Masih Tak Puas, Panpel Persis Solo Inginkan Pertemuan Lagi Bahas Evaluasi Liga 1
FOOTBALL265.COM - Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persis Solo berharap ada pertemuan lanjutan terkait evaluasi Liga 1 buntut Tragedi Kanjuruhan.
Panpel Persis Solo merasa belum puas belum puas dengan hasil pertemuan yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (6/10/22).
Menpora RI Zainudin Amali mengundang perwakilan klub serta suporter di Auditorium Wisma Menpora. Pertemuan itu dihadiri manajer tim serta ketua panpel semua klub Liga 1.
Selain itu, hadir pula empat elemen suporter, mulai dari Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta dan Persib Bandung. Pertemuan berlangsung sekitar 2,5 jam.
Dalam pertemuan itu, Menpora RI memberi kesempatan perwakilan klub dan suporter menyampaikan pendapatnya. Namun, karena pertemuan yang terbilang singkat, pembahasan tak mengarah ke hal detail.
Makanya, Panpel Persis Solo berharap pertemuan untuk mengevaluasi pengamanan pertandingan Liga 1 digelar lagi dan dilakukan pembicaraan yang lebih detail.
"Belum ke teknis, belum membahas detail. Jadi evaluasi dan perubahan peraturan ya belum terlihat apa yang akan diubah dan apa yang akan dievaluasi. Besar harapannya kedepan ada pertemuan lagi agar penyelenggaraan sepak bola menjadi lebih jelas," kata Ketua Panpel Persis Solo, Ginda Ferachtriawan, Jumat (7/10/22).
Penetapan ketua panpel Arema FC, Abdul Haris, sebagai tersangka atas Tragedi Kanjuruhan membuat panpel 17 tim Liga 1 2022/2023 menjadi was-was.
Makanya, perlu dilakukan evaluasi dan penyamaan Standard Operating Procedure (SOP) pengamanan pertandingan Liga 1. Evaluasi ini tak bisa diselesaikan dalam pertemuan kemarin.
"Ya kita siap bertanggung jawab ketika kita salah, tapi kan tanggung jawab ini disepakati dulu," tutur Ginda.
1. Tak Puas dengan Pertemuan di Jakarta
Dalam pertemuan tersebut, Ginda menyebut hanya beberapa tim saja yang dimintai pendapat. Padahal, Ginda yakin bahwa setiap klub memiliki permasalahan berbeda, yang bisa dijadikan pembahasan dalam evaluasi.
"Setiap panpel bisa menyampaikan persoalan, baik itu dari infrastruktur, baik itu dari bantuan keamanan, baik dari support Pemda selaku pemilik stadion. Nantinya itu bisa dijadikan topik bersama," papar Ginda.
Andai pertemuan lanjutan kembali digelar, Ginda ingin penyamaan soal SOP pengamanan pertandingan Liga 1. Menurut Ginda, ada banyak hal yang perlu dibahas secara detail.
"Ketika ada kejadian, apa SOP yang akan dilakukan. Contoh saja, apa yang harus dilakukan saat ada pelemparan, saat ada penonton masuk lapangan, saat ada kericuhan dan saat evakuasi. Ini harus disamakan persepsinya. Lalu, pembagian tugas, mana yang menjadi kewajiban panpel, mana yang jadi kewajiban pihak keamanan dan pihak stadion," ungkap Ginda.
Menurut Ginda, seluruh Panpel klub-klub Liga 1 pasti setuju ketika penyamaan SOP dilakukan terlebih dahulu sebelum liga kembali digulirkan. Ini sebagai antisipasi agar selanjutnya Tragedi Kanjuruhan tak terjadi lagi.
"Pasti, dilakukan evaluasi terlebih dahulu baru kemudian Liga 1 dijalankan lagi," tegas Ginda.
Sejauh ini, Persis Solo sudah mengadakan lima pertandingan di Stadion Manahan Solo. Seluruh laga tersebut dihadiri suporter dari tim tamu dengan jumlah bervariasi.
PSIS Semarang menjadi tim yang mengirimkan suporter paling banyak. Lebih dari 2.000 anggota Panser Biru dan Snex membanjiri Manahan dalam Derby Jateng, 3 September 2022 lalu.
Lalu, tempat kedua diduduki suporter dari Bali United yang berjumlah sekitar 500 orang. Jumlah hampir sama juga dikirimkan tim Madura United.
Dari lima laga tersebut, tak pernah ada peristiwa yang membuat panpel Persis Solo bersama petugas keamanan bekerja keras. Seluruh laga bisa berjalan lancar. Bahkan, saat Persis Solo kalah dari Persita Tangerang 1-2, para suporter bisa menerima hasil itu.
2. Liga 1: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Persis Tuntut Reformasi Sepak Bola Indonesia
Persis Solo merilis pernyataan sikap terkait Tragedi Kanjuruhan. Laskar Sambernyawa membuat empat tuntutan, salah satunya reformasi kepengurusan sepak bola Indonesia.
Persis Solo ikut bersedih dengan terjadinya Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/22). Bencana tersebut menewaskan 129 suporter dan dua anggota Polri.
Tragedi itu bukan hanya terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Bahkan, jumlah korban yang tewas menduduki peringkat kedua sepanjang sejarah sepak bola dunia.
Maka dari itu, Persis Solo membuat pernyataan tegas. Mereka membuat empat tuntutan resmi agar segera dipenuhi sebelum Liga 1 2022-2023 digulirkan lagi.
"Kami memanjatkan doa untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan, agar diberi kekuatan dan ketabahan untuk melewati peristiwa duka ini," bunyi pernyataan pembuka Persis Solo, Jumat (7/10/22).
Baca selengkapnya: Liga 1: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Persis Tuntut Reformasi Sepak Bola Indonesia