, ada miskomunikasi yang terjadi di antara para pemegang kebijakan dalam gelaran pertandingan sepak bola di Liga 1 tersebut.
2. FIFA dan AFC Segera Sambangi Indonesia
Perwakilan FIFA dan AFC direncanakan menyambangi Indonesia dalam waktu dekat guna menindaklanjuti pascakejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kamis (06/10/22).
Kabar kedatangan FIFA dan AFC diutarakan oleh Wakil Sekjen PSSI, Maike Ira Puspita. Maaike menjelaskan kedatangan FIFA dan AFC untuk memberikan dukungan kepada PSSI usai Tragedi Kanjuruhan.
Kedatangan mereka juga tidak menyinggung perihal investigas kejadian di Kanjuruhan. "Per hari ini, bisa saya sampaikan bahwa FIFA dan AFC akan mengirimkan delegasinya, representasinya, untuk datang ke Indonesia, memberikan dukungan pendampingan," ucap Maaike.
"Bukan investigasi. Jadi untuk duduk bersama PSSI untuk mendengarkan secara langsung bagaimana kejadiannya," ujarnya.
Maaike menjelaskan PSSI saat ini memang sedang dalam posisi sulit imbas kejadian di Stadion Kanjuruhan, markas Arema FC. Untuk itu kedatangan FIFA dan AFC untuk memberikan dukungan terhadap PSSI dalam menghadapi Tragedi Kanjuruhan.
Baca selengkapnya: FIFA dan AFC Segera Sambangi Indonesia Beri Dukungan Terkait Tragedi Kanjuruhan